Aku sedang tidur nyenyak ketika aku mendengar gedoran di pintu. Aku segera bangkit dan mengintip ke pintu.
Aku kemudian menyadari, Darwis mengatakan dia akan terlambat hari ini tapi dia tidak mengatakan alasannya.
Aku menggosok mataku dan membuka pintu kamarku dan melangkah keluar untuk melirik ke bawah, tapi aku terkejut melihat Darwis bersandar di pintu dengan darah menutupi wajah dan jasnya.
Aku terengah-engah dan aku menarik perhatiannya sampai matanya yang besar melihat ke atas untuk menemui tatapanku, bola matanya semakin lebar.
“D-Darwis_” aku terputus ketika tangan menutupi mulutku.
Napasku tertahan dan melihat ke atas untuk melihat siapa orang itu.
“shh ...” Jk membisikkanku.
Aku memperluas keterkejutanku melihat pria ini lagi setelah apa yang terjadi pada minggu pertamaku di sini.
Tapi sepertinya aku tidak bisa fokus pada Jk ketika aku mendengar suara keras di pintu, mendengar Darwis diam² meringis. Aku melirik ke bawah untuk melihat darah menetes di lengannya.
“buka, Darwis!” Aku mendengar suara keras lain yang membuatku tersentak di dalam pelukan Jk.
Aku baru akan melihat Jk lagi ketika aku mendengar pintu itu runtuh, melihat Darwis meringis kesakitan ketika dia jatuh ke lantai marmer. Dia memukul lantai dengan tangannya yang membuatnya mengerang kesakitan. Kekhawatiran masuk ke dalam hati ku dan merasa ingin membantunya. Kemudian banyak pria dengan senjata di genggaman tangan mereka masuk.
Semua menunjuk ke arah Darwis
“Berikan gadis itu”
“Apa kau pikir aku akan memberimu apa yang menjadi milikku?” Darwis terkekeh sambil menyeka noda darah menggunakan punggung tangannya.
“Tidak akan? hm?” lelaki itu mengarahkan pistol ke arah Darwis dan menembak kaki kanannya.
Darwis mengerang dan berbaring di lantai, senjata menunjuk ke arahnya pada saat bersamaan.
Aku terkesiap, tapi Jk berhasil menarikku ke dalam kamarku lagi. Jk cepat² menyandarkanku ke dinding dengan pistol di tangannya, cengkeramannya semakin erat ketika kami mendengar lebih banyak tembakan senjata.
Aku tidak melihat air mata mulai terbentuk di mata ku ketika jatuh di kaki. Aku dengan cepat menyeka air mataku dan menahan isak tangisku.
Kenapa aku menangis?
Citra Darwis yang tampak sangat lemah sebelumnya tak tertahankan. Itu bukan Darwis yang aku tahu, aku tidak terbiasa melihat tubuhnya ditutupi oleh darahnya sendiri, aku tidak terbiasa dengannya terluka oleh orang lain.
“A-apa yang terjadi?” aku bertanya pada Jk dan dia dengan cepat melirik ke arahku.
“hanya bisnis, jangan khawatir. kita akan melupakan ini.” dia tersenyum kecil, meletakkan senjatanya ke atas.
“bagaimana dengan Darwis? mereka benar² menodongkan senjata ke arahnya dan kakinya ditembak__”
“dia akan baik² saja,” katanya.
“b-bagaimana__”
“kau lupa, dia Jack Darwis?” katanya dan memberi ku seringai.
Ya, dia mungkin Jack Darwis.
Tapi bukankah Jack Darwis juga manusia? Dia mungkin mati kapan saja sekarang jika dia kehilangan lebih banyak darah. Aku yakin orang² sebelumnya tidak akan membiarkan dia pergi tanpa menembaknya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kidnapper[END!]
Action"berapa umurmu, manis?" dia bertanya "tu-tujuh belas" "oh kau belum delapan belas rupanya" dia memainkan lip ring nya dengan frustasi "uh, usia" dia melihat kearah bahu telanjang dan tulang selangka ku Dia berjalan ke arahku dan sedikit menjongkok...