Pisau lipat yang sudah mendapatkan korbannya itu kini terlepas dari pegangannya. Tangan kristal menggigil dan kakinya tiba-tiba mundur kebelakang.
"KAI!!!" teriak Nayeon langsung bersimpuh ke arah pria yang tergeletak dengan darah di perutnya.
Beberapa menit sebelumnya, sebuah teriakan membuat langkah Nayeon terhenti dan menoleh kebelakang. Sehun, teriakan itu berasal dari pria itu dengan berlari ke arahnya, tak jauh dari pria itu ia juga melihat kai juga tergesa-gesa ke tempatnya.
Langkah Sehun terhenti, ketika ia tidak sengaja menabrak sebuah troli seorang pengunjung, di mana isi troli tersebut sudah berhamburan keluar. Baru beberapa detik saat ia bangun dari jatuhnya ia sudah melihat kai berlari dan memeluk gadis itu dengan cara memutar tubuhnya.
Tanpa di duga, kristal yang sudah kepalang tanggung malah menusuk kai tanpa sengaja. Saat Nayeon di peluk kai, ia bisa mendengar rintih kesakitan pria itu apalagi ketika pelukannya menjadi longgar dan ambruk ke lantai.
Belum mengerti apa yang terjadi, sebuah dentingan pisau yang jatuh dari pegangannya, membuat mata Nayeon melebar dan mulut menganga, pisau itu sudah penuh darah.
Nayeon mengangkat kepala kai dan menaruhnya dipangkuan gadis itu, air mata yang tanpa diundang jatuh luruh begitu saja dengan isakan yang menyertainya.
Jepretan kamera untuk mengambil kejadian tersebut berbunyi di mana-mana, dan incaran utama mereka adalah korban dan si pelaku yang kini sudah mengigit kuku jarinya yang gemetaran.
Kristal tampak seperti orang linglung sekarang, belum tatapan aneh yang di dapatnya dari orang sekelilingnya ditambah ketika pria yang dicintainya kini tengah meregang nyawa karena ulahnya.
Sehun memerintahkan orang-orangnya untuk mengamankan kristal, tanpa melawan sedikitpun kristal terlihat pasrah ketika dua orang pria memeganginya.
"Kai," gumamnya sendu, ini tak seperti rencananya. Kenapa pria itu yang terkapar di sana, bukan ini yang ia inginkan, bahkan ia terus mengeleng melihat tangannya sendiri yang masih ada bekas darah pria itu.
Sehun menghampiri Nayeon yang kini terisak-isak.
"Tolong dia," pinta Nayeon ketika Sehun datang. Wajah pria itu terlihat datar, tak ada raut khawatir dan kecemasan di sana.
"Bodoh," rutuknya dan tak lama jae juga datang berserta beberapa orang yang langsung mengangkat kai untuk di bawa ke rumah sakit, agar nyawa pria itu tertolong, Nayeon ingin menyusul pria itu namun sebuah langkahnya terhenti ketika sehun menariknya kasar ke arah pria itu.
"Apa yang kau lakukan, lepaskan aku!!!" Teriak Nayeon.
"Membiarkanmu menyusul pria itu, tidak akan!" Ucap Sehun mencengkeram erat pergelangan tangan Nayeon, mata Sehun berkilat marah, wajahnya yang semula datar kini nampak lebih dingin dengan aura intimidasi yang dikeluarkannya.
"Apa urusannya denganmu, dia mengorbankan dirinya untuk menolongku!"
"Itu kebodohannya dan sudah menjadi resiko untuknya," jawab Sehun.
Sungguh kini mereka sudah menjadi tontonan sekarang.
"Tuan oh, kau tidak punya hak untuk melarangmu! Karena kau bukan siapa-siapaku!" Kata Nayeon mencoba melepaskan tangannya tapi tetap saja pria itu tidak terlihat melonggarkannya malah sebaliknya.
"Jangan tanya hakku untuk melarangmu, bukankah sudah tahu jelas kau adalah tanggung jawabku dulu, sekarang dan masa depan."
Nayeon berdesis, ia tidak punya waktu untuk meladeni omongan Sehun yang terkesan memiliki hubungan dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROWN (END)
Fiksi PenggemarIm Nayeon aktris ternama dengan berbagai konflik yang menghiasi karirnya. Memiliki sikap angkuh yang tiada batas, selalu meremehkan orang lain, keras kepala, dan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, dan selalu mendapatkan garis keberuntungan. Ki...