Seorang pria paruh baya tengah duduk di teras dengan mata yang sedang asyik membaca berita yang di terbitkan di koran, suasana sejuk di pedesaan di tambah lagi dengan hiruk pikuk santri yang saling menyapa membuatnya merasa sangat nyaman
"Abah, ini di minum dulu kopinya" sahut seorang wanita paruh baya yang baru saja keluar dari dalam rumah dengan membawa secangkir kopi panas
"Eh Ambu, terima kasih"
Pasangan suami istri ini memang selalu terlihat harmonis, walaupun usia mereka tidak muda lagi, tapi pasangan itu sangat jarang di terpa isu yang kurang menyenangkan
"Abah teh udah nanyain gimana kabar firman di kota?" Logat Sunda sangat kental terlihat dari cara bicara wanita itu
"Semalam teh Abah udah telponan sama si kasep, cuma Ambu teh lagi sibuk sama kiyai Hasan dan Ning Salwa, jadi Abah gak enak atuh kalau mau manggil Ambu" jelas pria itu sembari menyeruput kopi panas buatan istrinya
"Gimana kabar dia bah, si kasep sehat sehat aja kan?" Tanya wanita paruh baya itu
"Alhamdulillah si kasep mah sehat sehat wae di sana, kita teh cuma bisa doakan supaya dia dan kerjaannya di lancarkan sama Gusti Allah"
Tiba tiba seorang gadis cantik dengan pakaian syar'i datang menghampiri mereka, sambil memegang Al Qur'an di tangannya ia mengucapkan salam
"Assalamualaikum, kiyai, nyai" ucap gadis itu sembari menundukkan kepalanya
"Waalaikumsalam" jawab mereka serentak
Wanita paruh baya itu lantas memberikan kode untuk gadis itu duduk di kursi yang berada di samping nya, sementara ia dan suaminya duduk di kursi yang sama
"Gimana geulis, kamu nyaman ngajar di kelas?, Ini kan hari pertama kamu ngajar" tanya wanita itu sembari mengelus lembut pundak gadis yang duduk di sampingnya
"Alhamdulillah nyai, semuanya lancar, santri santri di sini juga bersahabat dan rajin, Salwa jadi semangat juga mengajarnya"
Ya, gadis itu adalah Salwa, putri tunggal dari kiyai Hasan yang merupakan sahabat dekat kiyai Amir, kiyai Amir sendiri adalah abah dari firman dan istrinya nyai asma, wanita itu adalah ibu kandung dari Wahyu dan firman
"Geulis, sekarang kamu teh jangan panggil kami kiyai Sama nyai lagi ya, kamu boleh manggil kami abah dan Ambu, atau Abi dan umi juga boleh kalau kamu belum biasa"
Amir mengernyitkan dahinya ketika mendengar pernyataan asma, wajahnya kelihatan sangat heran, sementara gadis manis itu hanya mengangguk sembari tersenyum simpul
"Baik ambu, kalau begitu Salwa masuk ke dalam ya abah,Ambu assalamualaikum" ucap Salwa yang berlalu meninggalkan pasangan suami istri itu di teras
Kiyai Amir dan nyai asma pun lantas membalas salam gadis itu, wajah kiyai Amir masih bingung, ia menatap heran istrinya itu, nyai asma yang merasa di tatap sinis oleh suaminya pun langsung mengarahkan wajahnya ke kiyai Amir
"Abah teh kenapa liatin Ambu begitu, ada yang salah sama pakaian Ambu, atau bedak Ambu ketebalan?" Tanya nyai asma sembari melihat gamis yang di pakainya
"Gak ada yang salah, cuma Abah heran, kenapa Ambu teh nyuruh Ning Salwa manggil kita seperti itu, kita kan gak ada hubungan darah sama dia, dan sebaiknya juga panggilan itu khusus untuk keluarga dekat pondok aja Ambu" jelas kiyai Amir
"Eh Abah teh emang udah lupa ya sama pesan kiyai Munir, ayah Abah sendiri, Ambu aja sampai sekarang masih ingat" asma menepuk lembut lengan suaminya itu
Kiyai Amir kembali di buat bingung dengan istrinya, pesan apa yang di berikan ayahnya yang berkaitan dengan Salwa, pikiran pria paruh baya itu semakin melebar kemana mana
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Pesan Cinta Lewat Do'a (Completed)
Espiritual"Kamu udah nikah?" "kalau aku udah nikah atau belum emang ada hubungannya sama kak Zayn?" "Jawabannya simple, kalau kamu belum nikah, ya aku bakal nikahin kamu, tapi kalau udah nikah aku setia nunggu kamu jadi janda" "Jadi kak Zayn sumpahin aku jad...