37

12.1K 510 94
                                    

Hai guys,,, sebenarnya maaf Skali soal cara pengetikan tanda baca pada tulisan author yah 🙏😂
Ternyata masih banyak banget kesalahan,serta typo dan tanda baca yg kurang tepat
Nanti setelah ending, bakalan direvisi.
Oh iya satu lagi,tolong doain author yah buat bisa jadi salah stu Peserta yg sukses dalam kegiatan NBN50H 🙏🙏

Deghhh.......

Tea terduduk lemas di atas lantai, pandangannya kosong seketika. Ucapan Daffa seolah menampar dirinya bahwa selama ini ia hanya sebagai selingkuhan. Miris bukan?

Lalu kenapa pria itu harus menjadikan dirinya sebagai kekasih, kalau Daffa sendiri mencintai Stella. Apa Daffa menjadikan cintanya sebuah permainan ? Kalau ia berarti Daffa adalah pria terbrengsek yang pernah dikenalnya fans sekaligus dicintainya.

"Tea." Lirih Daffa hendak menghampiri Tea,tapi Tea meminta Daffa untuk berhenti.

"Kak Daffa keluar sekarang!" Perintah Tea datar
Ia sudah merasa jijik berada dekat Daffa, apalagi mengingat ucapan Daffa barusan yang dengan gampang mengakui kesalahannya selama ini.

Daffa tak bergerak sedikitpun dari tempatnya. Ia benar-benar menyesal sudah mengungkapkan semuanya walau ia tau Sampai kapan pun sebuah kebenaran akan tetap terungkap.

"Tea kakak minta maaf." Kata Daffa dengan tampang bersalahnya

Tea berusaha bangun, ia harus menyelesaikan percintaan bodohnya dengan pria berlagak suci didepannya ini.

"Aku bilang keluar,Yah keluar!" Teriak Tea matanya penuh sorot kebencian. Mungkin rasa cintanya sudah meluap entah kemana.

"Tea kakak sayang sama kamu. Kamu harus dengarin penjelasan kakak."

"Bullshit!" Tea berdecih tangannya bersedekap lalu tertawa mengejek

"Aku yakin selama kalian liburan disana pasti kalian udah ngelakuin hal hina yang menjijikkan." Kata Tea

Plakkkkkk

Tea menahan perih rasa sakit dipipinya,akibat tamparan Daffa. Sedangkan menggeleng kepalanya merasa tak percaya dengan sesuatu yang baru saja dibuatnya tadi.

" Tea kakak.."

"Cukup Kak Daffa! Apa hatiku nggak cukup kakak sakitin? Sekarang giliran fisik aku ?" Tanya Tea sambil memegang pipinya

"Kakak nggak terima kamu mengatakan hal seperti itu. Kakak tau, kakak salah. Tapi,bukan berarti kamu menuduh kakak melakukan hal menjijikkan seperti itu. "

"Kakak emang brengsek, tapi bukan berarti kakak melakukan hal itu dengan Stella." Bela Daffa, ia kecewa dengan ucapan Tea yang menuduhnya seperti ini.

"Aku nggak percaya dan nggak bakal pernah percaya lagi sama kak Daffa!"

"Jadi sekarang keluar dari sini!" Teriak Tea mengusir Daffa

Daffa memilih mengalah,ia segera membalikan badannya dan mulai berjalan lunglai. Tapi panggilan Tea membuat langkahnya terhenti.

"Kak Daffa!"

Daffa menoleh lalu tersenyum tipis. Ia mengira Tea akan menerima maaf darinya. Tapi ucapan Tea selanjutnya meruntuhkan semuah angannya.

"Mulai hari ini Tea nggak mau punya hubungan apa-apa lagi dengan Kak Daffa." Kata Tea tanpa mau menatap Daffa yang menatapnya dengan sorot luka pula

Daffa mengangguk,tangannya mengepal sebisa mungkin dirinya menahan agar dirinya tak emosi.

"Baiklah kalau itu yang menjadi kemauan kamu,Tea. Kakak harap kamu bisa dapat yang lebih dari kakak. Seperti katamu kakak emang brengsek jadi gadis baik sepertimu tak bisa didampingi kakak." Ucap Daffa sambil tersenyum getir

"Kamu jaga diri, kakak sayang kamu selalu." Kata Daffa lalu beranjak keluar dari kamar Tea.

Daffa menutup Pintu Tea dengan pelan,ia hendak berbalik tapi pukulan pada rahangnya membuatnya terjungkal. Ia tak bisa membela dirinya saat ini,saat Rian dengan membabi buta memukulinya tanpa henti. Rian bahkan tak membiarkan dirinya untuk melawan sedikit pun.

"Mas cukup! Daffa bisa mati mas." Teriak Ara berusaha melerai Rian yang belum melepaskan pukulannya. Rian bahkan sudah menduduki perut Daffa dan kembali memukuli Daffa hingga beberapa tubuh Daffa mengeluarkan darah.

Arland yang berada disitu juga menarik Daffa,agar pria itu bisa selamat dari emosi Rian yang tak terkendali seperti ini.

"Mas kamu apaan sih?" Tanya Ara marah. Mereka berdua termasuk Arland memang sedang berada di depan kamar Tea. Rian yang memaksa untuk mendengarkan pembicaraan Tea dan Daffa. Dan pengakuan Daffa serta suara tamparan Daffa membuat Rian naik pitam. Ia hampir saja mendobrak pintu kamar Tea,untuk memberi pelajaran pada pria tak punya malu seperti Daffa.

"Loe gue kasih kesempatan buat sama Tea,tapi loe malah menghianati Tea dengan seenaknya." Ucap Rian kepada Daffa yang hanya terduduk lemas sambil bersandar pada tembok. Wajahn Daffa mengerikan, dipenuhi lebam dan luka pada sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Asal loe tau,gue terlalu sayang Tea bukan sebagai ipar gue.Tapi,gue udah sayang Tea sama seperti adik kandung gue sendiri. Dan dengan seenaknya loe nyakitin dia." Lanjut Rian masih dengan amarah yang mengepul

"Gue emang brengsek. Dan gue minta maaf sama loe berdua karena udah jadi pria yang nggak bisa menjaga Tea. Gue sadar diri,dan gue milih menjauh Tea lagi pula Tea udah mengakhiri hubungan kami berdua." Kata Daffa lemah

"Bagus kalau loe sadar diri. Jangan pernah nampakin wajah loe didepan keluarga gue! Dan satu lagi pergi dari rumah gue!" Usir Rian

Ara hanya diam dan membantu menenangkan emosi Rian. Ia tak bisa berbuat apa-apa sekarang. Ia juga kecewa kepada Daffa yang bisa melakukan hal seperti ini pada Tea.

Daffa mengangguk,dengan perlahan ia berdiri sambil sesekali meringis menahan sakit pada luka di tubuhnya. Ia berjalan lunglai, langkahnya berhenti sesaat di hadapan Ara yang enggan menatapnya.

"Maaf,Ra. Aku udah kecewain kalian semua. Aku titip Tea,jaga dia." Kata Daffa lalu memilih keluar dari rumah Tea.
Dalam langkahnya pria itu meneteskan air mata. Kisah cintanya dengan gadis yang dicintainya sudah berakhir beberapa saat lalu.

Daffa hanya berusaha tersenyum saat melewati pak Wayang dan bi Iyem yang perihatin menatapnya. Ia tau kedua orangtua itu juga kecewa kepadanya. Daffa memilih masuk ke mobilnya, mengemudikan mobilnya di antara kesadaran dan tubuhnya yang semakin lunglai.
Matanya terus meneteskan air mata, merasakan penyesalan yang begitu mendalam akibat kebohongannya selama ini.

Di lain tempat,Ara menenangkan Tea yang tak berhenti menangis. Ia begitu prihatin melihat keadaan Tea yang seperti ini. Sekali adiknya jatuh cinta,Tea malah disakiti sedalamnya seperti ini.

"Jangan nangis lagi,Tea. Hubungan kalian udah selesai dan mungkin itu jalan terbaik." Kata Ara

"Hiks..hiks..hikss Aku sayang sama kak Daffa. Tapi kenapa kak Tea malah nyakitin aku seperti ini kak." Jawab Tea terisak

Ara memeluk Tea, mengusap punggung sang adik dengan sayang "Itu artinya kalian nggak jodoh Tea. Tuhan pasti menyediakan jodoh yang tepat untuk kamu pastinya."

"Aku kecewa sama dia." Kata Tea dengan nafas beratnya

"Iya kakak tau kamu kecewa. Tapi ingat satu hal jangan menjadikan hal ini sebagai alasan kamu menutup pintu hati kamu. Jadikan ini pelajaran agar suatu saat,kamu lebih berhati-hati dalam meletakan cinta." Pesan Ara bijak

Tea mengangguk dan menangis dalam dekapan Ara. Semuanya sudah selesai. Hubungan keduanya sudah pupus tak tersisa.

"Kita emang nggak berjodoh kak." Gumam Tea penuh luka

Puas kan readers?
Yg suka Daffa putus Ama Tea udah kejadian kan?
Sekarang Tea Ama siapa?.
Daffa Ama siapa?
Author bingung guys😂😂😂😂😂

Something(Sekuel you Are Mine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang