28. Merasa Bersalah

1.2K 87 3
                                    

Reksa sampai di kamar Elmira sebelum makan malam tiba. Ia mendapati Elmira duduk di sofa sambil membaca sebuah buku.

"Sayang ...," sapa Reksa pada Elmira.

Elmira menoleh ke arah Reksa lalu meletakan bukunya di atas meja. "Kau sudah pulang?" Tanya Elmira menghampiri suaminya itu.

Tahu jika Elmira akan menghampirinya, ia langsung menghindar dan melesat menuju kamar mandi. Ia tak mau Elmira curiga dengan dirinya saat mungkin tak sengaja Elmira menemukan jejak percintaanya dengan Andini sore tadi. Karena tadi ia dan Andini melakukannya masih dengan pakaian kerjanya yang lengkap. Hanya baju Andini yang terkoyak akibat ulahnya.

"Aku akan membersihkan tubuhku dulu karena sebentar lagi kita harus makan malam." Ucap Reksa sambil membuka pintu kamar mandi.

Elmira mengangguk lalu kembali membaca bukunya.
Tak membutuhkan waktu lama, kini Reksa sudah selesai mandi lalu ikut bergabung dengan Elmira duduk di sofa.

Elmira menyandarkan kepalanya di pundak Reksa. Ia suka sekali bermanja-manja seperti ini.

"Aku rindu Ayah dan Ibu," ucap Elmira.

"Aku ingin mengunjungi mereka, apakah boleh?" Tanya Elmira yang kini mendongak menatap Reksa.

Reksa menundukan kepalanya untuk memberikan kecupan di bibir Elmira. "Kau akan meninggalkan kuliahmu?" tanya Reksa.

"Tidak." Kali ini Elmira-lah yang mengecup bibir Reksa.

"Lalu?" Reksa kembali mengecup bibir Elmira.

"Bulan depan kuliahku libur selama sebulan lebih." Ucap Elmira lalu kembali mengecup bibir Reksa.

"Dan selama itu kau akan meninggalkanku?" tanya Reksa. Kali ini ia tak hanya mengecup bibir Elmira, namun ia melumat bibir Elmira yang terasa manis menurutnya.

Elmira tersenyum setelah tautan bibir mereka terurai. "Apa kau tak bisa ikut denganku?" tanya Elmira.

"Bisa tapi mungkin hanya beberapa hari saja. Aku tidak mungkin meninggalkan pekerjaanku dan tanggung jawabku di sini begitu saja, Sayang ...," jelas Reksa pada istrinya ini.

Elmira mengangguk mengerti.

"Maka dari itu jangan pergi. Tetaplah di sini," pinta Reksa.

"Aku ... terus terang aku merasa tertekan di sini." Ucap Elmira dengan matanya yang sudah mulai berkaca-kaca.

Reksa menarik Elmira agar duduk di pangkuannya. Elmira menyenderkan kepalanya di bahu Reksa.

"Apa yang membuatmu merasa tertekan?" Tanya Reksa sambil membelai rambut hitam Elmira.

"Semuanya," sahut Elmira.

"Maafkan aku karena telah membawamu masuk ke situasi sulit seperti ini." Ucap Reksa mendekap tubuh Elmira.

Elmira menegakan tubuhnya. "Sudah waktunya makan malam."

"Iya benar. Ayo keluar," sahut Reksa.
Elmira turun dari pangkuan Reksa. Keduanya berjalan beriringan menuju ruang makan.

Sampai di lorong mereka bertemu Andini yang juga akan menuju ruang makan.
Reksa tak memperdulikan Andini, ia tetap meneruskan langkahnya. Menatap lurus seolah tak melihat keberadaan Andini. Namun berbeda dengan reaksi Elmira, ia merasa ada yang aneh dengan senyum Andini yang tersungging di bibirnya yang diberi pewarna merah.

Tak mau ambil pusing, Elmira tak lagi memperhatikan Andini. Ia meneruskan perjalanannya menuju ruang makan.
Di ruang makan sudah ada Delia. Delia tersenyum ramah menyapa Elmira, begitupun sebaliknya. Lalu ia tersenyum hormat pada Reksa.

Andini tiba dengan senyumnya yang merekah, seolah menampilkan jika saat ini dirinya sedang begitu bahagia.
"Delia, kau selalu datang lebih awal," ucap Andini pada Delia.

"Iya, tentu saja. Aku tak seperti mu yang harus lebih dulu mengurus keperluan Sabrina dan aku juga tak seperti Elmira yang menunggu Juragan Reksa pulang kerja. Aku di sini bebas, seperti gadis lajang," sahut Delia tak acuh.

Reksa melotot mendengar ucapan Delia. Ia seperti tertampar dengan ucapan selir keduanya ini. Karena benar adanya, ia tak pernah sekalipun memperdulikan keberadaan Delia di sini. Ia bahkan sudah mengabaikan selirnya ini dari sebelum dirinya menikahi Elmira. Perasaan bersalah seketika menggerogoti hatinya. Tak seharusnya ia memperlakukan Delia tak adil seperti ini.
Elmira juga merasa tak enak hati pada Delia. Secara tidak langsung, Delia tengah menyindir dirinya.
Sedangkan Andini tetap menampilkan senyum cerianya. Menurutnya ucapan Delia tak begitu penting, dan memang begitulah kenyataannya.

"Sudah berkumpul semua rupanya." Ucap  Yasinta yang datang bersama Sabrina.

Tadi saat Reksa dan Andini keluar dari kamar mandi, mereka sudah tak mendapati putri mereka di kamar. Saat mereka mencari, Margi yang menunggu di luar kamar Andini memberi tahu jika Sabrina pergi ke kamar Ibu Yasinta.

Mereka memulai menyantap menu makan malam yang sudah tersaji di meja makan. Namun tanpa mereka sadari saat ini Reksa sudah kehilangan nafsu makannya karena ucapan Delia yang terus menari di pikirannya.

***

8 Agustus 2020
-Silvia Dhaka-

Repost 12 Juli 2021

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang