Perubahan

2.5K 149 0
                                    

Tabuhan rebana menggema di seluruh penjuru aula, deretan santriwan dan santriwati pun memenuhi ruangan yang telah di hiasi dengan taburan dan rangkaian bunga Mawar putih, paduan warna hijau dan putih sangat kentara, terdengar hiruk pikuk suara tamu dan panitia yang sedang sibuk mempersiapkan prosesi akad nikah yang sebentar lagi akan di mulai

Sementara itu seorang gadis cantik dengan balutan kebaya putih serta jilbab syar'i yang berwarna senada tengah duduk tersenyum simpul memandang wajah polos nya yang kini berubah dari hari hari biasa, wajah yang sama sekali belum pernah di polesi dengan berbagai pernak pernik make up, dan untuk hari ini benda benda itu di aplikasikan pada wajahnya yang sebenarnya tanpa make up pun, sudah sangat cantik, kulit putih, lesung pipi, bulu mata yang panjang serta hidung yang mancung sudah cukup membuat gadis itu kelihatan istimewa

Beberapa perias pun tampak takjub melihat aura calon pengantin itu, bak bidadari yang baru saja turun dari langit dan mampu menghipnotis setiap mata yang melihatnya
Tidak terkecuali wanita paruh baya yang baru saja datang dari aula tempat prosesi akad nikah akan berlangsung

"Masya Allah, ini teh bidadari dari mana atuh?, geulis pisan kamu nak, ya Allah gusti" Ucap wanita itu sembari mencium puncak kepala calon menantunya

Gadis itu hanya tersenyum malu ketika di puji oleh calon mertuanya, pipi nya bagaikan tomat yang saat ini sedang memerah, ia tidak membayangkan bagaimana jika suaminya nanti melihat wajahnya yang seperti ini, pasti ia akan sangat malu

Suasana di aula yang awalnya meriah kini berubah menjadi sangat khidmat, sejak kedatangan calon pengantin pria bersama rombongan nya, tidak lupa pula penghulu dan saksi yang masing masing sudah bersiap di posisi nya

Dengan tangan gemetar, pria itu menjabat tangan calon ayah mertuanya selaku wali dari sang calon istri, tidak lupa pula keringat yang bercucuran di pelipis nya menandakan saat ini ia sangat gugup

Dengan suara yang nyaring dan lantang bahkan terdengar sangat jelas, akhirnya dua pria itu mengucapkan ijab qobul yang menandakan perpindahan tanggung jawab seorang ayah terhadap putrinya kepada pria yang saat ini telah resmi menjadi imam bagi putri semata wayangnya

Suasana haru kemudian menyeruak di ruangan aula itu, sayup sayup terdengar ucapan hamdalah dari beberapa tamu dan santri yang menyaksikan jalannya ijab qobul, begitu juga dengan wanita paruh baya yang saat ini masih setia menemani wanita yang sekarang sudah resmi menjadi menantu nya, menantu yang sejak lama telah ia anggap sebagai putrinya sendiri

Gadis itu tidak dapat menahan rasa haru dan bahagia, ia menghambur ke dalam pelukan ibu mertua nya, dan meminta doa agar pernikahan ini bisa menjadikan ladang pahala untuk dirinya dan suaminya kelak

"Ayo nak, kita turun ke bawah, temui suami kamu" ajak wanita paruh baya itu

"Terima kasih Ambu, tolong tuntun dan bantu Salwa agar bisa jadi istri yang baik untuk mas firman dan menantu yang baik untuk Abah dan Ambu" Salwa menyeka air matanya sembari tersenyum bahagia menatap asma

"Tentu sayang, Ambu teh akan selalu bimbing kamu nak" ucap wanita paruh baya itu lembut

Kedua wanita itu akhirnya turun lalu keluar dari rumah dan berjalan menuju aula, di temani juga dengan beberapa santriwati yang berjalan di belakang mereka

Asma menuntun gadis itu untuk di samping suaminya, kedua pasangan itu pun saling bertukar cincin, aura bahagia sangat terlihat jelas di wajah Salwa namun berbeda dengan firman, walaupun sejak tadi ia tersenyum simpul namun hatinya bagai terpukul palu Godam besar saat saksi dan tamu undangan mengatakan "SAH"

Harapannya untuk memiliki Aliya sudah hancur, tidak ada yang bisa di lakukan saat ini kecuali pasrah pada takdir yang maha kuasa dan mencoba membuka hati untuk wanita cantik yang sedang memandang nya dengan tatapan tulus penuh cinta

Ku Pesan Cinta Lewat Do'a (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang