Tea menikmati mie instan yang dibuatnya tanpa minat, selepas dirinya tiba di rumah oamemang minta dibuatkan semangkok mie instan oleh Bi Iyem. Lalu sekarang mie instan di hadapannya ini dibiarkan begitu saja lantaran seleranya yang tiba-tiba meluap entah kemana.Dirinya memang sudah pulang kembali sehari setelah Daffa pulang duluan. Ia tidak mungkin berlama-lama di Bali, sedangkan urusan proyek sudah selesai. Ia juga tidak mau mengintili Aron ke mana pun dan menjadi obat nyamuk Aron dan kekasihnya yang tiba-tiba muncul karena menyusul Aron.
Tea sempat berkenalan dengan kekasih dari Aron, Mira namanya. Seorang anak pengusaha terkenal yang berprofesi sebagai pengacara muda. Tea bersyukur Mira termasuk wanita yang tak pilih-pilih dalam berteman bahkan Mira sangat asyik diajak ngobrol dan terlihat begitu ramah.
Berbicara soal Daffa semenjak pria itu kembali pulang duluan, tidak ada kabar sama sekali dari Daffa. Kemungkinan Daffa sedang sibuk mengurusi Stella yang masih sakit.
Tea duduk termenung di meja makan, pikirannya berkelana pada percakapan dengan Aron kemarin pagi.Flashback on
"Kak, aku boleh tanya sesuatu nggak?" tanya Tea.
Aron mengangguk sambil meminum segelas kopi panasnya.
"Silahkan bertanya Tea. Apa pun yang ingin kamu tanyakan, pasti aku jawab. Anggap saja aku adalah google kedua," jawab Aron sambil bercanda sehingga membuat Tea tertawa.
"Kok malah diam? Tadi katanya mau bertanya?" Aron bingung saat menemukan Tea yang terdiam sambil menunduk.
"Aku mau tanyain soal Kak Daffa," ujar Tea pelan.
Aron menaikkan alisnya. "Daffa? Memang kenapa dia? Bukannya semalam kalian udah official?" tanya Aron beruntun.
Tea meluruhkan bahunya. "kalau soal jadian, memang sudah semalam."
"Bagus dong, Kalau begitu congrats, ya."
"Ada yang ingin kutanyakan, Kak," kata Tea pelan karena ingin menanyakan soal Daffa yang sebegitu khawatirnya pada Stella saat mendengar wanita itu masuk rumah sakit.
"Apa kak Daffa sebegitu perhatiannya pada Mbak Stella?"
Tea bertanya dan sedikit mendapat raut wajah terkejut dari Aron, sebelum pria berambut acak-acakan di depannya ini mengubah raut wajahnya kembali santai.
"Mereka 'kan sepupuan, jadi wajar saja Kalau Daffa perhatian banget sama Stella. Lagian dari kecil mereka selalu sama-sama," jawab Aron sambil menatap Tea yang terdiam.
Ia tahu Tea sedang merasakan perasaan cemburu sekaligus penasaran. Sejujurnya ia tak tega membohongi Tea hanya saja ini semua atas permintaan Daffa. Mau tak mau ia harus menuruti sepupunya itu yang sudah membantunya selama ini.
"Memangnya kenapa?"
Tea mendesah. "Nggak apa-apa, Kak. Aku cuman nanya doang," ujarnya tersenyum walau ia masih ragu dengan ucapan Aron.
Flashback end
Tea terlarut dalam lamunannya, sehingga ia tak mendengar pak Wayang yang memanggilnya sedari tadi.
"Aduh, Non saya panggil, kok nggak dengar, sih?" tanya Pak wayang dengan dialek Jawanya yang kental.
"Ah, maaf, Pak, aku nggak dengar tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Something(Sekuel you Are Mine)
ChickLitSTORY 2 Bisakah kamu membedakan mana yang harus jadi prioritas? Aku yang sebagai kekasihmu? Atau dia yang hanya merupakan sepupu angkatmu? Kenapa harus selalu aku yang mengalah Sedangkan dia selalu diutamakan Apakah ada sesuatu yang tak pernah kutah...