-XLI-

313 28 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hubungan pianis itu dengan kekasihnya sudah membaik dan saat ini wanita itu sedang mendapatkan hukuman dari pianis itu atas perlakuannya yang sangat menyebalkan waktu lalu. Bertemu dengan pria lain secara diam-diam membuat pianis itu begitu merasa sakit, tapi rasa sakit yang sempat dirinya derita itu sedikit bisa tergantikan ketika wanita itu lebih memilih dirinya sebagai tempat untuk bertahan dan membagi cinta.

Camryn dihukum selalu ikut pergi ke mana pun Samith pergi. Wanita itu tidak boleh berdiam diri di rumah sendirian walaupun hanya sejenak saja. Pianis itu bahkan sudah mengantisipasi untuk membelikkan kekasihnya beberapa vitamin untuk kekuatan janin  sehingga tidak perlu khawatir akan pendarahan. Asupan vitamin yang kuat akan membawa janin itu kuat dan tidak akan menghambat diri meskipun ingin pergi ke manapun. Kandungan wanita itu saat ini sudah memasuki usia cukup besar, dan perut semakin terlihat menakjubkan.

Kadungan itu memang belum terlihat sebesar seperti seseorang akan melahirkan sehingga membuat kekasihnya itu masih terlihat seperti wanita biasa. Saat ini Samith sedang meminta Camryn untuk duduk menunggunya disebuah taksi karena ia ingin turun ke mini market membeli persediaan susu ibu hamil yang sudah habis.

"Kau jangan ke mana-mana. Ingat aku akan marah jika kau melarikan diri lagi. Mengerti." Pianis itu sengaja memberikan tekanan pada kata-kata terakhir. Ia masih membayangkan rasa sakit yang dibuat oleh wanita ini atas ketololannya. Tapi meskipun seperti itu, nada tegas tidak berarti apa-apa untuk merubah perasaannya. Pria itu memberikan senyuman sebelum turun dari mobil, dirinya bahkan menyempatkan diri untuk mengusap wajah kekasihnya ini.

Pria ini menarik napas dan perlahan menurunkan tangannya untuk mengusap calon bayi yang ada di perut wanita itu. Samith memang telah memaafkan tingkah wanita ini yang sejujurnya bisa dikatakan berselingkuh, tapi entah ia bisa memaafkan wanita ini lagi atau tidak jika hal mengerikan itu terjadi untuk kedua kalinya. Dengan napas yang masih mencoba untuk di normalkan, pria ini mendesah perlahan.

"Hei anak nakal, jaga ibumu. Jika wanita ini ingin melarikan diri maka berontaklah. Oke." Dan jika wanita ini memikirkan niat buruk sekalipun pria ini berharap janin itu dapat bekerjasama dengannya untuk menghentikan niat jahat.

Mereka yang masih berada di dalam taksi membuat supir itu tersenyum kecil. Pandangan menggoda yang diperlihatkan supir itu membuat Camryn merasa malu dibuatnya. Bahkan rasa malunya semakin besar hingga hadir merona di wajah saat pianis ini memberikan kecupan yang hangat di perut dan dahinya.

"Tidak akan lama jadi tunggu saja." Seakan kejadian waktu itu membuat rasa trauma yang menyebalkan hingga membuat pria ini harus mengulangi kalimatnya. Samith kembali mengecup bibir Camryn dan untuk beberapa detik lamanya pria ini membiarkan tatapannya beradu pada lensa kekasihnya.

Dengan gerakan perlahan Camryn mengangkat tangannya, gerakan malu-malu itu membawa tangan wanita ini untuk merengkuh wajah kekasihnya dan melemparkan senyuman kecil.

A Pianist Say Good Bye √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang