Sesampainya di rumah, aku melihat ada Rere yang menungguku.
"Eh Ukh, ada apa? kok tumben." ucapku.
"Gapapa cuma pengen main aja, kamu habis pergi sama Reyhan ya? soalnya ana lihat kalian pulangnya barengan." ucap Rere.
"Iya, tadi kami janjian buat baca buku." ucapku.
"Ouwh, iya." ucap Rere.
Tiba-tiba Reyhan keluar rumah untuk mengambil barang di jok motornya.
Karna rumahku dan rumah Reyhan bersampingan jadi kami bisa melihat apa yang di lakukan oleh Reyhan di teras rumahnya.Aku melihat Rere nampak tersipu malu.
Saat melihat Reyhan lewat.
Reyhan saat itu menundukkan pandangannya.
Sesudah Reyhan kerumahmu, bersama Mba Nisa, Sinta, Yuna. Saat itu aku menabrak seorang ikhwan dan kamu tau ikhwan itu adalah Reyhan." ucap Rere."Wah, kok kamu baru kasih tau?" tanyaku.
"Aku malu." ucap Rere.
"Rere adalah akhwat yang paham agama dan juga berakhlak baik. Mungkin ia termasuk ke dalam tipe idaman Reyhan." ucapku dalam hati.
"Kalau kamu jatuh cinta, maka bawalah namanya di dalam doamu." ucapku.
"Tapi kok perasaanku agak sedih ya saat mengetahui Rere menyukai Reyhan, apa aku menyukai Reyhan? aah aku harus membuang perasaan itu jauh-jauh." ucapku dalam hati.
-Skipp-
Malam pun tiba.
Akupun duduk termenung sambil menatap jendela.
Lalu aku membuka laci dan mengambil sesuatu.
Sesuatu itu adalah daun yang bertuliskan "Anna Uhibbuka Fillah." dengan huruf Arab, yang sewaktu itu aku temukan pada saat aku menemui Kak Abi, untuk yang terakhir kali sebelum ia berangkat ke Mesir.
Aku menge-klip daun itu agar awet.
Aku sangat menyukai daun itu menurutku tulisan yang ada di daun itu sangat indah.
Menggambarkan suasana hatiku pada saat itu.Sambil menatap daun itu aku berkata,
"Ya Rabb, berilah aku petunjuk untuk mengetahui apakah aku harus menunggu Kak Abi atau tidak karna aku tak ingin menanti dalam ke sia-siaan."••••
-Skipp-
Keesokkan harinya saat di toko.
"Al, kamu tau gak?" ucap Siska.
"Tau apa?" ucapku.
"Keluarga Kak Abi mau pindah ke Arab." ucap Siska.
"Ha? beneran?" ucapku dengan kaget.
"Ngapain juga harus bohong." ucap Siska.
"Jadi, rumahnya yang ini gimana?" ucapku.
"Rumahnya di jual, katanya nenek Kak Abi di sana sakit-sakitan jadi orang tuanya Kak Abi mau nemenin orang tuanya disana." ucap Siska.
"Ouwh, jadi kayaknya Kak Abi gak mungkin lagi balik ke indonesia." ucapku dengan raut wajah yang sedih.
"Dan juga aku denger-denger katanya Kak Abi udah di jodohin sama Mamanya." ucap Siska.
"Masa? Kamu tau dari mana?" tanyaku.
"Kemarin gak sengaja aku denger percakapan Mamaku dan juga Mama Kak Abi." ucap Siska.
Aku hanya terdiam dengan raut wajah yang sedih kala itu.
"Jadi Al, mending kamu lupain dia, aku gak mau hatimu tambah sakit nantinya, lagi pula selama 2 tahun terakhir ini dia juga gak kasih kabar ke kamu." ucap Siska.
"Hem, iya Sis." ucapku.
Aku begitu sedih kala itu ketika mendengar kabar dari Siska.
Sehabis pulang dari toko aku pergi ke sungai, di tempat di mana aku dan Kak Abi sering baca buku. Setelah 2 tahun semenjak kepergiaannya aku tak pernah mengunjungi sungai itu karna aku takut ada yang menggangguku seperti waktu itu.
Sesampainya disana aku melihat suasananya nampak begitu berubah dari yang dulu.
Tempatnya semakin indah.
Aku duduk termenung di bawah pohon. Saat itu angin bertiup sepoi-sepoi.
Lalu aku berteriak."Ya Rabb, apakah ini jawaban dari segala doa-doaku." ucapku berteriak dengan sangat kencang.
Lalu aku berteriak lagi,
"Ya Rabb, aku sudah merubah diriku dan berhijrah agar engkau menjodohkanku dengan Kak Abi, namun nyatanya engkau malah menjauhkanku darinya." ucapku berteriak sambil menangis."2 tahun terakhir ini aku mengistiqomahkan diriku di jalan-Mu, tapi mengapa engkau membuatku kecewa." ucapku dengan penuh tangis.
Teriakku lagi,
"Jika memang Kak Abi bukanlah jodohku, lalu mengapa engkau mempertemukanku denganya.""Ya Rabb, perbaikkan seperti apa lagi yang engkau inginkan dariku." ucapku.
Aku menangis dengan sangat kencang saat itu, hatiku sangat sedih.
Tiba-tiba seseorang datang dan berkata.
"Ada yang salah dalam hijrahmu."
Akupun menoleh ke belakang.
Dan ternyata itu adalah Reyhan.
Lalu akupun mengusap air mataku.Reyhan pun berkata,
"Seharusnya niatkanlah hijrahmu karna Allah bukan karna manusia.
Dari niatmu saja itu sudah salah, seharusnya berhijrahlah karna ingin mendapat cinta Allah, bukan karna ingin mendapat cinta manusia.""Ketahuilah Pada saat kamu berharap kepada manusia maka Allah, akan membuatmu kecewa, karna Allah cemburu melihatmu berharap kepada selainnya."
Maka dari itu berharaplah hanya kepada Allah agar kamu tak kecewa.""Di balik pertemuan yang Allah takdirkan, mungkin ada hikmahnya, Allah mengetahui segalanya sedangkan kita tidak. Percayalah apa yang telah Allah takdirkan untuk hambanya itu adalah yang terbaik untuk hambanya."
"Coba renungkanlah, dan perbaikilah niatmu dalam berhijrah, jangan sampai engkau berhijrah hanya untuk perihal dunia." ucap Reyhan.
Reyhan pun melangkahkan kakinya dan pergi dariku.
"Tunggu!" ucapku.
Reyhan pun menoleh.
"Syukron." ucapku.
"Yaudah jangan sedih ya, Alesha selama ana mengenalmu, engkau adalah sosok wanita yang kuat, sekarang di mana sosok Alesha yang seperti itu, yaudah ayo pulang udah mau hujan." ucap Reyhan.
"Kamu duluan aja, Reyhan ana mau minta sekali ini aja biarin ana sendiri." ucapku dengan tegas.
Akupun menoleh kebelakang dan ternyata Reyhan sudah pergi.
Tiba-tiba angin bertiup sangat kencang dan hujan pun turun.
Akupun berjalan dengan berhujan-hujanan.
"Bahkan, alam seolah mengetahui suasana hatiku saat ini." ucapku dalam hati sambil berjalan dengan pelan.
Aku terus melangkahkan kaki ku, dan air mataku seolah tak tertahankan, aku terus meneteskan air mata selama berjalan.
Tiba-tiba seorang berpayung datang kepadaku dan menyodorkankanku payung.
Ia membawa dua payung satu ia pakai dan satunya ia pegang.
Lalu ia membuka payung yang ingin di berikannya padaku.
Akupun menoleh ke atas untuk melihat wajahnya.
Dan ternyata itu adalah,Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahku karna-Nya Bukan Karnamu [End]
Teen Fiction~Alesha Khumairah Setiap kita yang sudah berhijrah tentu punya alasan di balik hijrahnya. Apapun itu, jadikanlah Allah yang utama sebagai alasan di balik hijrahmu, agar hatimu tidak kecewa nantinya. ~Muhammad Abi Ghazali Jika engkau mencintai seoran...