48. Tak Percaya

1.1K 125 46
                                    


"Ibu ...." Sapa Elmira mendekati Yasinta.

"Ibu tak menyangka kau bisa berbuat seperti itu, Elmira," ucapan Yasinta membuat Elmira terkejut.

"Apa Ibu tak mempercayai saya?" tanya Elmira lirih.

"Kata hatiku ingin mempercayaimu, El. Tapi aku juga tak tahu kebenarannya karena semua bukti mengarah padamu, El," ucap Yasinta.

Elmira menangis mendengar penuturan dari ibu mertuanya. "Iya, saya mengerti, Ibumu," sahut Elmira dengan nada yang lirih.

"Kau, Delia dan Andini sama. Kalian adalah menantu Ibu. Ibu tak mau kalian saling menyerang." Ucap Yasinta seraya memeluk Elmira.
Elmira menangis dalam pelukan Yasinta.

***

Elmira tak keluar kamar untuk makan malam bersama, seperti yang biasa ia lakukan. Ia merasa tak enak hati karena pada saat ia datang ke ruang makan, maka Delia langsung pergi. Delia bilang tak mau makan semeja dengan dirinya.

"Nyonya, ini sudah waktunya makan malam," ucap Inti.

"Tidak Inti. Aku tak kan ke sana," sahut Elmira.

"Kenapa seperti itu, Nyonya?" tanya Inti.

"Tadi pagi, Delia meninggalkan meja makan saat aku datang. Dan siangnya juga seperti itu," sahut Elmira.

"Yang sabar ya, Nyonya ...," ucap Inti.

"Terima kasih, Inti," ucap Elmira.

"Kalau begitu saya akan membawakan makan malam Anda ke kamar," ucap Inti.

"Tak perlu," cegah Elmira.

Raut muka Inti berubah bingung, "kenapa?"

"Aku sedang tak berselera makan. Jadi percuma saja kau membawakanku makanan, toh juga tak kan kumakan," ucap Elmira.

Inti mendekati Elmira. Ia begitu merasa iba pada nyonya majikannya ini.
"Nyonya, Anda harus tetap makan meski tak berselera. Pikirkan Juragan muda Shaka, Nyonya. Juragan kecil masih membutuhkan banyak ASI dan juga membutuhkan Nyonya untuk merawatnya. Jika Nyonya sampai jatuh sakit, lalu bagaimana dengan Juragan muda?" ucapan Inti membuat Elmira tersadar jika ia tak bisa berbuat seenaknya tanpa memikirkan putranya.

"Saya ambilkan makan malam untuk Anda, Nyonya." Ucap Inti lalu bergegas keluar kamar Elmira menuju dapur.

***

Delia datang  ke ruang makan. Di sana sudah ada Andini dan Sabrina.
"Hai, Delia. Bagaimana keadaanmu,  apakah sudah membaik?" tanya Andini.

Delia mengangguk menjawab pertanyaan dari Andini. Tak lama kemudian Yasinta datang.

"Elmira belum datang?" tanya Yasinta.

"Sepertinya dia tak ikut makan malam bersama kita, Ibu," sahut Andini.

"Baiklah, kita mulai saja makan malamnya," ucap Yasinta.

"Kita tidak menunggu Juragan dulu?" tanya Andini pada ibu mertuanya.

"Tidak, Reksa pulang malam hari ini. Masih banyak urusan yang harus dia selesaikan," sahut Yasinta.

Andini mengangguk, mengerti aras jawaban ibu mertuanya. "Tapi Elmira kali ini tak ikut makan malam. Baguslah kalau dia sadar." Andini terkekeh melirik kursi Elmira yang kosong.

"Eehheemm!"

Andini menghentikan ocehannya setelah mendengar deheman dari ibu mertuanya.

Setelah itu, tak ada lagi yang membuka suara. Mereka makan dengan tenang.

***

Elmira duduk termenung di balkon kamarnya. Sudah berhari-hari lamanya insiden bubuk obat itu terjadi. Dan selama itu pula dirinya dikucilkan di rumah ini. Ia mendongak ketika ada seseorang yang berdiri di depannya.

"Reksa ...." Elmira berdiri menghampiri suaminya itu. Tapi respon dari suaminya tak seperti biasanya.
Reksa hanya berdiri diam mematung menatap Elmira.

"Aku ingin bicara," ucap Reksa.

Elmira bingung dengan sikap dingin  Reksa. "Bicara saja," sahut Elmira.

Reksa memberi isyarat agar Elmira kembali duduk di kursi.

"Bicara tentang apa?" tanya Elmira saat dirinya sudah kembali duduk.

"Katakan padaku, apa alasanmu melakukan hal itu," Elmira terkejut mendengar ucapan suaminya ini.

"Maksudmu apa?" ucap Elmira lirih.

Reksa menatap Elmira tajam.
Elmira tampak berpikir sejenak, lalu tiba-tiba matanya mendelik saat dirinya mengingat sesuatu.
Elmira menggelengkan kepalanya, "tidak, kau ... apa kau tak percaya padaku?" lirih Elmira.

Reksa tetap diam dan menatap Elmira tajam.
Elmira berdiri dari duduknya. Ia menangis dan memegang kepalanya. Tiba-tiba saja kepalanya berdenyut nyeri.

"Sudah berhari-hari setelah kejadian itu dan kau sama sekali tak menemuiku. Lalu sekarang ini kau datang dengan segala ketidakpercayaanmu padaku. Kau mempertanyakan karakterku," lirih Elmira.

"Kau tak mempercayaiku ...," sambung Elmira.

"Aku ingin mempercayaimu, tapi semua bukti mengarah padamu," sahut Reksa.

"Aku tak mungkin setega itu melakukan hal kejam pada Delia. Dia sudah kuanggap kakakku sendiri," ucap Elmira.

"Lagi pula aku tak punya motif melakukan itu," sambung Elmira.

"Bagaimana kau tak punya motif. Bukankah kau menginginkan posisi utama dan satu-satunya? Kau sendiri yang mengatakan itu padaku," ucap Reksa.

Elmira tak bisa lagi membela dirinya selagi suaminya tak percaya padanya. Ucapan Reksa malah membuatnya tersudut. Padahal saat ini ia berharap lebih pada Reksa. Saat ini yang ia butuhkan adalah dukungan dan kepercayaan dari suaminya ini.

Elmira menghirup udara sebanyak banyaknya, ia lalu membuangnya perlahan. "Aku tak kan membela diri lagi. Karena percuma saja, apapun yang kukatakan tak akan merubah apapun. Bukti yang mengarah padaku dan hilangnya kepercayaan dari suamiku membuatku tersadar akan  siapa diriku. Aku tak sepantasnya berharap lebih darimu." Elmira menghapus air matanya.

"Aku terima apapun yang akan kau lakukan padaku. Bahkan jika kau menceraikanku sekalipun." Desis Elmira menatap tajam mata Reksa. Ia lalu pergi meninggalkan Reksa yang masih duduk di kursi balkon.

Elmira menangis sejadinya di kamar mandi. Ia menangisi kemalangan yang menimpa dirinya. Hingga beberapa saat lamanya.
Setelah puas menangis, Elmira menghapus air matanya. Ia melihat dirinya di pantulan cermin besar. Dari sana dirinya terlihat begitu menyedihkan.

"Aku tak akan menangis. Jika mereka menganggapku kejam dan serakah hingga aku tega melakukan hal itu. Maka akan kutunjukan jika diriku memang orang yang kejam dan serakah. Aku tak akan menangisi nasib malangku. Aku harus kuat demi putraku, Shaka," ucap Elmira pada pantulan dirinya di cermin.

***

25 September 2020

-Silvia Dhaka-

Repost 6 Agustus 2021

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang