Akupun mulai memasak."Bismillah, semoga masakkan yang kubuat ini berhasil. Aamiin," ucapku dalam hati.
Akupun memotong-motong sayuran. Hari ini aku semangat sekali memasak karena kebetulan Mamaku lagi gak masak.
"Hari ini aku ingin memasak ayam geprek dan tumis cah kangkung," ujarku dalam hati.
Tak lama setelah aku sedang asyik memasak, tiba-tiba adikku datang. "Wah, aromanya harum banget, Kak," ujar Nanda yang mencium aroma masakanku.
"Haciiiim!" terdengar suara dari ruang tamu. Suara mama yang bersin karena mencium aroma masakanku.
"Alesha, jangan pedas-pedas banget ya, Mama gak tahan!" teriak Mama.
"Siap, Ma!" teriakku.
"Kak mau dibantu gak?" tanya Nanda.
"Tumben baik banget," jawabku sambil menumis kangkung.
"Emang dari dulu baik kali, Kak!"
"Gausah, mending kamu mandi sana!"
"Hem, ok lah, Kak," Nanda pun pergi.
"Ternyata belajar memasak itu lebih menyenangkan daripada waktu dihabiskan dengan nongkrong gak jelas," ucapku dalam hati.
Tak lama kemudian, akupun selesai memasak.
"Hum, baunya harum," ujarku karena mencium masakan yang kumasak.
Akupun menyajikan masakanku di meja makan, dan makanan pun sudah terhidang rapi di sana.
"Saatnya difoto," ujarku, ngomong sendiri, lalu aku memotret hasil masakanku.
"Buat status di WhatsApp, kayaknya bagus nih,"
Lalu, akupun mengunggah foto masakanku di status WhatsApp.
"Wah, masakkannya udah jadi?" ujar Mama, yang berjalan menuju meja makan.
"Iya dong, Ma. Ayo duduk sambil nunggu yang lain," ajakku.
Akupun memanggil Papa, Kak Reza, dan juga Nanda.
Tak lama setelah itu, kami semua sudah duduk di meja makan.
Mama, Papa, Kak Reza, dan juga Nanda pun mencicipi masakanku.
"Itu punya Mama udah alesha pisah ya cabe nya," jelasku sambil menunjukkan masakanku yang khusus untuk Mama.
"Wah, enak banget," puji Papa.
"Iya, bener enak," sambung Kak Reza.
"Nanti kapan-kapan Ka Alesha masak lagi ya, yang kayak gini, enak banget soalnya," ujar Nanda.
"Siap," jawabku sambil tersenyum.
Akupun mencicipi masakanku, "Hem, bener masakanku enak banget," ucapku dalam hati saat mencicipi masakanku yang aku buat.
(Skip)
Setelah selesai makan, akupun duduk di teras rumah menikmati angin sepoi-sepoi.
Akupun mengecek status WhatsApp yang telah ku unggah.
Ternyata Kak Abi membalas statusku.
~Membalas status anda. [Wah, kayaknya enak] 16.00 Dari: Kak Abi
[Alhamdulillah, kata orang di rumah sih enak, Kak] 16.27 Terbaca✓✓
[Alhamdulillah] 16.29 Dari: Kak Abi
[Udah selesai kemas-kemasin barangnya, Kak?] 16.30 Terbaca✓✓
[Alhamdulillah, tinggal dikit lagi. Oh iya, kemarin Kakak lihat Instagrammu, MasyaAllah, semoga kamu istiqomah dalam berdakwah] 16.31 Dari: Kak Abi
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahku karna-Nya Bukan Karnamu [End]
Teen Fiction~Alesha Khumairah Setiap kita yang sudah berhijrah tentu punya alasan di balik hijrahnya. Apapun itu, jadikanlah Allah yang utama sebagai alasan di balik hijrahmu, agar hatimu tidak kecewa nantinya. ~Muhammad Abi Ghazali Jika engkau mencintai seoran...