Fertoe yang baru saja tiba di rumah sakit itu menangis histeris dan menempelkan dahinya ke dinding sambil mencemooh betapa bejat dirinya sebagai seorang ayah. Sedangkan Hubble yang baru tiba dengan cepat masuk ke dalam ruangan bersalin Camryn dan melihat sendiri proses melahirkan adiknya yang begitu sulit. Wanita ini tidak kuasa untuk tidak menjerit dan mendekati tubuh wanita tidak berdaya itu yang berlumuran darah.
"Ayo, Cam.. tarik.. dorong.. tarik.. dorong.. terus.." Dokter Pop tidak berhenti untuk memberikan instruksi kepada Camryn diambang penyerahan diri dalam proses ini. Melihat bagaimana semua proses itu berlangsung sekali lagi membuat Hubble menangis lebih histeris dibandingkan sebelumnya.
Ketika kedua matanya dengan terbuka lebar dan melihat sang adik yang terlihat sangat pucat, tangisan bukan lah yang sederhana untuk diberikan. Wanita kecil itu terlihat seperti mayat hidup yang hanya tinggal menunggu malaikat pencabut nyawa untuk datang membuat eksekusi.
"Cam..! ini aku kakakmu.. Kau harus melahirkan bayi ini dengan selamat, dan kau harus bertahan.. aku akan selalu di sini bersamamu, percayalah.. ayo dorong, jangan menyerah.." meskipun keadaan terlihat mencekam dan ia terlihat seperti wanita dungu yang baru datang, tapi wanita ini tidak akan malu untuk angkat bicara.
Hubble terlihat begitu sungguh-sungguh, wanita itu begitu panik dan wajahnya kacau dengan air mata. Saat bukan hanya mendengar kalimat kakaknya tapi juga ekspresi dari wanita itu, kini dibalik rasa sakit yang diraskaa Camryn dapat tersenyum tipis dan berusaha untuk menggenggam tangan kakaknya itu sebagai pelampiasan rasa sakitnya yang begitu besar.
Sentuhan tangan ini terasa basah, mungkin peluh menjadi saksi selama beberapa menit ini perjuangan belum juga berhenti. Hubble membalas cengkeraman tangan yang diberikan adiknya dan kembali mengalirkan air matanya.
Momen rileks itu hanya terjadi beberapa detik lamanya, karena setelah itu wanita mungil itu kembali melanjutkan perjuangannya untuk berusaha mendorong bayi. Yang terjadi di sini terasa seperti berabad-abad, begitu lama yang menguras tenaga. Bukan hanya wanita itu saja yang hampir menyerah dalam proses melahirkan, tapi juga dokter yang sedang berusaha hampir saja angkat tangan untuk meneruskan.
Tapi selama masih ada semangat dari calon ibu, dan tidak ada niat buruk, maka Poppy dan Jelly akan terus berusaha membantu. Dan lagipula Camryn adalah wanita kesayangan Samith, dan tentu saja dirinya akan melakukan apa saja yang terbaik untuk kekasih hati bos besarnya.
Perjuangan benar-benar menguras tenaga, membuat suara yang awalnya keras perlahan melemah dan hampir tidak terdengar. Hingga ketika beberapa menit kemudian saat ada menit berikutnya yang membawa lebih banyak rasa tegang, akhirnya seorang bayi telah berhasil dilahirkan oleh wanita tangguh ini dengan sehat.
Namun kelahiran bayi itu ternyata bukan hanya mengisi ruangan dengan suara tangisan yang berisik, tapi juga pekikan seseorang yang keras. Harusnya momen ini terasa menyenangkan saat akhirnya makhluk kecil itu keluar, tapi Hubble tiba-tiba merasa panik saat melihat Camryn langsung memejamkan mata dan tidak lagi bergerak saat selesai melahirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pianist Say Good Bye √
רומנטיקהSamith Honours, adalah seorang pianis dan Bos Besar muda, dengan sifat angkuh, seangkuh tuts piano menghantarkan setiap nada. Dia sudah lama menghilang semenjak perencanaan brutal orang-orang atas pembedahan otaknya secara paksa tanpa dia sendiri ta...