Semua murid kelas 12 Multimedia mendengarkan penjelasan Guru lelaki yang sudah memasuki kepala empat itu dengan malas-malasan. Terkadang ia membenarkan kacamata di pangkal hidungnya yang turun.
Sayangnya guru dengan metode belajar membosankan itu merupakan wali kelas 12 multimedia, sehingga dengan sangat terpaksa semua murid mendengarkan. Sebagai tanda hormat.
Akhirnya bel pulang berbunyi, inilah saat yang paling dinantikan. Semua murid bersorak gembira dan segera membereskan buku serta alat tulis sebelum meninggalkan ruang kelas.
"Semuanya langsung pulang. Ndak ada yang keluyuran," ucap Sang guru dengan logat Jawanya. Kemudian melangkahkan kaki keluar kelas.
Albas langsung menuju parkiran untuk mengambil motor. Setelah ia pamit dengan geng vobrama untuk pulang lebih dulu. Biasanya mereka memang tidak langsung pulang tetapi berkumpul di rumah bang Ghany. Entah untuk merokok, ngobrol, atau sekedar numpang tidur.
Kurang lebih 10 menit, Albas memberhentikan motornya tepat di depan pagar sekolah yang bertuliskan SMK Bangsa Harapan. Matanya menangkap gadis yang ia ingin temui dengan cepat.
"Zia," panggil Albas membuat Zidya mendekat ke arahnya.
"Albas. Ngapain ke sini?" Zidya memasang ekspresi bingung. Darimana cowok itu tau sekolahnya? Bukannya terakhir kali Albas hanya mengantarnya sampai rumah.
"Mau nganterin lu pulang."
"Tau darimana gua sekolah di sini?"
"Perlu gua jelasin? naik, gua anter lu pulang." Nada bicara Albas terdengar santai. Menurutnya hal sepele seperti ini tidak perlu ditanyakan. Membuang waktu.
Satu motor sport abu-abu dari dalam sekolah, berhenti tepat di samping Zidya. Membuat Albas dan Zidya menatap pengendara.
Jef membuka helm miliknya. Menatap Albas tajam, kemudian beralih menatap Zidya lembut. "Ayo Zi."
"Maaf Al, lain kali aja ya." Zidya segera membonceng Jef. Dengan kecepatan sedang motor yang dinaiki Jef berlalu dari hadapan Albas.
"Sial!!"
******
"Tadi siapa Zi?" tanya Jef, sesekali matanya merilik Zidya dari spion.
"Temen. Gua lupa ngenalin lu sama dia."
"Yakin cuma temen?"
"Iya. Emang kenapa?"
"Nggak apa-apa. Tapi, lu yakin temenan sama berandal kaya dia?"
"Berandal gimana maksud lu?" Zidya tidak mengerti mengapa Jef bertanya seperti itu. Baginya berteman boleh dengan siapa pun, yang terpenting tau batasan.
"Liat aja penampilannya tadi, nggak mencerminkan anak baik-baik."
"Don't judge a book by it's cover."
"Gua nggak mau kalo lu salah bergaul doang Zi."
"Iya Jef, gua ngerti. Thanks buat sarannya."
Jef kembali fokus pada jalanan di hadapannya. siapa pun cowok itu bagi Zidya, ia akan terus berusaha agar menjadi yang terbaik untuk gadis itu.
******
Cahaya yang redup-redup membuat beberapa pengunjung semangat meliuk-liukan badannya di lantai dansa mengikuti dentuman musik. Tempat itu kini di penuhi banyak pengunjung bahkan desak-desakan yang dirasa tidak membuat mereka pantang menyerah untuk meninggalkan tempat itu.
"Al, margarita 1."
Dengan cekatan Albas mulai mencampurkan tequila, cointreau yang sudah ditakar dan jeruk nipis peras. Semuanya dituangkan ke dalam shaker dengan es, mengocoknya dan disaring ke gelas Margarita.
Ia langsung menyerahkan pesanan kepada Jimy. Membuat cowok itu beranjak dari tempatnya menuju salah satu meja di bagian tengah.
"Ganteng, sweaty shooter 1," ucap cewek di hadapan Albas sambil memamerkan bagian tubuh yang tidak terbalut pakaian, suaranya dibuat selembut mungkin.
Melihat itu Albas hanya menatap tak tertarik, dengan cepat ia langsung membuatkan pesanannya.
Saat menyerahkan gelas, dengan sengaja cewek itu menyentuh tangan Albas lembut berniat menggoda. "Temenin saya dong. Saya sendiri nih," ucap gadis itu manja diakhiri dengan mengedipkan sebelah mata.
"Lu terlalu buruk buat gua," ucap Albas santai, wajahnya bahkan menampakan ekspresi datar.
"BANGSAT! Lu siapa berani ngomong kaya gitu?" cewek itu meninggikan intonasi suaranya beberapa oktaf. Merasa tak terima dengan ucapan Albas yang keterlaluan.
"Lu siapa berani ngegoda gua?" Albas balik bertanya. Membuat cewek itu dengan cepat berlalu dari hadapan Albas.
"Lu kenapa biarin dia pergi Al. Kalo nggak mau mending buat gua," ujar Jimy yang baru kembali mengantar pesanan.
"Otak lu konslet? Sama cewek murahan kaya dia aja mau," ucap Albas sarkastis.
"Mulut lu pedes banget Al. Persis ema-ema lagi PMS."
Mendengar itu, Albas tak ambil pusing. Ia kembali sibuk membersihkan meja barnya yang kotor.
"Wih ada cewek cantik nih, bisalah malem ini," ucap pria yang mulai kehilangan kesadarannya sambil mencolek lengan gadis yang kini terlihat risih.
"Jangan berani lu nyentuh gua."
"Aduh kalo galak gini makin cantik," ucap pria yang memakai jaket levis.
Gadis itu terus mencoba menyingkirkan tangan-tangan brengsek dari wajahnya. Kalau bukan karena ada urusan penting, ia males mendaratkan kaki di klub malam seperti ini.
"Ayo cantik, ikut kita aja. Kita seneng-seneng."
Plak
Pria yang memakai jaket levis langsung berdecih, kemudian memandang gadis di hadapannya tajam.
"KURANG AJAR!!" satu tamparan langsung didaratkan pada pipi gadis itu.
Gadis itu memegang pipinya yang sekarang terasa panas dan sakit, tapi tatapannya menatap remeh dua pria itu.
"Sepertinya emang lu perlu kita kasih pelajaran."
"Lepasin gua. Gua nggak ada urusan sama kalian," berontak gadis itu, ketika tangannya ditarik.
Kedua pria itu berhenti di ambang pintu Club, ketika sepasang tangan menepuk pundak keduanya. Mereka pun segera menoleh. Melihat siapa yang dengan berani menghentikan aksi seru ini.
"Gua paling nggak suka, ada tua brengsek yang kasar sama cewek," ucapan itu membuat keduanya kembali murka.
BUGH!
Pukulan yang tiba-tiba membuat cowok berkulit putih itu terjatuh ke lantai. Dirinya bangkit dan tersenyum sinis.
Cowok itu mulai bringas, mendaratkan pukulan berkali-kali pada dua tua brengsek yang mabuk. Tanpa memberikan kesempatan keduanya melawan.
BUGH!
BUGH!
BUGH!
BUGH!
Albas berdecih melihat dua bajingan itu sudah tidak berdaya di tempatnya. Ia paling tidak suka jika ada pria yang melakukan tindakan kurang ajar kepada cewek.
"Albas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate VS Love [Completed✓]
Teen Fiction⚠️ Aku saranin baca dari awal, biar gak bingung sama alur ceritanya ⚠️ 🌵🌵🌵🌵 Albas Geozery terkenal sebagai raja jalanan yang selalu memenangkan berbagai macam balapan, seorang siswa yang bahkan menjadi incaran para wanita seantero sekolah. Siap...