"Kau gila Al! Kau pernah berkata mencintai wanita itu, tapi kenapa sekarang kau justru memanfaatkannya?" jika pria ini memanfaatkan banyak orang, itu hal wajar. Selama perjanjian kerjasama memang pria muda ini melibatkan banyak orang yang dimanfaatkan. Tapi Fertoe sekali lagi dikejutkan dengan pikiran aneh rekan mudanya ini. Ia yang tadi sedang tersenyum dengan segera menghilangkan tarikan bibirnya.
Telah banyak yang berubah dalam beberapa hari ini. Terutama saat di mana wanita itu menerima kerjasama untuk mencari tahu di mana keberadaan sertifikat di Paris, seakan hari terasa begitu menyenangkan. Mereka yang saat ini masih berada di pinggiran kota Napa mempermudah semua kegiatan yang diinginkan, dan itu berarti kapan saja Allergen dapat merampas Camryn jika ingin.
"Aku memang mencintainya tapi aku ingin pianis sialan itu membenci Camryn dulu. Dengan kebenciannya yang kembali maka niat pianis itu untuk melindungi kekasihku akan hilang. Ketika tidak ada lagi jiwa sok pahlawan, maka selanjutnya tidak sulit bagiku untuk merampas wanita itu. Pengkhianatan membuat pianis itu tidak ada memiliki alasan lain untuk melindungi wanita itu. Bukankah itu pemikiran yang bagus?" Allergen tertawa gembira, seakan-akan semua yang ia rencanakan memang begitu luar biasa. Sepertinya kesempatan yang pianis itu berikan untuk mantan temannya ini dan ayahnya intuk bertahan hidup sangat menjengkelkan. Karena mereka berdua tidak akan sedikitpun menyesali tindakan.
Napa tidak lagi terasa menarik, dan jujur saja Fertoe akan mengakuinya. Dulu ia pikir kota ini terasa sangat menyenangkan, apalagi saat melibatkan pembalasan dengan Samith. Tapi saat hari di man perasaannya kacau, maka semenjak itu ia lebih memilih unutk bertahan di kota ini dengan alasan yang berbeda.
Fertoe mendengkus, ia menyisir rambutnya dengan sedikit kesal. Semua orang benci dikhianati, apalagi Samith. Telah banyak yang putranya itu lakukan pada wanita tolol itu. Tapi apa yang disampaikan Allergen sepertinya memang benar satu-satunya cara agar pianis itu tidak posesif lagi adalah mendatangkan kembali perasaan benci yang kini telah hilang.
"Tidak sia-sia ternyata pianis itu membiarkan kita untuk bertahan hidup dan membuat rencana jitu. But.. Wait, apa kau tidak mencintai wanita itu atau ini hanya sekadar obsesi semata?" cinta dan obsesi itu berbeda tipis, tapi jika dilihat dari sebelah mata maka keduanya tidak berbeda. Setiap ada cinta di hati, pasti akan ada perasaaan obsesi untuk memiliki dan hidup bersama. Itu adalah keinginan alamiah manusia. Tapi obsesi yang berlebihan selalu mendatangkan musibah, terutama pada hati sendiri.
Fertoe perlu mengklarifikasi semua ini, karena sepertinya ia mulai menemukan ada hal lain dari rekannya. Jika semua hanya tentang obsesi, maka sepertinya Allergen siap-siap bisa menjadi gila. Awal seorang bisa menjadi gila karena obsesi yang berlebihan, dan ia tidak ingin memiliki rekan orang gila.
"Kau pikir apa yang kau pertanyaan itu, Fertoe! Tentu saja aku mencintainya. Harus berapa kali aku katakan padamu, jika aku sangat mencintai Camryn. Sudahlah jangan memperdebatkan rencanaku ini. Lagi pula kau seharusnya berterimakasih padaku. Kau tahu aku meminta Camryn mencuri sertifikat resmi perusahaan di Paris. Jika ia tidak bisa mencurinya, wanita itu masih bisa kita andalkan untuk menjadi mata-mata dan bertanya kepada pianis itu mengenai di mana keberadaan sertifikatnya. Dan aku rasa diriku telah berhasil membuat wanita itu ragu dengan hatinya waktu lalu." Lagi-lagi ada tawa dari pria muda ini, sifatnya seperti seorang bos besar yang angkuh. Untuk menghilangkan kekesalan hati yang menyesakkan hati, Fertoe perlahan menyeruput kopinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pianist Say Good Bye √
Roman d'amourSamith Honours, adalah seorang pianis dan Bos Besar muda, dengan sifat angkuh, seangkuh tuts piano menghantarkan setiap nada. Dia sudah lama menghilang semenjak perencanaan brutal orang-orang atas pembedahan otaknya secara paksa tanpa dia sendiri ta...