Hari ini double update ya.
Aku nggak tahu kalian pada suka baca judul ini versi panjang atau enggak.
Tapi emang pas buat cerita ini ideku agak muter-muter sih.Kalau bosan dan nggak suka bisa ditinggal aja soalnya partnya masih puannnjang bangeetttt.
Inipun udah aku buang-buang sebagian.
Itu pula yang bikin nomer partnya loncat-loncat.
Jadi abaikan aja tentang nomer di judul partnya.Pokoknya total ada 141 part + 5 ekstra part.
Seperti biasa, aku cuma update di wattpad sampai tamat.
Ekstra part hanya ada di aplikasi KBM dan ebook.
Di aplikasi KBM udah tamat dari kemarin-kemarin dan ini tinggal nunggu ebooknya keluar.
Harga ebooknya sekitar 60ribuan kayaknya.Okee, kalau gitu selamat membaca di hari minggu.
***
Bagai kucing yang mengintai tikus untuk ia cabik-cabik tubuhnya. Delia terus menatap sinis ke arah Andini yang terus saja menghiasi bibirnya dengan senyuman. Andini terus saja berlagak bersikap ramah, hal itu semakin membuat darahnya mendidih.
"Tuan, ini enak. Apa Anda ingin tambah lagi, akan saya ambilkan," ucap Andini.
"Tidak ... tidak perlu. Ini sudah cukup," tolak Reksa.
"Baiklah ...," sahut Andini.
"Sayang, apa kau ingin tambah lauk atau sayur?" tanya Andini pada Sabrina dengan nada yang ramah dan penuh perhatian.
"Aku mau tambah telur, Ibu," sahut Sabrina.
"Baiklah, Sayang," sahut Andini. Ia mengambilkan telur ke atas piring Sabrina.
Yasinta tersenyum, "jika kau ramah dan terlihat perhatian begitu, kau terlihat berbeda, Andini. Teruslah seperti itu, Nak," ucap Yasinta.
Andini tersenyum mendengar penuturan dari Ibu mertuanya itu. Misinya untuk mendapatkan kembali hati Ibu mertuanya telah berhasil, kini ia tak akan patah semangat mendapatkan hati suami yang sangat ia cintai, Reksa.
Usai makan malam, Reksa langsung menuju ke ruang kerjanya. Sedangkan yang lainnya kembali ke kamar mereka masing-masing.
Dengan hati yang riang, Andini menggandeng tangan Sabrina hendak menuju ke kamarnya.
"Sabrina sayang, kau pergilah ke kamarmu bersama Bibik Margi. Belajarlah dulu, Nak," ucap Andini sembari mengelus puncak kepala Sabrina."Baik, Ibu," sahut Sabrina.
"Ayo, Bibik Margi!" seru Sabrina menggeret tangan Margi menuju ke kamarnya.
Andini menghembuskan nafas beratnya, "hhhh ... akhirnya aku bisa bernafas juga sekarang," gumam Andini.
Andini merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Perasaannya begitu tenang dan damai. Ini semua dampak dari kebahagiaan yang selama berhari-hari ia rasakan ketika tinggal di rumah orang tuanya. Namun ketenangannya sirna saat seseorang membuka dan menutup pintu kamarnya dengan kasar. Ia mendudukan tubuhnya di pinggiran ranjang untuk melihat siapakah selain dirinya yang telah lancang bersikap kasar di kamarnya.
"Delia, kau?!" seru Andini.
Menyilangkan kedua tangannya di depan dada, Delia dengan raut muka angkuhnya menatap tajam ke arah Andini.
"Iya, ini aku," ucap Delia.
"Apa kau tak memiliki sopan santun dan tata cara baik untuk memasuki kamar orang?!" seru Andini menatap nyalang ke arah Delia. Ia berdiri dari duduknya dan juga menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya sebagai tanda ia siap menantang Delia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Ratu
RomanceDewasa +18 Kisah seorang gadis biasa bernama Elmira Amaria anak seorang petani dari desa terpencil di sebuah pulau yang menjadi ratu di hati sang bangsawan muda nan tampan bernama Raka Reksa Dhanuar. Baru diketahui jika sebenarnya Reksa sudah memil...