58. Kabar Baik (Buruk)

1.1K 154 104
                                    


Reksa terbaring puas setelah menggagahi Delia berkali-kali. Rasanya ia malas untuk keluar kamar meski untuk makan siang sekalipun. Bahkan sekarang rasa kantuk sudah mulai menyerangnya.

"Sudah waktunya makan siang, Juragan," ucap Delia mengingatkan sang suami. Ia tidur menyamping sembari memeluk tubuh Reksa. Ia begitu bahagia tiap kali mereka berbagi selimut untuk menutupi tubuh telanjang mereka.

"Aku malas ke luar. Suruh saja pelayan membawakan makanannya ke sini," ucap Reksa.

Senyum seketika terbit di bibir Delia. Memang ini yang ia harapkan. Berdua dan bermesraan dengan Reksa tanpa ada yang mengganggu.

Delia langsung memakai pakaian luarnya tanpa menggunakan pakaian dalamnya. Ia lalu keluar dari kamar, mencari keberadaan pelayan. Kebetulan seorang pelayan sedang lewat di depan kamarnya.

"Hai, kau!" seru Delia pada pelayan itu.

"Saya, Nona ...." Sahut pelayan itu lalu mendekat ke arah Delia.

"Bawakan makan siang untukku dan untuk Juragan Reksa, segera," ucap Delia.

"Baik, Nona." Sahut pelayan itu lalu bergegas melaksanakan perintah sang nona.

Delia kembali ke kamar, setelah pelayan yang ia suruh itu pergi melaksanakan tugasnya.

***

Yasinta menyerngit ketika dua orang pelayan berjalan melewati ruang makan dengan membawa satu baki penuh dengan makanan dan minuman.

"Ke mari!" Yasinta memanggil seorang pelayan yang membawa baki.

"Saya, Nyonya ...." Ucap seorang pelayan itu saat sudah menghampiri Yasinta.

"Untuk siapa makanan-makanan itu?" tanya Yasinta.

"Ini untuk Juragan Reksa dan Nona Delia, Nyonya," sahut pelayan itu.

"Siapa yang mengutusmu?"

"Saya diutus oleh Nona Delia, Nyonya," sahut pelayan.

"Baiklah, kau bisa pergi," ucap Yasinta pada dua pelayan itu.

"Keterlaluan mereka!" Sentak Yasinta menggebrak meja di hadapannya. Hal itu membuat Elmira dan Andini terkejut.

"Bahkan di saat putranya sakit dia tak segera datang!" seru Yasinta dengan nadanya yang meninggi.

"Sudah Ibu, tahan emosi Ibu. Nanti tekanan darah Anda bisa naik. Itu tak baik untuk kesehatan Anda, Ibu," ucap Elmira mencoba menenangkan ibu mertuanya. Sebenarnya ia juga marah pada Reksa, tapi apa mau dikata. Untunglah putranya hanya sakit ringan, jadi ia bisa cepat memaafkan Reksa.

Andini tak bisa berkutik karena saat ini ia pun juga sedang dihukum oleh Reksa.
Yasinta menghembuskan nafasnya kasar. Putranya memang sangat keterlaluan.

***

Sore hari Reksa keluar dari kamar. Ia melangkah menuju kamar Elmira karena ia ingin menemui putranya.

Inti tersenyum sembari membungkuk hormat saat Reksa memasuki kamar Elmira. Reksa langsung saja berjalan menghampiri Shaka yang berada di gendongan Elmira.

"Shaka ... ini ayah. Sini ayah gendong." Ucap Reksa sambil membungkuk ingin mengambil alih Shaka.
Shaka menangis kencang, begitu bayi itu beralih dalam gendongan Reksa. Hal itu membuat Reksa terkejut.

"Sayang, ini ayah. Jagoan ayah kenapa menangis, hemm?" Reksa menimang Shaka dalam gendongannya, berharap putranya ini bisa segera menghentikan tangisnya.

Elmira tetap bungkam. Ia tak mau menyahuti ucapan Reksa. Rasanya ia sudah sangat malas berurusan dengan Reksa.

"Shaka itu tahu mana orang yang baik dan mana orang yang tidak baik." Tiba-tiba Yasinta muncul dari ambang pintu.

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang