<32>

834 58 7
                                    

Draka menurunkanku dan aku menghadapinya sementara aku berdiri di depan gerbangku.

“Terima kasih.”  aku tersenyum. 

dia berhenti menyeka rambut dan menatapku.  sebuah senyuman merayap di bibirnya sambil memegang helm di lengannya.

Tiba², aku merasakan jantungku berdetak begitu kencang dan sensasi kesemutan muncul di perutku, bukan kupu².  lebih seperti sesuatu yang aku tidak bisa jelaskan tetapi memuaskan.

“Untuk apa?”  dia tersenyum, menggigit bibir bawahnya dan masih menatapku. 

Oh tuhan.

Aku berdehem, “u-untuk membawaku pulang lebih awal.”

Kenapa aku gagap?

Aku ingin menampar diriku dan berguling-guling di lantai saat ini.  Namun, aku tidak ingin mempermalukan diri sendiri di depan Draka.

Draka mengangguk sambil masih tersenyum lebar.  tiba², dia meletakkan helmnya dimotornya dan mulai berjalan ke arahku.

Secara internal aku panik dan memutuskan kontak matanya karena perasaan tidak nyaman ini.  setiap langkah yang dia buat terasa seperti gerakan lambat dan aku ingin masuk ke dalam. 

Tapi sekali lagi, aku tidak bisa bergerak. 

begitu dia sudah di depanku, dia melihat ke bawah sambil masih memiliki senyum lebar yang sama.

apa apaan?

Aku tidak ingin melihat ke atas karena aku bisa merasakan wajahku memanas.

Tapi tiba², sebuah jari mengangkat daguku dan itu membuatku memandangnya.

Aku bertemu dengan tatapannya dan senyum itu masih menempel di wajahnya.  jantungku mulai berdetak lebih kencang hingga bisa meledak kapan saja.  otot²ku tegang dan aku bisa merasakan seluruh tubuhku memanas. 

“Apa__”

aku berhenti ketika dia menundukkan kepalanya, menatapku.  Dia perlahan mencondongkan tubuh lebih dekat dan aku terengah-engah ketika wajahnya sangat dekat di leherku.

Tiba², aku merasakan sesuatu yang lembut ditempatkan pada perban di leherku.

dia mencondongkan tubuh sambil masih menatapku. 

“Aku harap ini sembuh segera,” cemberutnya dan menatapku sebelum melangkah mundur.

Aku tidak menjawab dan tetap kaku di tanah.  jantungku berdegup kencang di dadaku.

dia melompat ke atas motrnya dan mengenakan helmnya.  dia menyalakan mesin dan menatapku sekali lagi. 

”Selamat malam, Darla.”  dia tersenyum dan mulai mengemudi.

Aku menatap kendaraan yang semakin jauh sampai menghilang di depan mataku. 

Aku meletakkan telapak tanganku di dadaku dan mendesah keras.

Aku tidak berpikir aku akan memiliki malam yang baik, Loise Draka.

Aku masuk dan menuju kamarku.  Aku melompat di tempat tidur dan membenamkan wajahku di bantal, tidak memberi diriku kesempatan untuk bernapas. 

Aku berbaring telentang dan menatap langit² di atasku, menggerakkan jariku di perutku.

Aku meraih teleponku ketika berdengung dan melihat pesan²ku. 

dari: Loise Draka

Apa kau tertidur?  :)

well, aku tidak berpikir aku akan tidur Draka.

My Kidnapper[END!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang