Sebuah pagi yang cerah menyambut hangat Aliya hari ini, seperti biasanya, ia akan menjalankan rutinitas nya setiap hari, bertemu dengan karyawan dan berkas berkas laporan yang sudah menunggu untuk di pelajari dan tanda tangani
Setelah beberapa Minggu firman menyatakan niat untuk menikahinya, Aliya merasa selalu gugup dan salah tingkah di hadapan firman, padahal sebelumnya ia bisa bersikap biasa saja
Firman juga bersikap seperti itu, Aliya merasa ada perubahan dari sikapnya, firman menjadi lebih pendiam dan malu ketika berhadapan atau beradu pandangan dengan bos nya itu
Namun terbesit sedikit keraguan dalam hati aliya, beberapa hari yang lalu, ia di datangi oleh seorang wanita paruh baya dalam mimpinya
Di mimpi itu ia sangat jelas melihat firman yang di bawa pergi oleh wanita paruh baya yang wajahnya tidak Aliya kenali
dalam mimpi itu firman di bawa kabur dan saat Aliya ingin mengejarnya tiba tiba ada tembok besar yang menghalanginya, Aliya berusaha untuk membobol tembok itu namun sayangnya saat ia sudah berhasil meruntuhkan tembok besar itu ia malah melihat firman tengah menggendong seorang anak bayi dan di sebelahnya ada seorang wanita cantik yang memeluk pinggang firman dari belakang, tampak seperti keluarga bahagia
Aliya terkesiap dan bangun dari lamunannya itu, pertanda apakah ini, setelah Allah memunculkan rasa nyaman itu, bagaimana mungkin Allah menghadirkan mimpi misterius padanya
Apakah ini merupakan jawaban dari doa doanya selama ini, apakah sebenarnya firman bukanlah orang yang di takdirkan untuknya, ataukah ini hanya bunga tidur semata
Aliya menggaruk tengkuk kepalanya sembari berdecak kesal, ia sangat bingung dengan perasaannya saat ini, di raihnya ponsel abu abu yang terletak di atas meja kerjanya, dengan sigap ia mencari nomor firman dan segera menelponnya
"Assalamualaikum" jawab pria di seberang sana
"Waalaikumsalam" suara Aliya terdengar ragu ragu
"Ada apa bu, ibu perlu sesuatu?" Suara lembut pria itu menggema di Indra pendengaran Aliya
"Firman, apa kamu benar benar berniat menikahi saya?" Tanya Aliya to the point
"Saya sangat bersungguh-sungguh untuk hal itu Bu, saya tidak akan berani main main dengan masalah pernikahan" jelas firman dengan suara naik setengah oktaf
"Apa kamu udah minta restu dan izin dengan orang tua kamu?" Ini yang sebenarnya sejak dulu menganggu pikirannya
Sejenak tidak ada jawaban dari firman, ia sebenarnya belum mendapatkan restu dari Ambu, ibu kandungnya, selain itu Abah juga nampak ragu dengan pilihannya saat ia menelfon kemarin, tapi bagaimanapun firman akan sekuat tenaga untuk mempertahankan Aliya
"Kalau masalah itu ibu tenang aja, saya akan mengurusnya, dan insya Allah saat saya mengkhitbah ibu, keluarga dan orang tua saya sudah memberikan restu" jawab firman dengan sedikit ragu
Dari jawaban firman itu, Aliya merasa bahwa saat ini firman belum mendapatkan restu atau bahkan tidak mendapatkan restu dari orang tuanya, perasaan tidak enak seketika muncul begitu saja dalam hati Aliya, apakah wanita paruh baya dalam mimpinya itu adalah ibu kandung firman yang tidak memberikan restu kepada mereka sehingga ia ngotot memisahkan dirinya dengan firman
Aliya menarik nafas pelan dan kemudian melepaskan nya lagi "baiklah kalau gitu man, saya harap kamu mengutamakan keinginan orang tua kamu daripada kemauan mu sendiri, mereka yang paling utama, assalamu'alaikum"
Aliya langsung menutup telfonnya tanpa menunggu balasan dari pria yang sudah berani terang-terangan melamarnya
Tak terasa adzan sholat Dzuhur berkumandang dengan merdu, Aliya dan para karyawannya bergegas untuk menunaikan kewajiban mereka sebagai seorang muslim
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Pesan Cinta Lewat Do'a (Completed)
Spiritualité"Kamu udah nikah?" "kalau aku udah nikah atau belum emang ada hubungannya sama kak Zayn?" "Jawabannya simple, kalau kamu belum nikah, ya aku bakal nikahin kamu, tapi kalau udah nikah aku setia nunggu kamu jadi janda" "Jadi kak Zayn sumpahin aku jad...