Mature content (not full)
♞
Musim semi benar-benar indah sekali dan Hubble dapat merasakan kehangatan itu. Dirinya ingin merasakan kebebasan sejenak dan mencoba terlepas dari masalah pekerjaannya yang berat. Kini ia memutuskan untuk berjalan-jalan di daerah Gereja dekat dengan berbagai macam pertokoan. Tidak ada niat untuk membeli sesuatu hanya untuk melihat-lihat saja dan menikmati udara kota di musim semi.Banyak tanaman yang mulai berubah warna di bagian daunnya dan terlihat sangat menyegarkan mata. Wanita ini entah kenapa merasa begitu sedih jika mengingat Rosario yang terpasang di Gereja itu karena adiknya sangat menyukai Rosario itu. Gereja ini mengingatkan dirinya pada sang adik, harinya seperti dicubit.
Tanpa sadar Hubble melihat seorang pria yang sedang berjalan seorang diri dengan jas yang dilepas dan dipegang. Pria itu terus berjalan sambil menggulung kemeja lengan panjangnya spai batas siku. Wanita kini tersenyum lebar melihat pria itu yang sepertinya baru keluar dari dalam Gereja dan terlibat perbincangan kecil dengan Pendeta tua di sana.
Samith Honours, sosok itu memang dirinya. Hubble tidak akan pernah melupakan pesona peia itu dan ia mampu mengingat dengan jelas seperti apa tubuh dan ketampanannya. Dalam pesona yang ia temukan, tanpa sadar Hubble baru sadar di dalam Gereja itu baru saja ada beberapa anak remaja yang yang tadi mengadakan acara agama dan Samith sepertinya baru menyelesaikan acara di sana untuk memainkan piano dengan sukarela untuk mendukung acara itu.
"Hai.." dengan senyuman yang masih melekat pada diri, wanita ini berjalan dengan perlahan untuk mendekati pianis itu dan menghentikan langkah pria itu untuk masuk ke dalam mobilnya.
Ini bukan hari yang buruk meskipun beberapa waktu lalu menjadi warna kelam untuk dirinya. Samith pikir setelah ia selesai menghibur anak-anak yang di pentas, ia akan langsung kembali ke rumah. Tapi satu sapaan menghentikan dirinya, dan entah kenapa ia enggan untuk membalas. Tapi meskipun seperti itu, ia tetap melakukannya.
"Anda.." pria ini sedikit ragu untuk mengenal karena sedikit merasa tidak sehat saat ini. Ia kehilangan kontrol diri, ditambah perdebatan dirinya dengan wanita kecil itu, semua bertambah suram.
Samith mengerutkan alisnya dengan bingung. Ia mengenal banyak wanita, dan bukan hanya mengenal, tapi juga mendapatkan sapaan yang lebih dari yang dipikirkan. Jadi ketika mendapatkan sapaan dari wanita yang berbeda, tentu dirinya tidak akan mengingat dengan benar. Lagipula semenjak opersi itu entah kenapa ingatannya mudah sekali pecah, ada beberapa hal yang terlewat oleh otaknya.
"Hubble, namaku Hubble. Kau masih mengingat diriku, bukan." Wanita itu terlihat begitu cerah, seperti menemukan jodohnya di tempat yang suci. Jodoh? Yang benar saja. Pianis itu bahkan tidak pernah memikirkan untuk memiliki romansa, apalagi seorang jodoh. Dengan wajah berbinarnya dan sifat manja, wanita itu memberikan ekspresi yang menuntut untuk diingat. Dan semua tindakan bodoh itu membuat pianis ini tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pianist Say Good Bye √
RomanceSamith Honours, adalah seorang pianis dan Bos Besar muda, dengan sifat angkuh, seangkuh tuts piano menghantarkan setiap nada. Dia sudah lama menghilang semenjak perencanaan brutal orang-orang atas pembedahan otaknya secara paksa tanpa dia sendiri ta...