Elmira terbangun dari tidurnya, tak ada Reksa atau siapapun yang ada di sampingnya. Ia melangkah menyusuri ruangan yang tampak asing baginya. Tak ada yang bisa ia lihat selain kabut putih. Mungkin ini efek dari penglihatannya yang belum sepenuhnya jelas karena ia baru saja terbangun dari tudurnya.
"Di mana aku?" Gumam Elmira semakin menapakan kakinya menyusuri tempat asing ini.
Elmira meraba perutnya seperti yang biasa ia lakukan saat mengandung. Seketika matanya terbelalak.
"Bayiku!!" Elmira syok saat perutnya tak lagi besar. Perutnya kini rata, terasa kosong dan ringan. Ia tak merasakan adanya kehidupan lagi seperti sebelumnya.
"Tidak ... tidak ... ini tidak mungkin. Di mana bayiku!!" Seru Elmira yang sudah menangis histeris. Penampilannya pun sudah kacau karena kedua tangannya yang terus menariki rambut panjangnya.
Elmira terdiam saat ia teringat sesuatu. "Reksa. Iya, pasti dia yang mengambil bayiku. Bayi yang kulahirkan peremuan, lalu dia mengambilnya dariku. Reksa tidak boleh membuang bayiku!" Elmira sudah histeris mondar-mandir tak tentu arah.
Tiba-tiba tangisnya terhenti ketika ia melihat ibunya yang menggendong seorang bayi dan di sebelahnya ada sang ayah yang tersenyum melihat pada bayi dalam gendongan ibunya.
Elmira tersenyum lalu berjalan menghampiri kedua orangtuanya. "Ibu, Ayah kalian di sini menggendong bayiku? Syukurlah, kukira bayiku .... Ya Tuhan, aku sudah salah paham pada suamiku sendiri," gumamnya sambil tersenyum.
"Lihat dia tampan sekali!" Seru Gustaf mengamati bayi laki-laki yang digendong istrinya.
Elmira tersenyum haru. "Jadi ... jadi bayiku laki-laki."
"Ayah ... Ibu, aku merindukan kalian." Ucap Elmira namun ayah dan ibunya tak menoleh padanya.
"Ayah, Ibu," serunya lagi.
"Aku ingin menggendong putraku." Ucap Elmira namun kedua orangtuanya tetap mengabaikan ucapannya.
"Ada apa dengan kalian," seru Elmira.
Elmira mendelik saat ayah dan ibunya berjalan menjauhinya. "Kalian mau ke mana?" Tanya Elmira lalu berjalan mengikuti langkah kedua orangtuanya.
"Reksa ... Delia, Ibu Yasinta, Andini kalian berkumpul di sini?" Lirih Elmira saat melihat semua anggota keluarganya berkumpul.
"Sayang, ada apa denganmu. Apa yang terjadi?" Tanya Elmira saat melihat Reksa menitihkan air matanya.
"Kau menangis?" gumam Elmira sedih.
Reksa tak menjawab, ia terlalu fokus dengan apa yang ia lihat.
Elmira mengikuti arah pandangan suaminya ini. Namun matanya terbelalak saat melihat tubuhnya terbaring di atas ranjang. Ia membungkam mulutnya.
"Itu ... itu aku?!" Seru Elmira mendekat ke arah tubuhnya yang terbaring di atas ranjang.
"Aku di sini, lalu siapa yang berbaring di atas ranjang?" Elmira tak mengerti dengan apa yang terjadi.
"Sayang ... Elmira." Reksa menangis menggenggam tangan Elmira yang terbaring di ranjang.
"Reksa, ini aku. Aku di sini!" seru Elmira, namun suaminya itu tetap tak menanggapi seruannya.
"Ayah, Ibu ini aku. Aku di sini!" seru Elmira pada Gustaf dan Mirai.
Elmira lalu berjalan tergesa menuju ibu mertuanya. "Ibu aku di sini. Apa Ibu tak mengenaliku?!"
"Delia!! Andini!" seru Elmira.
Tak seorang pun yang mendengar ucapannya bahkan sampai Elmira menangis histeris pun.
***
Inti berjalan tergesa menuju kamar Elmira. Namun sampai di lorong ia bertemu dengan Reksa.
"Juragan," Inti menyapa Reksa sopan dan penuh hormat."Kau ... sepagi ini?" tanya Reksa heran dengan kehadiran pelayan setia istrinya yang datang sepagi ini.
"Iya, Juragan. Saya merasa sangat khawatir dengan keadaan Nyonya," sahut Inti.
"Ada apa dengan Elmira? Apa dia sakit?!" sentak Reksa.
"Iya, Juragan. Semalam saya ingin menemaninya tapi Nyonya Elmira malah menyuruh saya kembali ke kamar," sahut Inti.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Inti, Reksa lalu berlari menuju kamarnya. Ia membuka pintu dengan kasar karena tak sabar segera mengetahui keadaan istrinya. Bahkan jantungnya sudah hampir lepas dari tempatnya.
Membuka pintu, ia sedikit bisa bernafas lega saat melihat Elmira masih terlelap dalam tidurnya. Ia tak bisa membayangkan jika sampai terjadi sesuatu hal buruk pada istri tercintanya ini. Karena sudah tiga hari ini ia menghindar dari para istrinya. Ia bahkan tak memperdulikan Elmira yang tengah mengandung buah hatinya karena sibuk dengan kegalauannya.
Dengan perlahan Reksa menghampiri Elmira. "Sayang ... apa yang kau rasakan. Kau baik-baik saja?" tanya Reksa.
"Kau bahkan tidur dengan nyenyak padahal tadi aku membuka pintu terlalu keras. Tak biasanya kau masih tertidur di jam seperti ini." Sambung Reksa sambil membelai wajah pucat Elmira.
"Kau ... terlihat sangat pucat. Dan ... dan tubuhmu juga terasa dingin." Seru Reksa panik saat ia meraba wajah dan tangan Elmira.
"Sayang ... Elmira!!" Seru Reksa mencoba menggoyangkan tubuh istrinya itu. Tapi tetap tak ada pergerakan.
Jatung Reksa sudah berdetak kencang. Seketika rasa takut menyelimutinya. "Elmira!" Reksa menyingkap selimut tebal yang membungkus tubuh Elmira.
"Elmira!!" Reksa terkejut saat ia melihat banyak darah di permukaan seprai putihnya.
Inti diam mematung melihat kejadian di depannya. "Nyonya!" Inti menangis dan berjalan tertatih mendekati majikannya.
"Elmira, bangun Sayang!" Seru Reksa sambil menggendong Elmira keluar dari kamar.
"Siapkan mobil!" Reksa berteriak sambil berlari menggendong tubuh lemah Elmira yang sudah bersimbah darah. Bahkan baju yang ia kenakan pun juga sudah terkena darah istrinya.
Haris panik lalu berlari membuka pintu untuk Reksa.
Para pelayan berhamburan mendekat melihat apa yang terjadi.
"Ada apa?" tanya Ibu Yasinta.
"Nyonya Elmira pendarahan dan tak sadarkan diri, Nyonya," sahut salah satu pelayan.
"Apa?!" seru Yasinta langsung panik.
"Ada apa, Ibu?" Tanya Delia berlari menghampiri ibu mertuanya.
"Ayo kita susul mereka," ajak Yasinta.
"Mereka, siapa?"
"Elmira pendarahan dan tak sadarkan diri," sahut Yasinta membuat Delia terkejut.
"Ayo antar kita ke rumah sakit!" seru Yasinta pada salah seorang supirnya.
Yasinta dan Delia bergegas masuk ke mobil, diikuti Inti di belakangnya.
"Ijinkan saya ikut, Nyonya," Inti memohon pada Yasinta.
"Ya, cepatlah," sahut Yasinta.
"Tuhan ... lindungilah menantu dan cucuku," lirih Yasinta memanjatkan doa kebaikan.
***
Abis baca kasih vote lah...
30 Agustus 2020
-Silvia Dhaka-Repost 23 Juli 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Ratu
RomanceDewasa +18 Kisah seorang gadis biasa bernama Elmira Amaria anak seorang petani dari desa terpencil di sebuah pulau yang menjadi ratu di hati sang bangsawan muda nan tampan bernama Raka Reksa Dhanuar. Baru diketahui jika sebenarnya Reksa sudah memil...