31

9.3K 397 23
                                    

Sorry kemarin hilang seharian🙏

Dua hari sejak pertengkaran keduanya pagi itu,Tea masih tetap bersikap dingin terhadap Daffa.Semua pesan dari Daffa tak ada yang dibukanya apalagi dibacanya.
Daffa juga sering memburunya sampai ke rumah,dan Tea selalu berusaha menghindar dengan berbagai alasan agar dirinya tak bertemu dengan Daffa.
Tapi Tea masih terlalu sadar diri.Ketika berhadapan Dengan Daffa secara langsung,Tea akan bersikap sesuai profesinya.Ia tak suka mengaitkan masalah pribadi dengan masalah kerjaan.Ia tak ingin Daffa menganggapnya terlalu kekanak-kanakan.

Seperti siang ini,setelah makan siang bersama Rumi.Tea kembali ke ruangannya dan mendapat pesan dari interkom bahwa Tea harus segera ke ruangannya Daffa sekarang.

Tea hanya bisa mendengus lalu membuka pintu kerja Daffa membuat dua sejoli yang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing menoleh kearahnya.

Ia sedikit terkejut saat mendapati Stella yang sudah duduk manis di sofa,dengan majalah di tangannya.Sedangkan Daffa sibuk dengan berkas-berkas yang berserakan di meja kerjanya.

"Selamat siang pak." Ucap Tea seformal mungkin mengabaikan rasa sakit hatinya kepada Daffa.
Ia sebenarnya terkejut melihat Stella berada di ruangan Daffa.Mungkin wanita ini datang,saat dirinya sedang makan siang di bawah tadi.

Daffa hanya berdehem,lalu mengangguk.Ia balas menatap Tea,yang malah membuang mukanya enggan menatapnya.

"Aku minta tolong dong sama kamu." Ucap Stella angkuh

"Minta tolong apa yah mba?" Tanya Tea bingung

"Tolong belikan aku makanan yang terletak di samping perusahaan ini." Ucap Stella sambil tersenyum miring

"Stella,kamu bisa kan meminta OB untuk membelikanmu?" Ucap Daffa terkejut atas permintaan Stella

Stella menggeleng,ia beranjak bangun lalu menghampiri Daffa dan memeluk Daffa dari belakang.
Tea yang melihat itu, hanya memasang wajah datar.

"Benar-benar memalukan." Batinnya

Daffa berusaha melepaskan lilitan tangan Stella pada lehernya.Ia tak ingin gadis didepannya semakin membencinya.Apalagi tatapan Tea saat ini, membuat ia merasa ketakutan sekarang.

"Ngapain nyuruh OB sih Daf.Dia kan asisten kamu.Jadi,wajar dong aku nyuruh dia." Ucap Stella sambil melipat tangannya di dada

Daffa menggeleng lalu menatap tajam ke arah Stella "Tea nggak bisa Stella! Dia masih punya kerjaan lain."

"Saya bisa mbak."timpal Tea membuat Daffa menoleh menatapnya

Stella tersenyum senang "Kamu lihat kan,Dianya aja mau.Lagian dia seorang asisten,wajarkan kalau dia nurutin permintaan bosnya." Kata Stella

Daffa menghembuskan nafasnya,lalu kembali duduk pada kursinya.

"Oh iya Daf,kamu mau pesan apa biar sekalian." Tanya Stella

Daffa menggeleng,ia kembali melirik Tea yang hanya diam terpaku dihadapannya.

"Lah kenapa?Kamu semalam di apartemen aku juga nggak makan loh." Kata Stella santai membuat Tea kembali terkejut untuk kesekian kalinya.
Demi Tuhan,Tea semakin membenci Daffa saat ini.Bagaimana bisa pria ini menghabiskan waktunya di apartemen wanita yang dibenci Tea.Padahal Daffa sendiri tau,Tea sudah memberi warning agar Daffa menjauhi Tea.Tapi pada kenyataannya Daffa melakukan hal lebih tanpa sepengetahuannya.Dan disaat hubungan keduanya sudah terombang-ambing tak jelas seperti ini.

"Apaan sih kamu Stella?Aku bilang aku nggak mau yah nggak mau." Desis Daffa.
Ia kebingungan sekarang dan hanya bisa diam saat Pandangan terluka Tea menyorot ke arahnya.

Something(Sekuel you Are Mine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang