“tidak, siapa kau?” kataku dan berbalik.Apa dia pikir aku sudah lupa bagaimana dia memperlakukanku ketika aku pertama kali bertemu dengannya?
‘Aku tidak mengatakan kau akan memakannya dengan mulutmu, hanya menciumnya sampai kau merasa kenyang.’
Aku memutar mataku ke memori dan mempercepat langkahku dalam berjalan, tetapi aku melihatnya berjalan di sampingku.
kenapa sih dia memiliki kaki yang begitu panjang?
“Serius, setelah aku menyelamatkanmu terakhir kali dan sebelumnya? Masih bocah yang tidak tahu berterima kasih.” dia mengejek.
“oh wow, terima kasih.” Dengan sinis aku berkata, "apa yang kau lakukan di sini?”
“Aku di sini untuk menjemput Draka karena kita memiliki sesuatu yang penting untuk dilakukan.” katanya saat kami berjalan menuju gerbang sekolah.
“Dia sudah pulang, dia bilang dia punya sesuatu untuk dilakukan.”
“Persetan? Aku seharusnya tidak membuang-buang waktuku untuk menjemputnya.” dia cemberut.
Aku terkekeh dan ketika kami sampai di gerbang sekolah, dia mengucapkan selamat tinggal padaku. Aku berdiri di sana, menunggu sopirku tiba.
ketika aku sedang menunggu, aku melihat sebuah mobil putih berhenti tidak terlalu jauh dariku.
Aku cepat² memalingkan muka dan menghindari kontak mata Pixi saat dia berjalan menuju mobil Darwis. Ketika aku melihat di sudut di mataku bahwa dia masuk, aku memutar mataku.
Aku serius, aku tidak membencinya. apa yang dia miliki sehingga aku membencinya? dia tidak melakukan kesalahan, dia hanya jatuh cinta.
Darwis adalah orang yang memulai ini semua.
terkadang aku bertanya-tanya,
siapa yang akan dia pilih pada akhirnya?
Untungnya, sebelum mereka bisa melewatiku, driverku datang dan aku dengan cepat membuka pintu.
Aku melotot ke sopir yang terlambat tetapi merasa bersalah kemudian. Aku senang aku tidak berteriak padanya atau aku bisa mati dengan hati nuraniku menggangguku.
Ketika kami sampai di rumah, aku masuk ke kamar tetapi berhenti ketika aku melihat ayah di ruang tamu dengan seorang pengusaha. seorang pebisnis tua.
ketika dia memperhatikanku, ayah tersenyum padaku.
Aku dengan bingung menatapnya sampai dia mengisyaratkan aku untuk datang kepadanya.
Aku segera menghampiri dan tersentak ketika dia merangkul pundakku sambil tersenyum.
“Ini putriku, Darla. bukankah dia cantik?” ayah bertanya kepada pengusaha itu dengan janggut yang terlihat aneh.
dia berdiri dan menatapku.
wajahku mulai memanas di antara situasi dan aku tidak tahu kenapa. mungkin karena itu adalah pertama kalinya ayah memperkenalkanku kepada seseorang sebagai putrinya setelah 20 tahun?
Aku ingin menangis bahagia karena aku merasa ayah sudah memaafkanku.
“Dia benar² cantik seperti yang selalu kau katakan.” katanya sambil tersenyum dan hendak menyentuh pipiku.
aku menjauh dan sedikit mendorong ayah.
“Terima kasih, tapi aku akan pergi.” kataku tetapi berhenti ketika aku mendengar suara ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kidnapper[END!]
Aksi"berapa umurmu, manis?" dia bertanya "tu-tujuh belas" "oh kau belum delapan belas rupanya" dia memainkan lip ring nya dengan frustasi "uh, usia" dia melihat kearah bahu telanjang dan tulang selangka ku Dia berjalan ke arahku dan sedikit menjongkok...