51. Tak Acuh

1.1K 148 43
                                    


Reksa menghampiri Delia yang duduk termenung di sofa. "Ada apa denganmu, Delia?" Tanya Reksa setelah mendudukan dirinya di belakang Delia.

Delia membalikan tubuhnya, "seharusnya saya yang bertanya seperti itu kepada Anda, Juragan," sahut Delia. Matanya menelisik ke manik mata sang juragan.

"Aku?" tanya Reksa tak mengerti.

"Anda berubah setelah melihat perubahan Elmira. Saya sudah menerima saat Anda tak mau menjatuhkan hukuman pada Elmira. Tapi saya merasa sakit hati saat Anda mulai mengabaikan saya seperti ini," ucap Delia.

Reksa mengusap wajahnya, "aku tidak mengabaikanmu, Delia. Bahkan tiap malam aku lebih sering tidur di sini dari pada di kamar Andini," ucap Reksa.

"Sudahlah ... hentikan perang dingin ini. Lupakan semuanya, kita mulai hidup kita kembali rukun seperti dulu," ucap Reksa.

"Tidak. Sebelum saya berhasil mengandung buah hati kita, aku tak akan memaafkan Elmira." Sahut Delia lalu mengecup bibir Reksa.

Delia naik ke pangkuan Reksa. Ia mengalungkan kedua tangannya di leher jenjang Reksa. Ia lalu kembali mencium bibir Reksa dengan penuh cinta. Ia senang karena ciumannya terbalas. Bahkan kini Reksalah yang lebih agresif.

"Saya ingin segera mengandung, Juragan. Buat saya mengandung buah cinta kita." Bisik Delia seraya mengecupi leher Reksa. Ia bahkan tak sungkan meninggalkan bekas kecupannya di sana.

Delia semakin berani setelah Reksa lebih sering menghabiskan malam dengannya di kamar ini. Sejujurnya ia juga senang, Reksa menghukum Elmira dengan mengabaikan wanita itu. Itu lebih menyakitkan dibanding hukuman apapun.

Reksa mulai terangsang dengan ketrampilan bibir Delia yang mengerjai tubuhnya. Dirinya tak bisa menghentikan aktifitas panas ini begitu saja. Ia harus menuntaskan hasratnya. Dan dengan senang hati Delia akan melayaninya.

***

Andini tak bisa memejamkan mata meski hari sudah larut malam. Ia gelisah membayangkan Reksa dan Delia yang pastinya tengah menikmati aktifitas ranjang mereka.

"Aarrgghh ... seharusnya aku yang bersama Juragan Reksa. Seharusnya kita menghabiskan malam bersama. Tapi apa, lihat ini. Aku malah ada di sini sendirian. Aku seperti orang yang tak diperlukan. Aku tak bisa terima jika Juragan lebih memilih wanita mandul itu!" seru Andini.

"Perempuan mandul itu sepertinya mulai bertingkah. Aku tak boleh membiarkannya!" ucap Andini geram.

"Aku harus berusaha lebih keras lagi merebut perhatian Juragan. Dan aku juga harus segera mengandung anak laki-laki untuk Juragan. Setelah itu, aku akan menyingkirkan Elmira dan Delia," ucap Andini.
Lelah dengan pemikirannya, Andini akhirnya tertidur.

***

Elmira terjaga dari tidurnya. Ia turun dari ranjang lalu berjalan menghampiri putranya yang masih terlelap. Ia tersenyum pada putranya itu, setidaknya putranyalah penyemangat hidupnya. Meskipun sekarang dirinya terlihat bahagia, namun tetap saja dirinya adalah seorang istri yang telah dicampakan suaminya. Ia merasa terbuang.

Sekelebat bayangan masa-masa indah saat dulu bersama Reksa berputar di ingatan Elmira. Tiba-tiba saja setetes cairan bening keluar dari matanya.

"Ayahmu mengingkari janjinya pada Ibu. Mulai sekarang kita harus terbiasa hidup tanpa Ayahmu, hemm ...." Ucap Elmira seraya mengelus rambut putranya.

"Kita tinggal menunggu waktu kapan kita akan diusir dari rumah ini," sambung Elmira.

"Maafkan ibu, Sayang. Ibu menyerah, ibu tak sanggup menjalani hidup seperti ini," ucap Elmira.

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang