Akupun masuk ke dalam rumah dengan wajah termenung.
"Kak, kok sedih?" tanya Nanda yang melihatku masuk dengan raut wajah yang sedih.
Akupun hanya menjawab, "Gapapa."
"Hmm, gara-gara Kak Gavin pergi ya?" tanya Nanda.
Akupun hanya diam saja kala itu sambil berjalan menuju kamar.
Nanda mengikutiku lalu berkata lagi, "Hmm, yaudah Kak, jangan sedih. Kan Kak Gavin pergi untuk bahagia."
"Maksudnya?" tanyaku.
"Kakak, tahu sendiri kok jawabannya," ujar Nanda lalu pergi.
Akupun masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu.
"Vin, Lesha tau kamu pergi karena gak mau nyaksiin pernikahan Lesha. Sakit memang menyaksikan pernikahan orang yang kita cintai, namun Lesha yakin kamu lelaki yang hebat, semoga kamu menemukan kebahagiaanmu di sana, Vin," ujarku dalam hati.
"Aleshaaa!" teriak Mama.
"Iya, Ma?" jawabku.
"Kesini," teriak Mama lagi.
Akupun bergegas ke dapur karena Mama memanggilku dari sana.
Ketika aku sampai di dapur...
"Al, bantuin Mama masak. Kamu kan mau jadi istri, kamu harus menguasai resep-resep masakan yang enak, biar suami kamu betah di rumah. Nih, Mama kasih resep masakan Mamah yang enak," ujar Mama.
Akupun duduk dan mulai membantu bantu Mama memotong-motong sayur, memerhatikan resep yang Mama ajarkan.
Sambil memasak, aku dan Mama pun mengobrol.
"Al, kamu tau kan Gavin pergi?" tanya Mama.
"Tau, Ma. Emang kenapa?" tanyaku.
"Kamu gak sedih? Itukan temen kamu," tanya Mama.
"Ngapain Alesha harus sedih? Gavin kan pergi untuk bahagia," ujarku dengan suara yang kecil.
"Maksudnya?" tanya Mama dengan bingung.
"Hmm, udahlah Mah, gak usah dibahas,"
"Oh, iya, emang dia gak mau hadirin pesta pernikahan kamu?" tanya Mama.
"Hem, nggak, Ma," jawabku.
Lalu, Mama pun hanya diam sambil membalik ikan yang digoreng di wajan.
"Kira-kira Gavin udah sampai mana ya. Semoga aja Gavin sampai dengan selamat," doaku dalam hati.
Aku terus saja memotong-motong sayur. Tiba-tiba, saat aku sedang asyik memotong-motong, tanganku terluka oleh pisau.
"Aduh," teriakku spontan.
"Kenapa, Al?" tanya Mama.
"Ini, Ma, kena pisau,"
"Hati-hati dong, sayang. Yaudah, coba kamu obati dulu lukamu,"
"Iya, Ma," akupun langsung pergi ke kamar.
Ketika sampai di kamar,
"Kok perasaanku gak enak ya?" ujarku dalam hati. Lalu, akupun membalut lukaku.
Sesudah membalut luka, akupun kembali ke dapur untuk membantu Mama. Ketika aku sampai dapur, aku melihat Mama sedang menumis sayur.
"Udah sayang, udah selesai juga," ujar Mama.
"Ok deh, Mah," jawabku Lalu, aku pun berjalan kembali ke kamar.
Tiba-tiba, ketika aku sedang berjalan menuju kamar, Mama memanggilku dan berkata, "Alesha, tunggu! Kamu bantu Mama hidangin makanan di meja makan aja ya, sekalian panggilin yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahku karna-Nya Bukan Karnamu [End]
Teen Fiction~Alesha Khumairah Setiap kita yang sudah berhijrah tentu punya alasan di balik hijrahnya. Apapun itu, jadikanlah Allah yang utama sebagai alasan di balik hijrahmu, agar hatimu tidak kecewa nantinya. ~Muhammad Abi Ghazali Jika engkau mencintai seoran...