60. Perayaan Kehamilan

1.4K 155 81
                                    

Jangan lupa vote dan komen!
Post satu part lagi buat kalian semua yang udah nungguin Elmira.
Spesial malam tirakatan HUT RI

Selamat membaca.
***

Hari ini semua anggota keluarga Dhanuar akan kembali ke rumah. Masa liburan mereka sudah berakhir. Reksa juga sudah harus kembali ke kantor untuk bekerja. Ia tak bisa seenaknya membolos, karena ada banyak orang yang menggantungkan nasibnya di perusahaan yang ia pimpin.

Masih seperti kemarin saat berangkat ke villa, kini saat pulang pun Andini dan Delia berebut untuk bisa satu mobil dengan Reksa. Mereka selalu berebut perhatian Reksa. Mereka juga berlomba-lomba ingin dimanja oleh Reksa, apalagi saat ini keduanya sedang mengandung. Hal itu tentu saja semakin membuat Elmira menjauh dari Reksa.

Sore hari rombongan Dhanuar sampai di rumah. Kedatangan mereka tentu saja langsung disambut oleh para pelayan.
Yasinta langsung menuju kamar. Ia terlalu lelah saat berada di perjalanan, duduk diam selama berjam-jam membuat tubuhnya kaku dan pegal. Apalagi di usianya yang sudah lebih dari setengah abad ini.

Elmira juga langsung menuju kamarnya. Ia juga merasa pegal karena memangku Shaka selama berjam-jam di dalam mobil. Ia tak mau ambil pusing dengan Reksa dan kedua istri sirinya itu. Baginya mengistirahatkan tubuh lelahnya dan membaringkan tubuh putranya di ranjang lebih penting dari sekedar melihat drama kolosal.

Reksa merasa bingung karena Andini dan Delia bergelayut manja di kedua lengannya secara terus menerus. Ia bingung harus memilih masuk ke kamar siapa, Delia atau Andini. Akhirnya ia putuskan untuk menuju ruang kerjanya. Hal itu tentu membuat kedua istri sirinya mendesah kecewa. Lebih baik ia tak memilih salah satu di antara mereka dari pada membuat ribut.

Haris mengikuti Reksa menuju ruang kerja. Sampai di ruang kerja Reksa langsung menghempaskan tubuhnya di atas sofa.
"Haris ...."

"Iya, Juragan," sahut Haris.

"Kusarankan padamu, jangan sekali-kali berniat untuk memiliki istri lebih dari satu. Apalagi sampai memiliki tiga istri," ucap Reksa dengan nada frustasi.

Haris tersenyum, "seperti Anda, begitu Juragan?" tanya Haris dengan nada menggoda.

Reksa berdecak mendengar sahutan Haris yang terdengar mengejek ketika di tangkap indra pendengarannya. "Iyaa ... kau benar," sahut Reksa membuat Haris tersenyum.

"Siapkan satu ranjang di sudut ruangan ini," ucap Reksa.

"Maksud Anda?" tanya Haris tak mengerti dengan ucapan Juragannya.

"Aku bingung harus tidur di mana. Mereka semua merengek untuk kutemani. Aku pusing, aku juga perlu ketenangan. Jadi kuputuskan untuk merubah ruangan ini menjadi kamarku juga," ucap Reksa membuat Haris mengangguk mengerti.

"Maaf Juragan, tapi ada kata yang perlu Anda perbaiki," ucap Haris.

Reksa menyerngit menatap Haris. "Kata yang mana?" tanya Reksa.

"Bukan mereka yang merengek pada Anda, Juragan. Lebih tepatnya hanya dua orang istri Anda. Setahu saya, satu istri Anda yang lain malah mengacuhkan Anda." Ucap Haris menyunggingkan senyumnya, membuat Reksa mendelik padanya.

"Iya kau benar," sahut Reksa sembari mendesah frustasi.

"Elmira semakin jauh dariku. Bahkan saat aku menemui Shaka di kamar pun dia langsung pergi menghindar. Apa aku sudah berbuat keterlaluan pada Elmira?" ucap Reksa mengingat kilatan kejadian saat ia berada di kamar Elmira.

"Aku tak tahu mengapa semuanya menjadi kacau seperti ini," ucap Reksa.

"Anda harus memperbaiki hubungan Anda dengan Nyonya Elmira, Juragan. Sebelum semuanya terlambat dan Anda menyesali semuanya," Haris memberanikan diri untuk memberi saran pada Juragannya. Biar bagaimanapun Reksa sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri. Ia menyayangi Reksa layaknya saudara. Ia tak mau sampai nantinya Reksa menyesal.

"Saya rasa pemilik obat itu yang sebenarnya bukan Nyonya Elmira. Saya yakin seratus persen, Juragan," ucap Haris.

Reksa tampak menimbang dan berpikir setelah mendengar ucapan Haris. Sebenarnya ia juga ragu jika Elmira melakukan perbuatan itu. Tapi waktu itu ia terlalu emosi dan melukai perasaan Elmira. Dan hingga sekarangpun untuk meminta maaf pada Elmira, ia sudah tak punya muka.

"Saya permisi untuk menyiapkan ranjang Anda, Juragan." Pamit Haris lalu keluar dari ruang kerja Reksa.

***

Malam hari semua anggota keluarga sudah berkumpul di ruang makan. Andini dan Delia meminta persetujuan Yasinta dan Reksa untuk merayakan kehamilan mereka dengan memasak menu spesial untuk menu makan malam kali ini.
Berbagai masakan lezat tersaji di atas meja makan. Aroma sedapnya bahkan bisa langsung menggugah selera siapapun yang membau.

Elmira terus saja menampilkan senyumannya meski hatinya terlalu sakit. Dan seperti biasa, ia merias dirinya secantik dan semenarik mungkin. Ia tak mau terlihat menyedihkan apalagi di hadapan Andini dan Delia. Ia tak mau dianggap kalah meskipun dalam kenyataannya dia memang sudah kalah.

"Elmira, makanlah yang banyak. Ini makan malam untuk merayakan kehamilanku dan kehamilan Delia," ucap Andini dengan begitu bangganya.

Elmira tersenyum, "iya ... aku tentu akan makan banyak kali ini. Terima kasih atas perhatianmu," ucap Elmira sembari tersenyum ramah.

"Pastinya kau merasa sedihkan?! Rencanamu untuk membuatku tak bisa hamil tak bisa berjalan lancar seperti yang kau harapkan," ucap Delia sengit, membuat suasana di meja makan menjadi hening.

"Maafkan aku yang terlalu dini mengungkap keburukanmu, Elmira." Ucap Delia dengan senyum miringnya.

Elmira tersenyum, "iya ... aku sangat merasa sedih, aku merasa sangat menyesal. Seharusnya dulu aku tak memberikan obat itu padamu," raut muka Elmira berubah sedih.

Raut muka Delia langsung berubah lega dan senang mendengar ucapan Elmira. 'Akhirnya dia mengakui perbuatannya juga, di hadapan semua orang,' ucap Delia dalam hati.

Ucapan Elmira membuat Reksa mendelik, 'apa maksud ucapan Elmira? Apa dia mengakui perbuatan salahnya?' tanya Reksa dalam hati.

"Seharusnya dulu aku memberimu racun pelumpuh saraf otak agar kau menjadi gila," sambung Elmira sembari menampilkan senyumnya yang menawan.

'Uuhhukk'

Andini menyemburkan air yang ia minum. Ia terkejut dengan ucapan Elmira yang terlalu berani.
'Apa dia sudah tak waras. Kenapa ia mengucapkan hal seperti itu?' gumam Andini dalam hati sembari melirik setiap reaksi dari anggota keluarga.

Delia dan Reksa begitu terkejut dengan ucapan Elmira.

"Kau!!" seru Delia mendelik. Ia berdiri sambil menuding Elmira dengan telunjuk jarinya.

"Delia!!" Reksa menyentak Delia untuk mengendalikan dirinya.

"Juragan, Anda mendengarnya sendiri, bukan?! Dia memang berniat jahat padaku," adu Delia pada Reksa.

"Tenanglah dan kembali ke tempat dudukmu!" seru Reksa.
Delia langsung menurunkan tangannya dan kembali ke tempat duduknya.

Elmira tetap melanjutkan makan malamnya, seolah tak terjadi apapun. Hal itu membuat Yasinta tertegun dengan menantunya itu. Elmira masih bisa tenang, setelah ada insiden kecil di meja makan.

Delia sudah tak bisa lagi melahap makanannya. Selera makannya mendadak hilang karena sudah tergantikan dengan amarahnya.

Andini menatap takut sekaligus heran pada Elmira. 'Bagaimana bisa Elmira berubah menyeramkan seperti ini dalam waktu yang singkat .... Hhii," ucap Andini dalam hati. Ia sampai bergidik ngeri membayangkan perubahan Elmira yang menurutnya mengerikan.

***

Ini gimana jadinya??
Elmira cari juragan baru??

Kalian pada nggak suka sama Reksa ya😕
Padahal aku suka lho😟

Baca cerita selengkapnya di aplikasi KBM.
Terima kasih😘

-Silvia Dhaka-

Repost 17 Agustus 2021

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang