38

11.8K 510 34
                                    

Selamat malam✨
Maaf baru kembali🙏
Selamat membaca, tinggalkan jejak vote and comment 😁

Seminggu sudah kejadian yang menyakitkan itu berlalu. Tea sudah mulai menjalankan kehidupannya kembali, menata hati yang pernah luka meski tanpa harus megisinya kembali. Ia sudah bisa menerima keadaan bahwa Daffa memang bukanlah jodohnya. Dan mungkin jodohnya sementara berkelana kemana, ia pun tak tahu.
Lagian setelah semuanya berakhir, ia juga sudah tak mendapat kabar apapun soal Daffa. Kakaknya bahkan tak pernah menyinggung lagi soal pria itu. Terakhir ia hanya tau dari Ara, kalau Rian memukul Daffa karena membelanya.
Jujur Tea juga merasa prihatin ,Ia tau pasti keadaan Daffa tak baik-baik saja setelah dipukul oleh iparnya itu. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa bukan? Keduanya sudah selesai bahkan ia sudah tak punya hak lagi untuk mengkhawatirkan kondisi Daffa.

   Tea juga sudah memutuskan untuk kembali bekerja, dan ia memilih untuk membantu kakaknya bekerja di Ara Cakes meski hanya bertugas merekap keuangan.

Seperti saat ini, Tea sementara sibuk merekap keuangan bulanana sebelum Ara datang menghampirinya.

"Tea," panggil Ara

Tea menoleh sesaat lalu Tersenyum kecil.

"Ada apa kak?"

"Kakak bisa minta tolong? Kamu bisa nggak jemput April di sekolahnya, soalnya kakak harus menghadiri rapat bersama mas Rian jadi nggak sempat." Tutur Ara

Tea melirik jam di tangannya, sudah pukul sebelas lewat otomatis sekolah April sudah bubar.

"Baik kak, biar aku yang jemput. Eh, tapi sama Dio juga?"

"Nggak Dio libur hari ini, jadi dia di rumah aja." jawab Ara

"Tapi kamu pake apa? Mau pake mobil kakak?" tawar Ara

"Nggak usah kak, aku pake taksi aja. Ribet kalau nyetir sendiri." tolak Tea sambil membereskan tasnya lalu berpamitan pada Ara dan beranjak keluar.

✨✨✨✨✨

Di lain posisi Daffa mengumpat pelan, saat Stella meminta Daffa untuk menjemputnya.
Wanita itu baru selesai pemotretan untuk job terbarunya.

Tak bisa menolak keinginan Stella, Daffa akhirnya mengiyakan saja. Lagian ia juga bosan di kantor apalagi harus berhadapan dengan asisten barunya yang membuat kepalanya hampir pecah akibat keleletan asistennya itu.

Berbicara soal asisten, raut wajah Daffa berusaha sendu. Asisten tersayang yang dicintainya itu sudah bukan miliknya lagi.
Tanpa disadarinya, sebulir cairan bening kembali jatuh dari sudut matanya.

Tea selalu membuatnya merasa lemah seperti ini. Daffa kembali mengingat saat ia kembali dalam keadaan babak belur ke apartemennya.
Disana sudah ada Aron yang menatapnya tajam.Bahkan tanpa mendengar cerita dari Daffa, sepupunya itu kembali memukulinya tiada henti. Mungkin Aron sendiri juga berniat membunuhnya akibat perbuatan yang dilakukannya pada Tea.

Tapi, Daffa masih bersyukur setidaknya Aron masih punya hati dengan mengurus dan mengobati kembali lukanya. Ia tidak mungkin meminta Stella atau paman dan bibinya yang merawatnya, karena ia tau bukannya malah dibagi ia malah akan diberondong pertanyaan yang akan membuatnya semakin pusing.
Dan mungkin kalau dengan Stella, mungkin ia akan ditampar, dan diceramahi atau mungkin Stella akan menangis dan melakukan hal berbahaya pada Tea. Dan itu tidak akan ia biarkan sama sekali, meski sekarang Tea bukan jadi tanggung jawabnya lagi.

Daffa menghela napas berat, kenapa semuanya jadi semakin rumit seperti ini. Perpisahan keduanya bahkan harus terjadi karena kesalahan serta sifat pengecutnya.
Jujur ia menyesal sudah melakukan perselingkuhan dibelakang Tea. Dan kalau ia bisa memutar waktu, ia tak akan melakukan hal yang bisa menghancurkan hubungan keduanya. Tapi nasi sudah menjadi bubur bukan? Ia juga harus menuai apa yang ia tanam bukan?

Something(Sekuel you Are Mine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang