"oh, tunggu, bos aku lupa memberitahumu dia bukan delapan belas__omg."
Pria bernama Jack Darwis itu memindahkan bibirnya dari leherku dan memperbaiki jasnya sebelum melihat ke pintu. Pria jangkung itu tampak kaget.
"Kevin, kau seharusnya mengetuk." dia mengertakkan gigi.
Kevin terkekeh, "well, aku tahu kau akan melakukan itu jadi aku tidak boleh mengetuk."
Jack Darwis memiringkan lehernya dan menatap Kevin. Kevin segera membungkuk, "bos maaf." tapi aku mendengar tawanya.
Pikiran ku masih memproses sampai pintu ditutup. Aku mendongak dan melihat Darwis menggosok keningnya.
"Kami akan mewawancaraimu nanti. Bersiaplah." katanya sebelum berjalan cepat ke pintu.
Pintunya terkunci dan aku sendirian lagi.
Aku menatapnya selama beberapa detik dan menyadari sesuatu. Apa dia baru saja menciumku di leher?
Aku ingin menyentuh tempat dia mencium sebelumnya tetapi tanganku terikat. Sensasi itu masih di leher ku dan aku masih bisa merasakan kehangatan bibirnya. Aku akui rasanya enak. Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk merasakan sesuatu seperti ini. Karena dia benar² penculikku dan dia mengurungku di kamar bau ini.
Aku melihat sekeliling untuk melihat apa ada jendela tetapi tidak ada sama sekali. Aku menghela nafas. Bagaimana aku akan melarikan diri di sini? Aku diikat dan tidak ada di sekitar ku yang dapat membantu untuk memotong tali ini kecuali untuk kaus kaki bau.
Pukul berapa sekarang?
Aku bahkan tidak tahu berapa lama sejak aku di sini. Aku merasa lelah karena pergelangan tangan dan kakiku terasa semakin sakit. Aku yakin itu akan meninggalkan memar ungu. Sial, aku merawat kulitku dengan baik.
Tiba-tiba, perutku menggeram.
Apa aku di sini seharian itu sebabnya perutku berbunyi seperti ini?
Pintu terbuka dan menampakkan Kevin lagi. Kali ini, dia punya kantong plastik di tangannya.
Aku aku memutar mataku saat dia berjalan ke arahku. Dia sepertinya memperhatikan dan mengejek.
"Kau harus berterima kasih padaku karena menyelamatkanmu sebelumnya." Dia mengejek dan melemparkan kantong plastik di pangkuanku.
"menyelamatkan dari apa?" Aku dengan kesal bertanya, "Biarkan aku pergi_"
"Dari bosku, Darwis" Dia meraih kursi dan duduk di depanku, "Apa kau masih perawan?"
Aku membuka mataku dan menatapnya dengan luar biasa, "Apa? Sesat_"
"Jika iya, kau hampir kehilangan itu di ruangan bau ini." Dia terkekeh.
"Apa maksudmu?" aku bertanya.
Aku benar-benar tidak tahu apa yang dia katakan jadi aku bingung menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kidnapper[END!]
Action"berapa umurmu, manis?" dia bertanya "tu-tujuh belas" "oh kau belum delapan belas rupanya" dia memainkan lip ring nya dengan frustasi "uh, usia" dia melihat kearah bahu telanjang dan tulang selangka ku Dia berjalan ke arahku dan sedikit menjongkok...