55. Akting

1.3K 180 60
                                    


Andini masuk ke kamar Elmira tanpa permisi terlebih dahulu. Ia sudah tak tahan lagi ingin memberi perhitungan pada Elmira. Ia sudah menunggu sejak semalam, bahkan dirinya tak bisa tidur semalaman gara-gara tak kuat menahan amarah yang menggerogoti jiwanya.

Dirinya adalah istri pertama, dirinya juga sudah melahirkan keturunan untuk suaminya. Ia tak terima diperlakukan seperti ini. Harusnya ia yang menjadi ratu, harusnya ia yang disanjung oleh para rekan bisnis Juragan Reksa. Dibanding dengan Elmira, dirinya tentu lebih baik segalanya. Ia berasal dari keluarga kaya dan  terhormat, ia juga wanita yang berpendidikan. Berbeda dengan Elmira yang hanya seorang wanita miskin dari desa dan wanita yang tidak berpendidikan.

"Dasar wanita murahan tak tahu diri!!" Seru Andini seraya melangkah menghampiri Elmira.

Elmira terkejut dengan kedatangan Andini. Ia langsung menyerahkan Shaka pada Inti untuk melindungi putranya dari serangan yang mungkin datang dari Andini.

"Apa maksudmu?" tanya Elmira tetap dalam keadaan tenang.

"Kau sengaja ingin menjadi ratu dan menjadi pusat perhatian di acara semalamkan?!" tuduh Andini dengan nada tinggi berapi-api.

"Tidak," sahut Elmira masih dengan ketenangannya.

"Kau tak perlu berbohong. Kau ingin disanjung-sanjung oleh mereka, bukan," sambung Andini.

"Tidak," sahut Elmira.

"Kau masih bisa mencoba menyangkal rupanya!" sentak Andini. Ia semakin emosi karena dari tadi Elmira hanya menjawab 'tidak' menggunakan nada yang tenang. Tanpa terpengaruh sedikitpun oleh amarah Andini yang sudah meluap.

"Kau pergilah. Tak ada gunanya kau di sini. Aku tak ada niat untuk merebut Reksa kembali," sahut Elmira. Ia terlalu malas meladeni istri siri pertama dari suaminya.

Nampaknya sahutan Elmira tadi membuat Andini semakin muak dan terhina. "Dasar wanita sialan!!" Seru Andini sembari mengangkat tangannya hendak menampar Elmira. Tapi sekuat tenaga Elmira langsung menghentikan tangan Andini yang ingin menyakitinya.

"Aku bukan wanita lemah yang akan diam saja saat ada musuh datang menyerang," desis Elmira. Tatapan matanya menatap Andini nyalang.

Sedetik kemudian Elmira melepas cekalan tangannya pada tangan Andini. Ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai, "Aarrgghh!!" erang Elmira.

Reksa terbelalak ketika melihat Elmira yang jatuh tersungkur di lantai saat dirinya baru saja  memasuki kamar. Ia menatap nyalang ke arah Andini yang menatap Elmira penuh amarah dan Andini pun masih mengangkat tangannya di udara.

"Andini!!" sentak Reksa. Suaranya menggelegar hingga memekakan telinga. Ia menghampiri Elmira yang tersungkur lalu membantunya berdiri.

"Kau tak apa?" tanya Reksa khawatir.

Elmira menggeleng lemah sembari  memasang raut muka sedih dan lemahnya di hadapan Reksa.

Andini menggelengkan kepalanya, rasa takut seketika langsung menyerangnya jika Reksa akan menyalahkannya. Tapi ia juga merasa terkejut jika Elmira bisa melakukan hal seperti ini.

"Apa yang kau lakukan?!" seru Reksa pada Andini.

"Tidak, Juragan ... saya tak melakukan apapun," sahut Andini dengan muka memucat dan pikiran yang panik.

"Pergilah ...," ucap Reksa pada Andini.

"Sudahlah kau tak perlu marah seperti itu. Aku sudah tak apa. Untung aku sedang tak menggendong Shaka. Aku tak bisa membayangkan jika Shaka ada dalam gendonganku saat tadi Andini menamparku ...," lirih Elmira dengan nada sedihnya.

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang