"Ayah!!" Seorang gadis kecil berlari menubruk kaki seorang pria dewasa.
"Sabrina, jangan lari!" Seru seorang wanita dewasa di belakangnya.
Pria yang dipanggil ayah oleh Sabrina tersenyum lalu mengangkat tinggi Sabrina sampai atas kepala membuat gadis kecil itu tertawa senang.
"Selamat sore, Juragan." Sapa wanita dewasa yang sedari tadi mengajak Sabrina bermain.
"Delia, kenapa kau yang mengasuh Sabrina?" tanya Reksa.
"Andini sepertinya kurang enak badan jadi saya memutuskan untuk mengajak Sabrina bermain, Juragan," sahut Delia.
"Elmira, ini Sabrina putri kecilku yang sangat cantik," ucap Reksa memperkenalkan putrinya pada sang istri.
Elmira tersenyum hangat, "hai, Sabrina ...."
Sabrina tampak berpikir sebelum melempar senyumannya pada Elmira.
"Sabrina, ini ibunya Sabrina juga. Ibu Elmira," ucap Reksa memperkenalkan mereka.
"Ibu?" Tanya Sabrina lalu diangguki Reksa dan Elmira.
"Ayah akan menemui tamu penting. Sabrina bermain dulu bersama Ibu Delia dan Ibu Elmira. Hemm ...."
Sabrina mengangguk setuju, lalu Reksa menurunkan putri kecilnya agar bisa mengikuti Delia dan Elmira.
"Kami permisi, Juragan." Ucap Delia lalu mengajak Elmira dan Sabrina menuju teras belakang.
Sampai di teras belakang Delia duduk lesehan beralaskan karpet bulu tebal. Begitu juga dengan Elmira dan Sabrina.
"Sabrina umur berapa?" tanya Elmira pada Sabrina.
"Tiga tahun, Ibu ...." Sahut Delia mewakili Sabrina menjawab karena gadis kecil itu malah asik sendiri bermain bonekanya.
Elmira tersenyum melihat wajah cantik Sabrina.
"Cantik sekali ... kau begitu menggemaskan." Ucap Elmira menoel pipi Sabrina.
Delia tersenyum pada Elmira. "Sepertinya usiamu masih sangat muda, benarkah?"
"Iya Nona, saya masih delapan belas tahun," sahut Elmira.
"Panggil aku Delia. Dan kau bisa memanggil Andini pada Ibunya Sabrina," ucap Delia.
"Iya ...," sahut Elmira.
"Apa kau sudah menemui Ibu Yasinta?" Tanya Delia di balas gelengan kepala oleh Elmira.
"Mungkin masih banyak hal yang perlu kau pelajari dari peraturan di rumah ini. Tapi itu bukan wewenangku," kata Delia.
Elmira menganggukan kepalanya mengerti.
"Bolehkah aku bertanya?"
"Ya, tentu saja," sahut Delia.
"Dua pelayan di belakang Anda, sepertinya mengikuti Anda. Tadi di sana sekarang mereka di sini bersama kita," ucap Elmira yang masih tak mengerti.
"Elmira ... keluarga Dhanuar adalah keluarga kelas atas yang begitu tersohor akan kekuasaannya di bidang bisnis. Yang menjadi anggota keluarga di sini diperlakukan begitu istimewa bagai putri Raja. Satu anggota keluarga memiliki satu pelayan pribadi yang setia selalu mengikuti ke mana kita pergi," jelas Delia.
"Ohh ... berarti mereka pelayan setia Anda?"
"Hanya satu. Yang satu lagi milik Sabrina," sahut Delia.
"Nanti kau akan di berikan pelayan setelah kau menghadap Ibu Yasinta dan memahami peraturan keluarga ini," sambung Delia.
"Aku mengerti. Aku mohon bimbingan juga darimu, Delia."
"Tentu, sebisa mungkin akan aku bantu jika kau memerlukan," sahut Delia.
***
Yasinta duduk di sofa empuk yang ada di ruangannya. Beberapa saat lalu ia mengutus pelayannya untuk memanggil Elmira menghadap padanya.
Elmira kini berdiri di depan Yasinta. "Duduklah," ucap Yasinta. Elmira pun menuruti apa yang dikata Yasinta.
"Elmira, di rumah ini ada banyak peraturan yang harus kau ketahui dan tentunya harus kau patuhi. Akan ada seorang guru yang akan mengajarimu tata krama sebagai seorang istri dan seorang menantu di keluarga ini. Apa saja yang harus di lakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan. Lalu aku sudah berunding dengan putraku untuk menyekolahkanmu ke perguruan tinggi," jelas Yasinta.
Mendengar kata perguruan tinggi mata Elmira langsung berbinar. Ia tak menyangka bahwa menjadi istri Juragan Reksa bisa membuar semua impiannya terwujud.
"Kau harus menunjukan kelayakanmu menjadi istri dari putraku. Jangan coreng nama baiknya dengan tingkah lakumu. Akan ada satu pelayan yang akan melayani kebutuhanmu. Sejauh ini apa kau mengerti?!" tanya Yasinta yang terus menyimak apa yang ia katakan.
"Iya, saya mengerti, Ibu," sahut Elmira sopan.
"Baiklah, pelajaranmu dimulai besok. Kembalilah ke kamarmu." Ucap Yasinta membuat Elmira langsung undur diri dari hadapan Ibu Yasinta.
***
Keluar dari kamar Ibu Yasinta, Elmira sudah di ikuti oleh pelayannya. Sampai di kamar, Elmira langsung bertanya banyak hal pada pelayan yang diberikan untuknya itu.
"Perkenalkan dirimu."
"Saya Inti Sari, Nyonya. Umur saya sembilan belas tahun. Saya sudah bekerja di sini selama dua tahun. Saya juga sudah belajar tata krama keluarga ini dari hari pertama saya menginjakan kaki di rumah ini," ucap seorang pelayan yang bernama Inti Sari.
"Baiklah ... kau bisa ajarkan aku sedikit peraturan di rumah ini sebelum besok ada guru yang mengajariku," sahut Elmira.
Inti memberitahu sedikit kilasan apa saja peraturan rumah ini hingga waktu makan malam tiba.
"Nyonya, sudah waktunya makan malam. Sebaiknya kita segera menuju ruang makan. Karena tidak baik jika Juragan Reksa maupun Nyonya Yasinta menunggu Anda," jelas Inti pada majikannya.
"Baiklah, ayo kita ke sana," sahut Elmira.
Sampai di ruang makan sudah ada Delia yang duduk di sana.
"Delia ...." Sapa Elmira ramah di balas senyum hangat oleh Delia.
"Rupanya kau sudah mendapat pelayan," ucap Delia.
"Iya. Besok juga akan ada guru yang mengajariku." Sambung Elmira membuat Delia mengangguk mengerti.
Selang beberapa saat, hadir Andini dan juga Sabrina. Lalu Ibu Yasinta dan Juragan Reksa yang sudah siap menikmati sajian makan malam mereka.
***
......bersambung....
Semarang, 14 Mei 2020
Salam
Silvia Dhaka
Repost 4 Juli 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Ratu
RomanceDewasa +18 Kisah seorang gadis biasa bernama Elmira Amaria anak seorang petani dari desa terpencil di sebuah pulau yang menjadi ratu di hati sang bangsawan muda nan tampan bernama Raka Reksa Dhanuar. Baru diketahui jika sebenarnya Reksa sudah memil...