Senja mulai memunculkan kehadiran nya di tengah hiruk pikuk kehidupan kota, cahayanya yang kemerahan membuat siapa saja takjub dan merasa tenang jika berhadapan langsung dengan raksasa senja itu, satu jam yang lalu, Aliya dan para karyawan di kantor nya melaksanakan sholat ashar secara berjama'ah
Aliya sengaja membangun sebuah musholla yang cukup luas di belakang kantornya, Ia tidak ingin pegawai kantor yang bekerja untuk perusahaan nya lupa melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, Aliya menanam kan prinsip kerja kepada mereka "sesibuk apa pun pekerjaan, urusan agama tetap yang utama"
Aliya juga mempekerjakan seorang pria paruh baya yang di tugaskan nya sebagai marbot masjid, dimana pak Usman nama pria paruh baya itu setiap hari membersihkan musholla, merapikan sajadah dan mukena sekaligus menjadi muadzin dan imam
Namun sore itu tiba tiba pak Usman sakit, Aliya di telpon oleh istrinya bahwa saat pulang sholat Dzuhur di mushola kantor Aliya ,badan pak Usman demam tinggi dan harus berobat ke rumah sakit, Aliya sangat prihatin dengan keadaan pak Usman dan tentu saja Aliya memberikannya izin kepada pria paruh baya itu untuk beristirahat
Waktu ashar pun sudah tiba, Aliya bingung siapakah yang menggantikan pak usman sebagai imam nanti
Seperti biasa Aliya dan dini bergegas ke mushola, saat sampai di sana Aliya mendengar suara yang sudah tidak asing di telinga nya
"Ini yang adzan kayak suara pak Doni deh din? " Tanya Aliya pada dini yang juga menelisik suara muadzin tersebut
Aliya dan dini memang sangat akrab, bos dan karyawan itu sering sekali bertukar pikiran, di luar jam kerja mereka berdua adalah teman yang sudah seperti saudara, namun saat jam kerja di mulai, Aliya dan Dini bersikap profesional yakni Antara atasan dan bawahan
"Iya Al, bener ini suaranya pak Doni, gak nyangka pak HRD punya suara merdu juga, Masya Allah" Dini memuji lantunan adzan yang di gemakan oleh Doni, Aliya hanya tersenyum mendengar pujian Dini untuk manajer HRD Nya tersebut
"Tapi kira kira, siapa yang bakal jadi imam ya?, pak usman lagi sakit, dan setau aku belum ada karyawan kantor jadi imam sholat kan?" Aliya sangat penasaran dengan imam sholat ashar nanti begitu juga dengan dini
Setelah sampai di musholla, mereka langsung ke tempat wudhu yang terletak di samping musholla itu, Aliya dan Dini perlahan membuka hijab yang menutupi kepala dua wanita cantik itu, aliran air wudhu mendinginkan otak mereka yang sejak tadi pagi bergelut dengan berkas dan laporan
Setelah wudhu Aliya dan beberapa karyawan lainnya bersiap siap melaksanakan sholat ashar secara berjamaah
"Rapat dan luruskan shafnya" suara pria yang menjadi imam itu sepertinya cukup asing di telinga Aliya, ia pernah mendengar suara itu tapi tidak begitu familiar seperti suara Doni yang melantunkan adzan tadi
Namun Aliya tidak ingin mengambil pusing akan hal itu, ia hanya fokus kepada Allah saat itu, tidak peduli siapa yang menjadi imam yang jelas sore itu semua karyawan muslim di kantor nya bisa melaksanakan sholat ashar berjamaah
Sekitar 10 menit kemudian, sholat ashar berjamaah pun selesai, masing-masing karyawan mulai kembali ke ruangan mereka masing masing-masing, Aliya dan Dini masih berada di mushola sambil melipat mukena yang mereka pakai, dan merapikan jilbab mereka yang kusut saat memakai mukena tadi
Tanpa sengaja gorden pembatas antara saf laki laki dan saf perempuan terbuka karena tertiup angin, mata Aliya tertuju pada seorang laki laki yang duduk di sajadah imam sambil berdzikir melantunkan asma Allah, tiba tiba Aliya teringat dengan firman sekretaris baru nya tadi, pakaian pria tersebut sama persis dengan firman, kemeja putih dan celana hitam formal, postur tubuhnya juga sama persis
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Pesan Cinta Lewat Do'a (Completed)
Spiritüel"Kamu udah nikah?" "kalau aku udah nikah atau belum emang ada hubungannya sama kak Zayn?" "Jawabannya simple, kalau kamu belum nikah, ya aku bakal nikahin kamu, tapi kalau udah nikah aku setia nunggu kamu jadi janda" "Jadi kak Zayn sumpahin aku jad...