(1) Tea Damaris (Revisi)

42.1K 1K 10
                                    

Yeay,ini selamat datang ini cerita terbaru
Vote and comment yah guys 🙏
Happy reading

Tea mendengkus menutup laptopnya sedikit kasar, mencari lowongan pekerjaan lewat media sosial sudah menjadi kebiasaan gadis itu selama seminggu ini.

Seminggu sejak pulang dari London, Tea mengurung diri kamar. Tepatnya di rumah yang dibeli kakaknya Ara beberapa tahun lalu.

Bahkan sejak berada di kota kelahirannya ini, Tea sama  sekali belum menemui keluarga kecil Kakaknya. Apalagi kedua keponakannya yang sudah sangat dirindukan. Mengingat pertemuan mereka terakhir saat keempatnya mengunjungi Tea di London dua tahun lalu.

Tea beralih ke ponsel, mencari kembali lowongan lewat media sosial berharap mendapat peruntungan hari ini. Ia meringis, saat melihat puluhan panggilan tak terjawab dari Ara dan beberapa pesan lainnya. Gadis itu meyakini pasti berisi omelan karena tak menemui Ara setelah kembali.

Tak ada niatan Tea untuk menghubungi kembali Ara. Tea masih sayang telinganya daripada harus mendengar ocehan lewat telepon, mending bertemu langsung sekaligus melepas rindu itu adalah pilihan terbaik.

Sebuah pesan masuk dari grup SMAnya, berisi lowongan pekerjaan terbaru pada sebuah perusahaan arsitektur. Hampir saja membuat Tea nyaris terjatuh dari tempat tidur, seandainya ia tak bisa menjaga keseimbangan.

Lowongan yang membutuhkan sepuluh pegawai untuk mengisi kekosongan pada bagian divisi keuangan. Tea beranjak bangun menuju ke meja yang tersedia di sudut kamar dan mulai menyiapkan beberapa keperluan untuk lamaran besok disertai interview secara langsung.

Tea sedikit bersyukur, batas pengantaran lamaran plus wawancara terakhir ditutup besok. Itu akhirnya ia masih punya kesempatan untuk mengikuti interview perusahaan itu.

Setelah menyelesaikan semua keperluan untuk besok, Tea memutuskan untuk berkeliling kompleks sekalian membeli beberapa makanan ringan di minimarket yang berada di ujung jalan.

Dengan hotpants beserta hoodie pink kesukaannya, Tea beranjak keluar kamar. Ia menghampiri sosok Bi Iyem yang sedang menonton film di ruang tengah.

"Bi Iyem," panggil Tea membuat wanita tua itu menoleh sesaat, sebelum kembali fokus pada tayangan channel ikan terbang itu.

"Mau kemana, Non?" tanyanya.

"Mau keluar sebentar cari angin sekaligus ke minimarket depan," jawab Tea sambil ikut memperhatikan siaran film yang selalu membuatnya jengkel untuk menonton.

Bagaimana tidak, setiap kali tayang selalu menceritakan soal perselingkuhan yang berujung karma. Apa tak ada ide lain selain menayangkan film seperti itu setiap harinya?

Hanya anehnya wanita beruban di sebelahnya ini selalu setia menghabiskan waktunya menonton film membosankan seperti saat ini.

"Hati-hati ya, Non!  Minta ditemani sama pak Wayang saja," ucap Bi Iyem.

Tea menggeleng. "Nggak usah, Bi. Lagian ini masih pukul 19.08 juga, belum terlalu malam kalau buat keluar, " jawab Tea melirik ke arah jam yang tergantung di dinding.

Jalanan kompleks malam ini terasa ramai, masih banyak tetangga sekitar yang masih berada di luar rumah. Udara malam ini terasa dingin, ditambah angin yang berhembus menerpa kulit yang dilapisi hoodie  pink itu.

Sesekali Tea bersenandung menikmati rasa nyaman indahnya malam ini. Tea merindukan kenyamanan kota kelahirannya ini. Merindukan suasana yang selalu membuat dirinya ingin kembali pulang saat berada di London.

Setelah menyelesaikan studinya, Tea memang bersikeras menetap lebih lama di London. Lebih tepatnya 6 tahun, sebelum Ara meneror setiap saat hanya untuk memintanya pulang.

Something(Sekuel you Are Mine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang