Masa lalu

1.1K 92 17
                                    

Flashback 5+ tahun yang lalu...

"Hahaha, lo ngapain sih pake hijab kayak ibu-ibu, tau!" ujarku dengan nada mengolok-olok, sambil menertawai temanku yang baru memakai hijab karena sudah baligh dan menstruasi.

"Kata Mama, menutup aurat itu wajib, khususnya setelah kita baligh," jawab temanku dengan pandangan yang terlihat serius.

"Kalau menurut gue sih, yang penting hijabin hati dulu, baru deh hijabin rambut. Banyak kok orang berhijab tapi kelakuannya buruk," ujarku dengan sikap acuh tak acuh.

Tata hanya terdiam kala itu.

"Yaudah, Al, kita sholat dulu yuk. Adzan sudah berkumandang," ajak Tata.

"Lo aja, gue lagi... M."

"Menstruasi?" tanya Tata.

"M... males, hehe! Lagipula, gue lagi pake kutek. Di dalam Islam, katanya gak boleh sholat pake kutek," jawabku dengan alasan palsu sambil tersenyum lebar, lalu aku meniup-niup kukuku yang dikutek.

"Hmm, ok deh, Tata sholat sendiri aja," jawab Tata.

Aku pun menunggu Tata di gerbang sekolah, "Males banget sih, satu kelompok sama si Tata, ngebosenin! Dikit-dikit bahas agama. Kalau bukan karena mau kerja kelompok, udah gue tinggalin!"

....

Ya begitulah, aku dulu. Tata adalah teman SMP ku dulu, kini ia sudah pindah keluar kota. Tata adalah satu-satunya temanku yang paling sering memberiku nasihat dan mencoba membimbingku ke jalan yang lebih baik. Namun, pada saat itu, aku tidak menghiraukannya. Aku lebih memilih bergabung dalam lingkaran teman-temanku yang aku anggap menyenangkan, padahal sesungguhnya membawa mudharat bagiku.

Namaku adalah Alesha Khumairah, seorang gadis yang tumbuh dalam keluarga yang memiliki pengetahuan agama yang terbatas. Meskipun kami menganut agama Islam, namun aku merasa bahwa pemahaman agama dalam keluarga kami hanya sebatas formalitas atau Islam KTP.

Sejak kecil hingga usiaku mencapai 17 tahun, aku tidak pernah diberikan pemahaman yang memadai tentang agama. Akibat kurangnya pemahaman agama dalam diriku, aku cenderung memandang orang-orang yang menjalankan kewajiban mereka sebagai muslim, sebagai orang yang fanatik.

Aku terperangkap dalam pandangan bahwa memakai hijab membuatku terlihat seperti ibu-ibu dan ribet. Aku melawan segala nasihat yang diberikan, mencari pembenaran dan alasan untuk membenarkan apa yang aku lakukan.

Pada saat itu, aku sama sekali tidak memiliki minat untuk mempelajari Islam lebih dalam.
Dan akupun bersekolah di sebuah sekolah elite, di mana, pelajaran yang kami dapatkan adalah pelajaran universal, dan murid-muridnya pun menganut agama yang beragam. sehingga lingkungan dan pergaulanku pun tidak mendukung untuk mempelajari Islam.

Hingga suatu ketika, ada sesuatu terjadi di dalam hidupku, sesuatu yang bisa merubah sudut pandangku...

Hijrahku karna-Nya Bukan Karnamu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang