Part selanjutnya ini bakalan ngurasi emosi sama air mata
Author kok jadi pingin nangis juga😭😭😭
Silahkan membacaTea duduk di atas ranjang kamarnya,dengan pandangan kosong.Makanan yang diantar sang kakak pun tidak disentuhnya sama sekali.
Sejak semalam,Tea bahkan tak berbicara sedikit pun.Ia hanya akan berbicara jika Ara yang mengajaknya berbicara.Ara sudah mengetahui kejadian yang sebenarnya dari Tea,meski adiknya itu hanya menceritakan secara garis besar saja.Ia tak menyangka Daffa tega menyakiti Tea sejauh ini.Padahal Ia dan Rian sudah mempercayakan Tea kepadanya.
Ia tak ingin Tea mengalami nasib percintaan yang sama dengannya.Meski pada akhirnya Ia dan Rian akhirnya dipersatukan"Tea,ada Rumi di luar." Kata Ara ketika dirinya masuk ke dalam kamar Ara
"Suruh dia masuk kak." Kata Tea datar,nadanya sangat dingin.Berbeda sekali dengan Tea yang biasanya.
Ara keluar kamar,tak lama kemudian Rumi masuk sambil membawa kresek berisi bungkusan makanan kesukaan Tea.
Rumi sedikit meringis,saat melihat kondisi Tea yang jauh dari kata baik-baik saja.Rumi menghampiri Tea dan duduk di kursi,di samping ranjang Tea.Tea hanya tersenyum tipis,saat Rumi tersenyum kepadanya.
"Mau cerita?" Tanya Rumi berusaha menahan agar dirinya tak ikut menangis sekarang
Tea tak menjawab.Gadis itu mengambil amplop coklat yang terletak di atas nakasnya lalu menyerahkannya pada Rumi.
"Apa ini?" Tanya Rumi bingung.Tangannya membolak-balik amplop di tangannya
"Surat pengunduran diri." Jawab Tea
"Kamu yakin?"
"Aku udah seratus persen yakin banget.Aku udah lelah banget sejauh ini."
"Aku ngertiin perasaan kamu,tapi apa ini emang keputusan terbaik yang kamu pilih?Terus nanti kamu kerjanya dimana?"
"Aku bisa bantuin bisnis kue kak Ara atau aku bisa kerja di perusahaan kak Rian seperti yang ditawari kak Rian sebelumnya."
Rumi menghela nafasnya lalu mengangguk.Menurutnya jalan yang dipilih Tea adalah jalan terbaik.Ia juga tak mungkin bisa bertahan dengan pria seperti Daffa.Apalagi setelah masalah besar seperti ini, keduanya harus bertemu di tempat kerja yang sama.
"Terus hubungan kamu Sama Pak Daffa?" Tanya Rumi hati-hati.
"Aku juga udah nyerah.Aku nggak bisa jalani hubungan seperti ini."jawab Tea kembali menangis
Rumi ikut menangis,ia merentangkan tangannya memeluk Sang sahabat yang sangat terluka saat ini.
"Kamu kuat dan aku yakin itu.Kak Daffa bakalan nyesal udah ngelakuin hal sejahat ini sama kamu.Kamu percaya sama aku." Rumi berusaha menguatkan Tea,agar sahabatnya itu tidak terjebak dalam keadaan seperti ini seterusnya.
"Makasih kamu memang sahabat terbaikku.Aku sangat bersyukur punya kamu,Rum."
Rumi melepaskan pelukannya,lalu mengusap Air mata Tea. "Kamu gadis baik, sahabat aku.Sudah sepantasnya aku selalu di samping kamu dalam situasi apapun."
Tea mengangguk,lalu tersenyum.
"Artinya hubungan kalian udah selesai?"
"Kejadian kemarin sudah jelas dan hubungan kami sudah selesai.Meski aku baru memutuskan secara sepihak.Tapi aku udah nggak perduli lagi tentang kak Daffa."
"Aku setuju.Sebaiknya kalian berdua nggak usah bertemu lagi setelahnya."
Tea mengangguk, setelah keduanya lebih banyak menghabiskan waktu untuk bercerita.Tea sudah lebih banyak tersenyum,bahkan seringkali ikut tertawa ketika Rumi sedang menceritakan hal-hal lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something(Sekuel you Are Mine)
Chick-LitSTORY 2 Bisakah kamu membedakan mana yang harus jadi prioritas? Aku yang sebagai kekasihmu? Atau dia yang hanya merupakan sepupu angkatmu? Kenapa harus selalu aku yang mengalah Sedangkan dia selalu diutamakan Apakah ada sesuatu yang tak pernah kutah...