15(Revisi)

7.2K 354 31
                                    


Semua orang pasti memiliki sebuah kenangan yang tidak mungkin dilupakan, begitu pula yang terjadi dengan Tea. Kisah romantis semalam adalah sesuatu hal yang begitu berharga sekaligus takkan pernah ia hilangkan dari memorinya.

Pagi ini Daffa mengajaknya untuk berkeliling menyusuri pulau Dewata sesuai keinginannya.
Ia sudah rapi bahkan dirinya bangun lebih awal untuk bersiap saking semangatnya.

Tea mengedarkan pandangannya mencari sosok Daffa diantara kerumunan orang di lobi hotel, hingga sosok Daffa yang sedang menelepon membuat seulas senyum tampak di bibirnya.

Tea memilih duduk di sofa panjang di tengah lobi sambil memperhatikan Daffa yang masih sibuk menelpon. Sepertinya penting dilihat dari raut wajah Daffa yang berubah serius dan sesekali mengusap keningnya sebelum mematikan ponsel.

Daffa mendekati Tea, mengelus rambut Tea sambil menariknya keluar lobi hotel.

"Maaf Tea, kakak nggak bisa ngajak kamu keliling hari ini," ujar Daffa pelan.

"Kenapa, Kak? Bukannya semalam kakak sudah janji, yah?"

"Iya itu memang benar, tetapi kakak harus pulang sekarang."  Daff memegang pundak Tea menatap ke dalam manik mata Tea yang menurutnya selalu menghanyutkan.

"Kenapa ?Apa ada urusan?" Tea bertanya pelan sambil tersenyum tipis, menyamarkan wajah kecewanya agar tak terlihat Daffa.

"Stella masuk rumah sakit dan mengalami cidera pada sebelah kakinya akibat terpeleset saat pemotretan."

Tea terdiam, ternyata ini alasan Daffa memutuskan untuk pulang sekarang. Pantas saja pakaian yang Daffa gunakan terkesan rapi tidak menunjukan kalau pria itu akan menemaninya berjalan-jalan.

"Nggak apa-apa 'kan?" tanya Daffa memastikan.

Ia sebenarnya tak tega meninggalkan Tea di Bali, tetapi mengingat gadisnya itu ingin berkeliling Bjadi ia membiarkan Tea di sini bersama Aron.

"Nggak apa-apa, Kak."

"Kamu nggak sendiri di sini, adaAron bakalan stay sama kamu," kata Daffa

"Kakak berangkat, ya, pesawat kakak sebentar lagi berangkat," lanjutnya sambil melihat jam bermerek yang melingkar di tangannya.

Tea mengangguk membiarkan Daffa memeluknya sebentar lalu melepaskan pelukannya.

Tea memandang mobil yang dinaiki Daffa sambil menghela napasnya. Pupus sudah harapannya untuk berkeliling bersama Daffa, padahal ia sudah berkhayal akan berjalan di pinggir pantai sambil bergandengan dan menikmati segarnya kelapa muda sambil berjemur. Akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya, ia harus berkeliling sendirian atau meminta Aron menemaninya.

Tea hendak berbalik masuk kembali ke dalam lobi sebelum Aron menghampirinya dengan pakaian kasualnya.

"Daffa sudah berangkat?" tanya Aron dan Tea hanya mengangguk lemah.

"Jadi jalannya biar Kakak temani?" tawar Aron.

"Nggak, deh, Kak," tolak Tea.

Moodnya benar-benar sudah hilang sejak Daffa mengatakan akan kembali pulang duluan.

"Ya sudah, sebaiknya kamu ikut kakak ke restoran buat sarapan, mau 'kan?" tawar Aron lagi.

Ia tahu gadis di depannya sekarang terlihat tak bersemangat dan sudah pasti, penyebabnya adalah sepupunya Daffa yang lebih memilih pulang hanya karena Stella.

                                   **********

Daffa melangkah cepat di koridor rumah sakit. Sejak mendapat kabar dari Pamannya bahwa Stella mengalami cidera, pikirannya tak tenang. Bahkan Ia sudah tak berpikir lagi soal janjinya hari ini dengan Tea.

Something(Sekuel you Are Mine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang