34

9.4K 355 10
                                    

Tea berusaha menghindari tatapan sang kakak,yang sedang mengadilinya sekarang.Keduanya berada di Ara Cakes pusat,tepatnya berada di ruangan kerja Ara.
Tadi saat ia hendak pulang,kakaknya menelponnya untuk singgah sebentar di Ara cakes.Katanya ada yang mau dibicarakan.Tetapi sejak dirinya tiba setengah jam yang lalu,sang kakak belum mengeluarkan sepatah katapun.Yang ada hanya menatapnya bak terdakwa.

"Apa yang terjadi semalam?" Tanya Ara akhirnya

"Nggak terjadi apa-apa." Jawab Tea

"Nggak mungkin nggak terjadi apa-apa.Apalagi kamu sampai menampar Daffa."

Mendengar itu Tea tak terkejut lagi.Sudah pasti bi Iyem atau pak Wayang yang menceritakannya pada sang kakak.

Tea mendesah pelan lalu menggeleng.Ia tak ingin menceritakannya pada sang kakak.Cukup dirinya saja yang tau atau kalau tidak Rumi dan Arland.
Ia tak mau menambah beban pikiran kakaknya,dengan memasukkan masalah hubungan asmaranya.

"Nggak ada masalah yang berat kak.Hanya perdebatan biasa."Jawab Tea akhirnya

"Jangan sembunyiin apaapun di belakang Kaka."

"Benaran kak.Aku nggak sembunyiin apapun.Lagian hal biasa bukan,jika dalam sebuah hubungan ada perdebatan." Kelit Tea

Ara memilih diam,dan mengalah.Ia tau adiknya saat ini enggan untuk bercerita.

"Kalau ada masalah,jangan sampai buat kamu pikiran hingga berujung stres.Kakak nggak mau kamu sampai sakit nantinya.Sekarang aja kakak lihat kamu udah nggak bersemangat.Wajah kamu aja udah kayak zombie,ditambah lingkaran hitam di mata kamu." Ucap Ara prihatin

"Iya kak Tenang aja.Aku nggak bakalan stres kok."

"Ya udah kak,aku balik dulu.Takut kemalaman nantinya." Pamit Tea sambil memakai tas tangannya

Ara mengangguk lalu mengantar sang adik sampai di depan pintu ruangannya "Hati-hati.Maaf kakak nggak bisa ngantarin kamu pulang."

"Its oke kak.Aku duluan."

Tea berjalan menuju pintu keluar Ara Cakes, beberapa kali dirinya melempar senyum pada pegawai Ara cakes yang mengenalinya.

Ia tersentak saat tangannya ditarik kasar,masuk ke dalam mobil milik Daffa.Pria itu tak menghiraukan penolakan Tea,dengan cepat langsung mengunci pintu mobilnya agar sang gadis tak bisa kabur.

"Kakak ngapain sih? Kakak mau culik aku? " Tanya Tea dengan amarah yang mengepul
Daffa di sampingnya hanya diam,dengan pandangan yang fokus ke jalanan yang terlihat padat

"Kakak bisu,ngapain kakak nyulik aku ha?"

"Diam!" Bentak Daffa membuat Tea langsung membungkam mulutnya rapat.Ia membuang pandangannya ke jendela,menahan sakit akibat perlakuan Daffa yang entah sudah keberapa kalinya membentaknya seperti ini.

"Kenapa kamu selalu mencurigai kakak,Tea?" Lirih Daffa.

Tea bisu,ia merasa aneh dengan pertanyaan Daffa yang seharusnya tidak pantas pria itu tanyakan

"Kakak nggak mungkin nyulik kamu,Tea.Kaka nggak mungkin ngelakuin hal bodoh seperti itu."

"Tapi cara kak Daffa yang seperti ini,yang buat aku menyimpulkannya seperti itu." Jawab Tea

"Kakak terpaksa lakuin ini,agar kamu mau nurutin kemauan kakak.Apa kamu nggak sadar, belakangan ini kamu menjauh dari kakak.Bahkan kamu berusaha menghindar dari tatapan kakak saat kita di kantor."

Tea terdiam ia hanya menghela nafasnya lalu bersandar pada jok mobil.
Keningnya mengerut, ketika mobil sport Daffa berhenti di sebuah butik mewah.

Something(Sekuel you Are Mine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang