Yeay double up 🤭
yang nggak sabar lihat Daffa kehilangan Tea dibaca terus yah.Karena perlahan-lahan sudah menuju konflik.Tea membuka matanya perlahan,lalu menarik kembali selimutnya agar menutup wajahnya dari sinar matahari yang masuk melalui celah-celah jendela kamarnya.Ia tak ingin bangun cepat pagi ini, berhubung hari ini hari Minggu ia hanya ingin menghabiskan waktunya dengan drakor kesayangannya.
Tapi sayang, perutnya mendadak beronta minta segera diisi.Padahal semalam dirinya menghabiskan dua porsi nasi goreng yang membuat Arland melongo tak percaya dengan cara makannya.
Tea segera beranjak bangun,menuju kamar mandi untuk sekedar menyikat gigi dan mencuci mukanya.Setelah itu dirinya turun ke bawah, berharap bi Iyem sudah menyiapkan sarapannya untuknya.
Suara hiruk pikuk terdengar dari arah dapur sehingga Tea berjalan cepat,takut ada sesuatu yang terjadi di dapur.
Tea menggeleng kepalanya berusaha menyadarkan dirinya kalau sosok yang sedang menggunakan celemek pink milik bi Iyem itu bukanlah sosok Daffa.
Ini mungkin halusinasinya akibat semalam dirinya pulang dan memikirkan Daffa yang tak mengabarinya sekalipun.
Ia kembali mengucek matanya memastikan kembali bahwa sosok yang sedang tersenyum ke arahnya ini adalah sosok Pak Wayang,yang mungkin telah disulap menjadi sosok Daffa,pria yang tega meninggalkannya sendirian di pasar malam semalam."Morning princess." Sapaan itu akhirnya membuat Tea tersadar kalau sosok didepannya ini adalah sosok Daffa.
Lalu ngapain pria itu disini?Dan berkutat dengan spatula hanya untuk memasak.Tea tak membalas sapaan Daffa,ia hanya mengedikan bahunya acuh lalu berjalan melewati Daffa.
"Kamu mau sarapan kan sayang?" Tanya Daffa sambil meletakkan nasi goreng buatannya di atas meja
Tea tak menggubris,ia malah membuka setiap lemari mencari mie instan yang baru dibelinya beberapa hari yang lalu.Dan matanya seketika berbinar,saat menemukan sesuatu yang dirinya cari.Tapi,Tea terlambat mengambilnya,karena tangan Daffa sudah terlebih dahulu menarik mie instan itu ketangannya.
"Apaan sih kak?" Tanya Tea marah
"Kamu nggak boleh sarapan mie instan Tea.Ini nggak baik buat kesehatan kamu.Lagian kakak udah masakin kamu nasi goreng loh,kenapa nggak mau dimakan?"
"Emang aku nyuruh kakak masak? Lagian bi Iyem kemana sih kok nggak nyiapin sarapan."
Gerutu Tea sambil menuangkan segelas air di gelasnya."Bi Iyem sama pak Wayang, kakak ada suruh ke pasar buat belanja.Stok makanan kamu habis Tea."jelas Daffa
Tea hanya bergumam.Matanya melirik ke arah nasi goreng yang masih terlihat panas,yang terasa menggugah selera.
"Kakak ada buatin sarapan buat kamu.Dimakan yah." Pinta Daffa dengan senyum manisnya
Tea menarik piring nasi goreng ke hadapannya.Demi apapun,jika ia tak merasa kelaparan saat ini.Ia tak akan mungkin mau menikmati nasi goreng buatan Daffa ini.Mungkin ini salah satu bujuk rayu Daffa agar Tea mau memaafkannya soal semalam.
Dan yah,Tea tak bodoh untuk hal itu.Dan tak bakal terbujuk rayu hanya karena sepiring nasi goreng.Yang benar saja?Tea menyenduk nasi goreng buatan Daffa yang begitu enak ketika bersentuhan dengan lidahnya.Ia tak perduli dengan Daffa yang sedari tadi tak melepaskan pandangan darinya.Bahkan Tea tak berniat untuk sekedar bertanya apakah pria itu sudah sarapan.Ia masih enggan untuk berbicara dengan Daffa apalagi menunjukan rasa perhatiannya pada Daffa.
"Sambil kamu makan,kakak mau jelasin soal semalam." Daffa membuka percakapan ketika keduanya hening dan hanya terdengar dentingan Senduk dan garpu yang bergema
KAMU SEDANG MEMBACA
Something(Sekuel you Are Mine)
ChickLitSTORY 2 Bisakah kamu membedakan mana yang harus jadi prioritas? Aku yang sebagai kekasihmu? Atau dia yang hanya merupakan sepupu angkatmu? Kenapa harus selalu aku yang mengalah Sedangkan dia selalu diutamakan Apakah ada sesuatu yang tak pernah kutah...