Hari ini Aliya akan ke kantor untuk mengurus beberapa proyeknya, setelah bersiap siap ia kemudian turun ke bawah dengan gamis hitam dan jilbab peach yang di biarkannya menjuntai ke bawah
Ia kemudian duduk di samping Nurul sambil menikmati nasi goreng yang di buat oleh Bu darmi, tidak ketinggian segelas susu coklat yang menjadi minuman favoritnya saat sarapan
"Oh iya bang, gimana proyek yang kemarin Aliya ajuin?, Udah Abang ACC belum?" Tanya Aliya pada Aufar
"Abang belum ada periksa berkas-berkas itu, rencananya hari ini baru Abang periksa, memang proyek kamu itu tentang apa ya?"
"Proyek itu sebenarnya udah lama liya rencanain, Liya mau bikin sebuah rumah industri kerajinan gitu, sekalian buat nambah produk properti kita bang, nah nanti di industri rumahan itu kita mempekerjakan ibu ibu atau lansia yang punya bakat bikin kerajinan, jadi ibu ibu juga punya penghasilan sendiri" jelas Aliya dengan nada antusias
"Kerajinan itu nanti akan kamu pasarin kemana?" Tanya Aufar
"kan selain dari proyek tadi, Liya juga kerja sama dengan sebuah hotel untuk mendirikan sebuah resort di pantai terpencil yang ada di desa, di sana banyak wisatawan dari luar negeri tapi mereka gak ada tempat untuk menginap, jadi selain bikin resort liya juga bakal pasarin kerajinan industri rumah di sana, pasti banyak turis yang suka"
"Eeumm, kayaknya ide kamu menarik juga ya, yaudah nanti Abang pelajari dulu proyek kamu ya" jawab Aufar dengan santai
Setelah menghabiskan makanan mereka, Aufar dan Aliya pun pergi ke kantor masing masing, sementara nurul tetap berada di rumah karena ia mengambil cuti sebulan untuk tidak mengajar setelah menikah
Hari ini berjalan seperti biasanya, Aliya ke kantor dan selalu mendapatkan sapaan dari pegawai kantor nya, begitu juga dengan pria berwajah tampan nan lembut yang selalu menunggu Aliya setiap pagi sebelum masuk ke ruangan kerjanya, ya siapa lagi kalau bukan firman
" Assalamualaikum Bu" firman masuk dan melihat Aliya yang tengah sibuk dengan layar laptopnya
"Waalaikumsalam, iya man ada apa?" Tanya Aliya yang mengalihkan pandangannya pada firman
"Ini ada berkas yang harus ibu tanda tangani, sebagain berkas proyek kemarin sudah saya scan dan saya fotokopi sebagai arsip" jelas firman sembari meletakkan beberapa tumpukan map ke atas meja Aliya
Aliya pun mengambil salah satu map dan membacanya, sementara firman hanya diam sambil memandangi wajah Aliya yang kelihatan pucat
"Bu Aliya sakit?" Tanya firman
"Enggak, saya gak papa kok man" jawab Aliya dengan nada datar
"Tapi muka ibu pucat, mau saya panggilin dokter atau saya ambil obat?" Firman kembali memberikan perhatian pada Aliya
"Eh gak perlu man, saya udah biasa kok, emang sering pucat gini, tapi gak apa apa, kamu gak perlu sampai nelfon dokter gitu" jawan Aliya sembari tersenyum simpul
"Ya sudah kalau gitu saya keluar dulu ya Bu" firman keluar dan berlalu meninggalkan Aliya di ruangannya, namun selang beberapa menit firman keluar, seorang laki laki dengan tergesa gesa masuk ke ruangan Aliya
"Assalamualaikum Al" pria itu masuk tanpa seizin Aliya, Aliya sontak terkejut melihat seorang pria dengan gampangnya masuk tanpa seizinnya
"Waalaikumsalam, siapa yang biarin mas masuk ke sini tanpa seizin aku?" Tanya Aliya yang langsung berdiri dari kursi nya
"Al tolong dengerin penjelasan mas dulu, itu semua gak seperti yang kamu pikirin" Fadil mencoba kembali meyakinkan Aliya
"Gak ada yang perlu dijelasin mas, mas gak tulus sama aku, mas cuma mau harta aku aja kan?" Pertanyaan itu langsung menusuk hati Fadil tapi memang itulah kenyataannya, dan tidak ia pungkiri hatinya saat ini masih mencintai Aliya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Pesan Cinta Lewat Do'a (Completed)
Spiritual"Kamu udah nikah?" "kalau aku udah nikah atau belum emang ada hubungannya sama kak Zayn?" "Jawabannya simple, kalau kamu belum nikah, ya aku bakal nikahin kamu, tapi kalau udah nikah aku setia nunggu kamu jadi janda" "Jadi kak Zayn sumpahin aku jad...