Aliya menangis tersedu sedu dan masuk ke dalam kamarnya setelah memarkirkan mobil di halaman rumah, Aliya masuk dan tidak menghiraukan sapaan Bu darmi yang sejak tadi menyiapkan makan siang untuknya
Aliya masuk ke kamar dan membanting pintu kamarnya dengan keras, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur king size sembari menutup wajah dengan bantal untuk menutupi suara tangisannya
Bu Darmi heran, tidak biasanya Aliya terburu buru seperti itu dan tidak biasanya juga gadis itu tidak membalas sapaan Bu darmi
Aufar yang baru saja keluar dari kamar langsung menanyakan Aliya karena mendengar suara mobil sang adik yang memasuki pekarangan rumah
"Waduhh, enak nih bu, Aliya mana?" Tanya Aufar sambil menarik kursi single di meja makan
"Tadi non Aliya pulang terus langsung masuk ke kamar nya, dia gak ada balas sapaan ibu den, ibu ajak makan tapi gak di respon" jawab Bu darmi sambil memberikan piring makanan yang sudah berisi lauk dan nasi lengkap
Aufar menghabiskan makanannya dengan cepat dan segera menuju kamar Aliya, ia heran tidak biasanya Aliya bersikap dingin seperti itu
"Assalamualaikum" Aufar mengetuk pintu kamar Aliya, namun nihil tidak ada jawaban
Akhirnya Aufar masuk tanpa izin sang adik, Aliya yang mendengar suara pintu terbuka langsung memperbaiki posisi dan dengan sigap ia menghapus air matanya, berpura pura memainkan hp untuk mengalihkan perhatian Aufar agar tidak menanyakan kondisinya
"Eh bang Aufar, masuk bang" jawab Aliya sambil tersenyum tipis
" Liya, kamu gak papa kan?" Aufar duduk sembari mengusap puncak kepala adiknya dengan lembut
"Liya gak papa bang" suara Aliya terdengar serak, mata Aufar tiba tiba langsung tertuju pada tangan Aliya yang berdarah
"Astaghfirullah ya, tangan kamu berdarah itu, kok gak di obatin" Aufar segera mengambil kotak p3k yang berada di dalam laci nakas
Aufar langsung membuka kotak p3k, menuangkan alkohol di kapas sembari memotong kain kassa untuk membalut luka Aliya
"Ini cuma luka sedikit loh bang, nanti sembuh kok" jawab Aliya sambil memberikan tangannya pada Aufar
Aufar melihat mata sembap adiknya
"Kamu habis nangis kan? ada masalah sama kantor?, Ayo cerita ada apa ya?"
Aufar mulai mendesak Aliya untuk bercerita"Gak papa bang, Liya gak ada masalah" Aliya berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh di depan Aufar, namun Aufar sadar bahwa Aliya sedang tidak baik baik saja, ia langsung membawa Aliya ke dalam pelukannya, di usapnya kepala adik kesayangannya tersebut dengan lembut
"Ayo cerita sayang, kamu kenapa? apa sekretaris baru itu macem macem sama kamu?" Tanya Aufar yang masih mengusap lembut kepala adiknya
"Apa kurang Liya selama ini bang?, Apa salah Liya sampe orang orang yang Liya sayang harus berkhianat di belakang Liya, kenapa bang??" Aliya menangis sesenggukan di pelukan Aufar, ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria itu
"Apa yang di lakuin Fadil ke kamu ya, bilang ke Abang?" Aufar melepaskan pelukannya lalu menangkupkan kedua tangannya di wajah Aliya yang memerah, dan entah kenapa pikirannya langsung tertuju ke Fadil
"Mas Fadil dan Vanya bentar lagi bakal jadi orang tua, Vanya hamil anak mas Fadil..." Jawab Aliya dengan suara yang bergetar
"Kurang ajar tu anak!!, berani beraninya mainin hati adik gue!!, Ya kasih tau Abang dimana dia sekarang!!" Aufar berdiri dan mengambil kunci mobil Aliya dengan suara bergetar, pria itu benar-benar kalut, wajah nya merah padam disusul dengan tangan yang mengepal siap meninju seseorang
"Bang jangan bang, tolong Liya pliss.., Liya gak mau berurusan lagi sama dia, bang Aufar gak perlu berantem dengan dia" Aliya menarik tangan Aufar agar tidak mendatangi Fadil, Aliya tidak ingin memperpanjang urusannya dengan pria brengsek itu
"Tapi ya, Abang gak bisa biarin kamu di sakitin kayak gini, Abang gak terima!!" Aufar mencoba melepaskan genggaman tangan Aliya
"Plis bang, kali ini jangan nurutin amarah Abang, Liya gak papa, sekarang yang Liya butuhin itu cuma Abang, plis stay with me..." wajah Aliya semakin memelas, air matanya tidak berhenti menetes, dengan berat hati Aufar mengurungkan niatnya untuk menghajar Fadil dan kembali membawa Aliya ke dalam pelukannya
"Sayang, kamu gak perlu sedih, masih banyak pria yang lebih baik dari dia, kamu harus bangkit, Abang selalu ada buat kamu"
Aufar semakin menguatkan pelukannya pada Aliya, hingga tanpa sadar Aliya tertidur dalam pelukan hangat itu
Aufar yang sadar Aliya tertidur lantas menidurkan adiknya itu dengan lembut, menyelimuti dan memberikan sebuah kecupan hangat di keningnya
Setelah Aliya tertidur dengan nyaman, Aufar langsung bergegas keluar rumah dan membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi, amarah nya yang semula reda kini kembali timbul
"Dasar brengsek!!, gue gak bakal biarin Lo senang senang di balik penderitaan adik gue, tunggu aja lo Fad" Aufar mengumpat mantan calon adik ipar nya itu, ia langsung mengarahkan mobilnya ke rumah Fadil namun nihil, Fadil tidak ada di rumah
Aufar memutar otaknya, pikirannya langsung terarah ke rumah Vanya, ia lantas bergegas memutar kembali mobilnya ke rumah sahabat adiknya itu dan benar saja Fadil di sana dan sedang menyuapi Vanya makan di teras rumah
Tanpa basa basi, satu tinjuan keras kembali menabrak wajah Fadil yang membuat darah segar muncul di ujung bibirnya
"Bajingan!!, berani beraninya Lo khianatin adik gue!!!" Aufar mengangkat kerah kemeja yang di pakai oleh Fadil
"Bang, ini gak seperti yang lo pikirin" Fadil mencoba melepaskan cengkraman Aufar di kerah bajunya
"Pikirin apa!!, gue udah percayain adik gue ke lo, gue udah setujuin Lo ta'aruf sama adik gue, tapi Lo malah main gila sama Vanya di belakang dia, pria macam apa Lo hahhh!!!" Aufar menjatuhkan pria itu ke lantai, sementara Vanya membantu Fadil untuk kembali berdiri
"Dan kamu Van, Abang kira kamu itu wanita baik dan Sahabat setia Aliya, ternyata kamu malah jadi musuh dalam selimut, hebat ya!!" tunjuk Aufar pada wanita yang sejak tadi menangis itu
"Bang maafin kami bang, kami gak sengaja ngelakuin itu, kami terbawa hawa nafsu sesaat bang" Vanya berlutut di hadapan Aufar dengan suara Rintihannya
"Cihh, kalian sama sama bajingan, gue peringatin sama kalian!!, Jangan pernah ganggu hidup adik gue lagi, jangan pernah munculin wajah busuk kalian di depan dia apalagi di depan gue!! dan Lo Fad, ingatt!! urusan kita belum selesai, Lo bakal tau akibatnya karena udah nyari masalah sama gue!!" Aufar meninggalkan mereka dengan amarah yang berapi api, kasih sayang Aufar kepada Aliya mampu membuat ia seperti ke penjahat yang kehilangan kendali
Aufar kembali masuk ke mobilnya dan berniat untuk pulang, namun tiba tiba ia kepikiran untuk membelikan Aliya es krim, mungkin mood Aliya bisa lebih baik jika dibelikan es krim kesukaannya
Aufar lantas memutar arah menuju supermarket yang ada di pinggir jalan dan membelikan beberapa kotak es krim dan Snack serta buah buah kesukaan Aliya, ia harap dengan makanan ini setidaknya Aliya tidak sedih dan memikirkan penghianatan itu lagi.
Nih satu lagi, bagi kalian ini bikin greget gak sih?
Kalau ada yang typo tolong tandain aja yaaa readers
Missjuni❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Pesan Cinta Lewat Do'a (Completed)
Espiritual"Kamu udah nikah?" "kalau aku udah nikah atau belum emang ada hubungannya sama kak Zayn?" "Jawabannya simple, kalau kamu belum nikah, ya aku bakal nikahin kamu, tapi kalau udah nikah aku setia nunggu kamu jadi janda" "Jadi kak Zayn sumpahin aku jad...