Sesuatu yang gugur pasti membutuhkan sebuah alasan. Bahkan selembar daun yang terjatuh saja membutuhkan angin untuk membimbing, bagaimana mungkin perasaan yang bergejolak tidak memerlukan alasan.
Tidak ada yang tahu tentang hari itu, hanya wanita itu sendiri yang mengetahuinya. Bagaimana perubahan yang terjadi, dan sejauh apa yang telah terjadi, hanya wanita itu saja yang tahu. Hanya saja perubahan yang terjadi tentu saja bukan hanya wanita itu saja yang mengetahuinya, karena seseorang yang berada dekatnya tentu akan merasa apa yang telah terjadi.
Sudah satu Minggu berlalu mengenai surat itu dan entah kenapa pianis ini merasa ada yang aneh dengan kekasihnya. Ia tentu tidak akan merasakan hal semacam ini jika tidak ada yang berbeda dari wanita itu. Ada banyak hal yang telah berubah dari wanita itu. Tatapan yang selalu penuh cinta dan humor yang pernah ia berikan dengan kata-kata manis, sepertinya menjadi berlalu.
Bahkan setiap dini hari ia merasa jika wanita itu baru pergi tidur. Biasanya orang hamil akan memilih untuk tidur lebih awal karena mudah lelah, tapi wanita itu justru sangat terlambat untuk pergi tidur. Dan bukan hanya itu saja, disaat pulang bekerja pun pianis ini pernah melihat Camryn seperti menyembunyikan sesuatu.
Semua perbedaan dari hari ke hari terlihat semakin nyata, dan hal itu membuat pianis ini merasa tidak nyaman. Camryn bukan seseorang yang bisa berbohong, selam beberapa bulan terakhir ia hidup berdua dengan wanita itu, tatapan yang selalu tertuju padanya selalu terlihat menyenangkan. Meskipun saat ini ia sedang tidak dapat berpikir tajam atas masalah apa yang terjadi karena kanker itu telah merusak kecerdasannya yang dulu, tapi pianis itu masih mampu mengandalkan firasatnya yang tajam. Saat ini hanya perasaan yang pria ini andalkan dalam membaca setiap situasi, dan semakin hari perubahan ini terasa sangat menggangu diri.
Jika saja otak yang ia miliki tidak mengalami masalah, mungkin masalah Camryn yang seperti ini akan mudah diselesaikan dan diketahui penyebabnya. Tetapi saat ini hanya perasaan yang Samith andalkan dalam menangani masalahnya.
Pagi ini bahkan pianis itu tidak melihat kekasihnya berada di rumah. Ini bukan kai pertama pagi terasa kosong sudah menjadi kali ke lima wanita itu meninggalkan dirinya di pagi hari seorang diri. Memang wanita itu menyediakan beberapa masakan, hanya saja semua terluhat omong kosong jika hanya disantap seorang diri.
Pria ini menarik napas, memejamkan mata untuk berpikir apa yang salah dengan dirinya sehingga perubahan ini terasa sangat nyat. Harusnya tadi pagi ketika ia melihat wanita itu keluar rumah, pria ini dapat mencegah. Tapi kepalabya sangat sakit saat sehingga tidak dapat mencegah wanita itu keluar pagar yang bersiap untuk pergi.
Bahkan untuk berteriak mengatakan kata berhenti saja sangat sulit untuk Samith lakukan, bagaimana mungkin ia bisa berlari dan menyentak lengan wanita itu untuk kembali. Kepalanya sangat sakit, pianis ini merasa tolol jika seperti ini. Dengan gerakan perlahan dan keadaan hati masih kesal, Samith mulai membuka laci yang terkunci dan meminum obat untuk menetralisir rasa sakit. Ia butuh obat, dan persetan dengan sarapan. Ketika beberapa butir obat telah menembus kerongkongan, pria ini meraih ponselnya dan menghubungi seseorang dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pianist Say Good Bye √
RomanceSamith Honours, adalah seorang pianis dan Bos Besar muda, dengan sifat angkuh, seangkuh tuts piano menghantarkan setiap nada. Dia sudah lama menghilang semenjak perencanaan brutal orang-orang atas pembedahan otaknya secara paksa tanpa dia sendiri ta...