Samith terlihat diam duduk tenang di sofa besar yang berada di rumahnya dan di depannya terdapat seorang wanita yang terus saja menunduk dan meremas-remas ke sepuluh jarinya. Otak wanita itu sudah tidak mampu memikirkan apapun karena sudah cukup lelah dengan ini semua. Rasanya akan sangat menyiksa membayangkan apa yang terjadi pada ayahnya dan dirinya untuk hari ke depan.Satu kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya saat ini, bahwa Tuhan pasti sedang membenci dirinya. Satu tarikan napas bahkan terasa sangat menyakitkan. Wanita ini telah kehilangan keseluruhan tenaga untuk bisa tenang.
Ia bisa saja tertawa seperti orang gila, atau mungkin menjerit seperti perawan yang baru saja diperkosa secara paksa. Tapi justru wanita ini memilih untuk bungkam, dan menyita seluruh kekuatannya untuk disembunyikan.
Camryn memilih untuk memfokuskan pandangan ke seluruh ruangan. Ada berbagai aroma di sini, dan semua yang masuk ke dalam penciuman adalah tentang kesegaran. Pandangannya kembali mengelilingi setiap sudut, ada banyak kemewahan yang ada di sini.
Jika saja wanita ini datang satu Minggu sebelum hari ini, mungkin yang dilihat oleh mata akan berbeda. Rumah ini telah berubah cukup banyak, setiap detail hingga warna dinding mulai ikut dirubah. Aroma yang biasanya disukai oleh tuan rumah lama telah digantikan.
Rumah ini telah dilakukan renovasi beberapa minggu lalu sehingga terlihat lebih besar dan luas. Barang-barang yang biasanya mempersempit langkah sudah diatasi, semua yang ada di rumah ini penuh pesona. Bukan hanya tentang peletakan barang-barang, tapi juga dinding di hias dengan benar. Camryn dapat melihat di dinding yang terdapat bingkai foto besar, posisi gambar itu tertempel di dinding dekat tangga.
Gambar itu merupakan sebuah figura besar seorang wanita yang menggunakan gaun merah bersama pria kecil berusia empat tahunan. Wanita di sana terlihat duduk di sofa yang mewah berwarna merah darah dan anak laki-laki kecil itu sedang berdiri di samping wanita itu.
Mereka terlihat mirip satu sama lain, wajah mereka berdua sangat memesona. Satu dengan mata tajam dan gaun layaknya darah, satu lainnya dengan tatapan polos seakan tidak mengerti apa yang harus dilakukan.
Wanita itu bahkan memakai lipstik sama seperti gaun, sehingga memperlihatkan betapa angkuh sosoknya. Camryn menarik napas berulang kali, hanya dengan melihat figura itu ia dapat menyimpulkan jika sosok di sama adalah si pianis gila ini dengan ibunya.
Tapi melihat wajah polos bocah di sana, ia hampir tidak percaya jika pernah ada tatapan mata seperti itu. Camryn kembali tersentak ketika mendengarkan desisan kasar. Sepertinya pria yang telah menculiknya telah memerhatikan dirinya sedari tadi.
Samith memiringkan kepalanya ketika wanita itu akhirnya memutuskan perhatian dari figuran itu. Wanita ini harusnya merasa takut, bukan bersikap tenang, seolah ia diundang ke sini dengan hati terbuka. Ternyata memang benar darah Nelco ada di dalam tubuh wanita ini, semua terbukti dengan sifat sok beraninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pianist Say Good Bye √
RomantikSamith Honours, adalah seorang pianis dan Bos Besar muda, dengan sifat angkuh, seangkuh tuts piano menghantarkan setiap nada. Dia sudah lama menghilang semenjak perencanaan brutal orang-orang atas pembedahan otaknya secara paksa tanpa dia sendiri ta...