56. Keluarga Harmonis

1.1K 155 22
                                    


Delia memeluk tubuh Reksa yang berdiri menghadap keluar jendela. Ia memejamkan mata, menikmati kebersamaannya bersama Reksa. Ia membuka mata saat kedua tangannya yang membelit tubuh Reksa sengaja dilepas oleh orang yang ia peluk.

Delia tersenyum saat Reksa membalikan tubuhnya untuk menghadap ke arahnya.
"Pagi yang indah, bukan. Bagaimana jika kita berjalan-jalan di sekitar villa?" usul Delia.

"Ide yang bagus. Tapi apa kau kuat berjalan jauh?" sahut Reksa.

"Tentu saja saya kuat, Juragan. Apalagi jika berjalan-jalan dengan Anda. Pasti perjalanan jauh pun tak kan terasa melelahkan," sahut Delia.

"Baiklah, kita jalan-jalan di perkebunan di sekitar villa saja," ucap Reksa.

Delia tersenyum senang karena usulannya disetujui oleh Reksa. Ia yakin perlahan tapi pasti ia akan menjadi istri yang dicintai Reksa. Sukur-sukur bisa menjadi istri tunggal.

"Kalau begitu kita langsung saja keluar," ajak Delia.

"Baiklah," sahut Reksa.

Mereka berjalan beriringan keluar dari villa. Delia terus saja bergelayut manja di lengan Reksa. Hingga sampai di halaman belakang, tak sengaja pandangan matanya menangkap seseorang yang sedang paling ia hindari saat ini. Siapa lagi kalau bukan Elmira. Ia mencoba  mengacuhkan keberadaan Elmira yang sedang mengajak anaknya berbicara. Ia terus melangkahkan kakinya menuju taman belakang.
Namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika Reksa menghentikan langkahnya. Ia mendongak menatap ke arah Reksa, tapi pandangan mata suaminya itu mengarah pada sosok Elmira dan juga bayinya.

"Sial!!" gerutu Delia, tentu saja hanya di dalam hati. Tak mungkin ia memperlihatkan sisi buruknya di hadapan sang suami pujaan hatinya. Ia harus bersikap baik, tetap tenang dan anggun seperti biasanya. Ia tak mau mengikuti jejak Andini yang bodoh. Bisa-bisa ia bernasib sama seperti Andini.

"Juragan?" Tegur Delia saat Reksa melangkahkan kaki menuju di mana Elmira berada.

Reksa tak menyahuti teguran dari Delia. Ia terus melangkahkan kakinya menuju Elmira.
"Shaka ... putra ayah." Sapa Reksa sembari mengangkat tubuh putranya dari pangkuan Elmira.

"Mau ikut ayah jalan-jalan?" Tanya Reksa pada sang putra saat putranya itu sudah berada dalam gendongannya.

"Shaka pasti mau. Iya kan?!" Tanya Reksa gemas sembari menciumi wajah Shaka yang tampan.

Delia memutar bola matanya mendengar ucapan Reksa. 'Sepertinya rencanaku kali ini tak semulus bayanganku,' ucap Delia dalam hati.

"Kau ikutlah jalan-jalan bersama kami," ajak Reksa pada Elmira.

Delia terkejut mendengar ajakan Reksa. Ia pikir suaminya ini hanya akan mengajak putranya saja, tapi ternyata suaminya juga mengajak induk dari putranya.

"Tidak, kalian pergi saja. Aku akan menunggu di sini," sahut Elmira acuh.

"Jika Shaka ikut denganku maka kau pun juga harus ikut denganku. Bagaimana jika Shaka mendadak haus atau rewel?" imbuh Reksa.

"Kalau begitu kau tak perlu mengajak Shaka ikut bersamamu," sahut Elmira.

"Aku ingin mengajak putraku," ucap Reksa tak terbantahkan. Ia langsung berjalan mendahului Delia. Fokusnya kali ini hanya pada Shaka dan pemandangan indah di sekitar villa miliknya.

Delia berlari mengejar Reksa. Walaupun ada pengganggu, ia harus tetap pada tujuan awalnya, yaitu menikmati pemandangan indah bersama Reksa dan mempererat hubungan mereka.

Elmira mencebikan bibirnya. Mau tak mau ia harus mengikuti langkah Reksa yang sudah mulai menjauh. Ia berjalan membuntuti dua orang yang sedang bermesraan. Ia tak mau ambil pusing, ia bahkan mengambil jarak satu meter di belakang Reksa dan Delia yang terus saja menempel di tubuh Reksa.

"Sudah persis seperti parasit," gumam Elmira menatap punggung Delia. Lama kelamaan ia muak dengan sikap wanita di depannya ini.

"Maaf, kau bicara apa?" Tegur Delia menoleh ke arah Elmira dan tetap dengan menggunakan nada halusnya.

Elmira tersenyum pada Delia, "tumbuhan parasit bukankah sangat mengganggu? Dia sama juga seperti  hama yang harus segera dibasmi," ucap Elmira.

"Iya, kau benar." Sahut Reksa membuat Elmira tersenyum menang.

Delia sudah mulai tersulut emosi. Ia yakin parasit dan hama yang dimaksud Elmira adalah dirinya. Tapi ia tak boleh gegabah, ia tak akan bersikap bodoh seperti Andini. Ia harus bisa menahan emosinya.

Delia mengalihkan perhatiannya pada Reksa. "Juragan, sepertinya saya sudah merasa lelah." Ucap Delia manja sembari menghentikan langkahnya.

Reksa menghentikan langkahnya, "kalau begitu kita istirahat sebentar di sini," ucap Reksa.

"Bukankah di sini tempat yang tidak nyaman. Bagaimana jika kita tetap lanjutkan perjalanan kita. Hanya kurang beberapa meter saja kita sudah sampai di halaman villa. Kita bisa istirahat di sana sembari menikmati segelas es jeruk," ucap Elmira.

Reksa mengangguk, "benar juga, baiklah kalau begitu. Kita lanjutkan saja perjalanan kita ini," sahut Reksa.

"Tapi saya sudah sangat lelah, Juragan," rengek Delia. Ia mendudukan dirinya di atas batu besar yang kebetulan ada di sana.

"Kalau begitu kau tunggu di sini. Aku dan Reksa akan berjalan pulang. Setelah kami sampai di villa, kami akan mengutus Haris untuk menjemputmu menggunakan mobil. Bagaimana, ide yang baguskan?!" Ucap Elmira penuh antusias dan dengan raut muka yang ceria.

"Iya, aku setuju. Itu ide yang bagus," sahut Reksa.

"Tap-tapi, Juragan--" protes Delia.

"Sudahlah, sebaiknya kau tunggu di sini sebentar. Kita tak akan lama," ucap Reksa memotong ucapan Delia.

"Kalau begitu ayo kita segera pulang. Lebih cepat sampai villa, lebih baik," ajak Reksa pada Elmira.
Ia lalu berjalan mendahului Elmira agar ia cepat sampai di villa.

"Terima kasih ya, rencanamu sungguh menyenangkan. Bukankah kami sudah persis keluarga harmonis?! Ada ibu, ayah dan anak." Ucap Elmira dengan senyum miringnya.

"Sampai jumpa ...." Ucap Elmira dengan senyum cerianya lalu bergegas menyusul Reksa.

"Wanita iblis!" seru Delia saat Reksa dan Elmira sudah pergi menjauh.

"Aarrgghh!!! rencanaku gagal!" seru Delia. Ia hanya bisa pasrah dengan situasi yang sedang mempermainkannya.

"Tapi aku tak akan patah semangat. Aku harus gencar mengambil hati Juragan," seru Delia.

***

-Silvia Dhaka-

Repost 13 Agustus 2021




Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang