Nayeon begitu kesal saat ia dihadang oleh para pengawal yang menjaga ke diaman putra mahkota. Para pengawal mengatakan kalau putra mahkota sedang tak ingin diganggu, persis dengan apa yang dikatakan oleh pangeran Jong in.
"Apa kalian lupa siapa aku?" Ujar gadis itu geram, ia melihat dua pengawal itu tertunduk diam.
Jujur, dirinya menjadi terasa lebih panas dan gampang emosian tersulut ucapan pangeran jong in.
Cinta masa kecil?
Kata-kata itu membuat perasaan gadis itu jadi kacau. Tanpa banyak bicara gadis itu langsung masuk tanpa dicegah sedikit pun oleh kedua pengawal itu.
Deg.
Langkahnya terhenti ketika melihat pria yang akan menjadi suaminya itu sedang dicium oleh seorang wanita dengan begitu posisi yang sangat dekat, wanita itu pasti ji yi ia terlihat begitu anggun sekali seperti seorang putri.
Putra mahkota hanya mematung, ia juga terlihat shock dengan apa yang dilakukan ji yi secara tiba-tiba, ia juga kelihatan tak menolak ketika wanita itu mencium bibirnya walau hanya sekilas.
Tangan Nayeon terkepal, sudut bibirnya sedikit terangkat, matanya penuh kebencian melihat ini. Orang yang ditunggu-tunggunya cukup lama itu ternyata sedang bermesraan.
Kejadian ini mengingatkannya pada penghianatan yang dilakukan kai padanya, kenapa harus terulang lagi? Dan rasanya sungguh menyakitkan dari sebelumnya, darahnya terasa mengalir lebih cepat ke kepala dan mendidih di suhu yang sangat panas.
Prok, prok, prok.
Suara tepuk tangan itu menyadarkan ji yi dan putra mahkota yang langsung menoleh kearahnya, Nayeon menatap mereka tajam terutama putra mahkota yang seperti tertangkap sedang berselingkuh.
"Putri mahkota, kau_"
"Kenapa? Apa aku mengganggu urusan penting kalian? Melihat dari wajah kalian, jawabannya benar karena aku datang di waktu yang tidak tepat," kata Nayeon tajam memotong ucapan putra mahkota.
Putra mahkota yakin kalau gadis itu sudah salah paham padanya. Nayeon mengikis jarak berjalan dengan tangan bersedekap di dada memandangi ji yi dari ujung kaki sampai ke ujung rambut, kemudian gadis mangguk-mangguk.
"Gadis yang cantik dan begitu anggun," puji Nayeon yang seperti sebuah tamparan untuk putra mahkota.
Na ji yi gadis itu terlihat sedikit menunduk, ia merasa wanita yang menyandang status sebagai putri mahkota itu memiliki aura yang mengintemidasi cukup kuat, walaupun hanya baru saat ini mereka bertemu.
"Nona, ini terlihat cocok jadi pedampingmu putra mahkota," kata Nayeon tenang namun ada kemarahan dibaliknya.
"Putri mahkota!" Tegur putra mahkota mendengar ucapan Nayeon yang sudah keluar batas.
"Putri mahkota ini tidak seperti yang kau lihat," kini gadis yang bernama ji yi itu angkat bicara berusaha menjelaskan apa yang terjadi.
"APA KAU PIKIR AKU BUTA? KALIAN BERCIUMAN!!!" ujar Nayeon langsung mendorong gadis itu hingga terjatuh emosinya benar-benar sudah tidak dapat di kontrol.
Putra mahkota yang melihat itu langsung menghampiri ji yi dan membantunya berdiri.
"APA YANG KAU LAKUKAN Hah? KAU TAK BERHAK MENYAKITINYA!!" putra mahkota membentak gadis itu. Nayeon tertegun untuk beberapa saat sebelum ia mendaratkan sebuah tamparan pada wajah seseorang.
plak
Ji yi menutup mulutnya melihat Nayeon yang beraninya menampar putra mahkota, sedangkan laki-laki yang wajahnya semula kesamping kini menatap lekat-lekat wajah perempuan yang baru menamparnya pertama seumur hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROWN (END)
FanfictionIm Nayeon aktris ternama dengan berbagai konflik yang menghiasi karirnya. Memiliki sikap angkuh yang tiada batas, selalu meremehkan orang lain, keras kepala, dan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan, dan selalu mendapatkan garis keberuntungan. Ki...