Kejadian itu sudah berlangsung dua Minggu yang lalu dan keadaan saat ini sedikit lebih baik walau Samith benar-benar lemah. Hal ini sudah terbiasa bagi pianis itu dan yang sebenarnya membuat dirinya lemah adalah kenyataan bahwa pria itu membuat masalah sehingga semua ini bisa terjadi.
Tidak banyak terjadi setelah hari itu. Ungkapan yang tanpa di duga terlontar dari mulut hanya mengahdirkan kebisuan bagi yang mendengarnya. Pianis ini tidak bisa menuntut banyak bagi wanita itu yang mendengarkan untuk peduli.
Saat itu ia hampir saja jatuh pingsan jika tidak menemukan Bobby yang baru saja datang ke rumah dan langsung membawa pria ini ke klinik tempatnya praktek. Samith mengalami pendarahan pada otak bagian dalam, dan hal itu sesuatu yang buruk. Tapi tentu saja pria itu akan menolak hal baik saat ini, karena tentu saja jika operasi akan memiliki risiko yang besar.
Satu Minggu itu juga tidak ada yang bicara antara Samith dan Camryn, kedua orang itu jika tdiak sengaja bertemu hanya saling membuang wajah. Setidaknya tidak ada tindakan pembunuhan selanjutnya walaupun hubungan kembali dingin, dan bagi pianis ini semua ini jauh lebih baik.
"Kau ingin melakukan operasi kembali?" seperti yang sudah diduga, jika pendarahan kepala yang secara terus-menerus membuat risiko besar, dan tentu saja Bobby tidak tega dan sangat tersiksa dengan wajah Samith yang semakin hari semakin pucat menahan rasa sakit.
Mereka sudah melakukan scan otak beberapa waktu lalu, dan hasilnya memang buruk. Tapi membujuk pianis untuk operasi akan sangat sulit, mereka tentu harus membutuhkan tenaga ekstra untuk sebuah persuasi.
"Tidak! Aku tidak ingin ada ingatan yang hilang." Pianis ini menolak dengan sangat keras, karena I tahu jika membahas masalah operasi ini maka hasil yang didapatkan adalah hilangnya ingatan. Mungkin tidak secara menyeluruh ingatan hilang, tapi tetap saja akan menyulitkan. Saat ini pianis itu baru saja pulang dari ronsen terhadap kepalanya yang kedua kali, dan ternyata hasilnya tidak berubah.
Benturan dan hantaman benda membuat seseorang bisa menjadi lemah kapan saja, dan daya ingat akan cenderung melemah, dan Bobby sudah sering kali memperingati Samith tentang hal itu. Dulu pianis ini melakukan operasi karena keinginannya sendiri, dan pada saat itu tentu dilakukan karena untuk mengembalikan ingatan.
Tapi berbeda, operasi kali ini mungkin saja bisa menghilangkan sebagian ingatan, pianis ini tentu saja tidak akan ingin melakukannya. Rasa sakit yang didapatkan pasti menyiksa diri, sulit sekali pria itu mengerti.
"Kau akan jauh lebih baik tinggal di New Orleans dan melakukan operasi sekali lagi. Hanya untuk yang terakhir, Sam." Untuk terakhir kali dan mungkin kepala itu tidak akan diusik lagi. Bobby masih mencoba untuk membujuk, tapi seperti hari yang lalu jika hal ini merupakan tugas yang sulit.
Samith berkali-kali merasakan sakit di kepalanya dan itu membuat Bobby tidak tahan lagi. Ia bisa saja memaksa Samith untuk operasi Dnegan suntikan bius, tapi jika dirinya melakukan semua itu, apa bedanya ia dengan Nelco. Dengan dengkusan kasar pria ini memekik tertahan, semua orang juga tahu sakit kepala bukan untuk main-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pianist Say Good Bye √
عاطفيةSamith Honours, adalah seorang pianis dan Bos Besar muda, dengan sifat angkuh, seangkuh tuts piano menghantarkan setiap nada. Dia sudah lama menghilang semenjak perencanaan brutal orang-orang atas pembedahan otaknya secara paksa tanpa dia sendiri ta...