43. Hukuman

1.3K 110 79
                                    


Delia keluar rumah. Ia meminta supir agar mengantarkannya menuju kantor Juragan Reksa. Sebelumnya ia sudah meminta ijin terlebih dahulu pada Ibu Yasinta. Dan ternyata beliau langsung memberinya ijin.

Delia tersenyum melihat kotak bekal yang ia bawa dari rumah untuk makan siang dirinya dan juga suaminya. Rasa senang, gugup dan khawatir bercampur menjadi satu karena ini kali pertama ia berkunjung ke kantor suaminya.   Ia tersenyum, nampaknya ia lebih jauh selangkah dari Andini dan Elmira. Mereka berdua bahkan belum pernah menginjak tempat kerja suami mereka.
Tapi rasa takut dan rasa tak percaya diri kini menderanya. Pasalnya hubungannya dengan Juragan Reksa belum juga membaik.  Dan karena hal itulah kini dirinya memberanikan diri untuk menemui sang suami di kantor.
Sibuk memikirkan banyak hal, tak terasa mobil sudah berhenti di depan sebuah gedung megah milik keluarga suaminya.

"Sudah sampai, Nona," ucap supir yang mengantarkan Delia.

"Iya, terima kasih." Ucap Delia lalu turun dari mobil.

Dengan langkah anggun Delia menapaki gedung perkantoran milik keluarga Dhanuar.  Meski belum pernah sejakipun ia  menginjakan kaki di sini, namun ia bisa menguasai dirinya dengan tetap berjalan anggun dan berwibawa. Hal itu tak sulit mengingat dirinya yang seorang wanita berpendidikan tinggi dan wanita dari kalangan terhormat. Ia disambut oleh dua petugas keamanan yang memberi salam hormat padanya.

"Selamat siang, Nyonya. Ada perlu apa Anda datang ke sini?" Tanya salah satu petugas keamanan yang baru saja membukakan pintu untuknya.

"Saya ingin bertemu dengan Tuan Reksa Dhanuar,"  sahut Delia.

"Mari silakan menuju resepsionist," sahut sang petugas.

Delia mengangguk  lalu berjalan mengikuti pria itu.

"Selamat siang ada yang bisa saya bantu?" seorang perempuan muda dan cantik menyapanya di meja reseptionist.

"Saya ingin bertemu dengan Tuan Reksa Dhanuar. Apa beliau ada?" tanya Delia.

"Maaf, apa Anda  sudah membuat janji terlebih dulu dengan Tuan Reksa?" tanya perempuan cantik itu.

Delia menggeleng, "haruskah seperti itu. Tak bisakah kau memberitahunya jika aku mencarinya?" tanya Delia.

"Maaf tidak bisa, Nyonya. Tuan Reksa sedang ada rapat," sahut perempuan itu.

"Benarkah ...?" sahut Delia dengan nada kecewa.

"Selamat siang, Nona Delia. Anda di sini?" Haris menyapa dengan nada keterkejutannya yang tak bisa di tutupi. Ia tak menyangka jika wanita di depannya ini memang benar  istri juragannya.

"Tuan, wanita ini ingin menemui Tuan Reksa," ucap  perempuan reseptionist itu pada Haris.
Haris mengangguk mengerti.

"Aku membawakan makan siang untuk suamiku. Dan untukmu juga," ucap Delia seraya tersenyum pada Haris.

"Mari saya antarkan, Nona," ajak Haris.
Delia berjalan mengikuti langkah kaki Haris menuju pria-nya yang ia cintai.

"Su-suami?" perempuan penjaga meja itu dengan terbata mengulang ucapan Delia. Setelah Delia dan Haris pergi menjauh.

"Iya ... aku juga mendengar seperti itu," sahut pria petugas keamanan.

"Dia istri Tuan Reksa?! Dia cantik sekali," seru perempuan itu.

"Iya, tapi aku dengar istri Tuan Reksa ada tiga," ucap pria penjaga keamanan.

"Ya, aku juga dengar begitu. Aku iri melihatnya. Dia cantik sekali, anggun dan berkarisma."

"Kudengar  ada istrinya yang lain lagi yang lebih cantik."

"Benarkah?!" seru perempuan itu.

"Iya." Sahut penjaga keamanan itu lalu berjalan menuju tempat kerjanya semula.

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang