(25) Masih menunggunya

122 17 3
                                    

Akupun sampai di depan toko. Ketika aku masuk ke dalam toko, tak sengaja aku mendengar percakapan yang begitu romantis antara sepasang suami, istri.

"Cadar ini bagus, kan?" tanya seorang akhwat bercadar kepada suaminya.

"Ya Khumairahku, kamu itu selalu cantik memakai apapun," jawab suaminya dengan penuh kasih sayang.

"Wahai suamiku, engkau gombal," balas akhwat itu sambil tersenyum kepada suaminya.

"Di mataku, engkau selalu cantik. Aku mencintaimu karena Allah, dan itulah yang membuatmu selalu cantik di mataku," ujar suami dari akhwat tersebut.

Istrinya terlihat begitu bahagia mendengar ucapan suaminya.

"MasyaAllah, betapa indahnya," ujarku dalam hati sambil tersenyum-senyum sendiri.

Tiba-tiba, seseorang menepuk pundakku.

"Hey, jangan melamun," tegur Siska.

Akupun tersadar dari lamunanku.

"Bersabarlah menanti dalam taat. Kelak, jika waktunya telah tiba, jodoh akan mengakhiri kejombloan ini." ujar Siska.

Tiba-tiba, seorang pembeli datang menghampiri kami.

"Mbak, ini harganya mana ya?" tanya seorang pembeli karena di cadar yang itu tidak ada tag label harganya.

Siskapun melayani pembeli tersebut, sementara aku duduk ke tempat kasir.

Beberapa lama kemudian... Aku melihat jam, dan ternyata sudah pukul 14:00 WIB. Aku dan Siska pun menutup toko sebentar untuk istirahat makan. Di saat istirahat, kamipun duduk berbincang.

"Al, kayaknya Gavin suka sama kamu," curiga Siska.

"Ah, gak mungkinlah! Udahlah, jangan ngada-ngada gitu!" balasku.

"Tapi kalau difikir-fikir, Gavin itu tipe cowok yang idaman, ya. Udah ganteng dan sholeh lagi," nilai Siska.

"Udah deh, jangan jodoh-jodohin aku sama Gavin. Kamu tau kan aku lagi menjaga hatiku untuk seseorang?"

"Tapi, kamu yakin Kak Abi jodohmu? Kalau Gavin jodohmu, gimana kan kita gatau kedepannya gimana,"

"Hmm, udahlah," ujarku bete.

"Buktinya udah 2 tahun tapi Kak Abi gak ada kasih kabar sama kamu,"

Akupun terdiam sejenak dan menjawab, "Hmm, entahlah,"

-Skipp-

15.00 WIB

Akupun pamit pergi pada Siska.

"Sis, aku pamit duluan ya, ada janji sama Gavin," ucapku.

"Ok Al," jawab Siska dengan senyuman.

"Kayaknya aku langsung pulang ke rumah, jadi kamu aja yang nutup tokonya," jelasku.

"Ok, siap hati-hati ya! Awas jatuh cinta," goda Siska.

"Shttt," jawabku lalu pamit,"Assalamu'alaikum, Sis"

"Wa'alaikumussalam Al,"

Lalu akupun pergi dari toko menuju ke perpustakaan dengan menggunakan motor.

Sesampainya aku di sana, akupun masuk dan melihat Gavin sudah sampai duluan di perpustakaan. Ia sedang duduk membaca buku.

"Assalamu'alaikum," tegurku memberi salam.

"Wa'alaikumussalam," jawab Gavin.

"Udah lama?" tanyaku.

"Nggak juga baru kok, oh iya ayo duduk." ajak Gavin.

Hijrahku karna-Nya Bukan Karnamu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang