(33) Maaf

157 18 0
                                    


Sambil memandang rintik hujan, aku berkata dalam hati, "Aku tak pernah menyangka bahwa Gavin mencintaiku. Aku memang mencintai Gavin, namun aku juga mencintai Kak Abi. Akupun tak tahu apa yang aku rasakan terhadap Gavin, apakah benar cinta atau sekedar rasa kagum. Karena Gavin begitu baik terhadapku, aku takut itu hanya rasa kagum sesaat. Dan Kak Abi, aku mencintainya. Aku menyukainya, bahkan setelah 4 tahun dia menghilang dari hidupku, aku tetap mencintainya. Kak Abi adalah cinta pertamaku.

Allah yang maha tahu yang terbaik untuk hamba-Nya. Seandainya Kak Abi tidak melamarku malam kemarin, mungkin hari ini aku sudah menerima lamaran dari Gavin. Aku hanya berharap semoga Gavin segera menemukan wanita yang membuatnya bisa melupakanku."

Akupun masuk ke dalam rumah. Ketika aku masuk ke dalam rumah, Mama bertanya, "Alesha, kenapa kamu hujan-hujanan?"

"Gapapa Ma, lagi kepengen aja, sudah lama gak mandi hujan," jawabku.

"Dua minggu lagi kamu mau nikah, jaga kesehatan," ujar Mama mengingatkan.

"Iya Ma, Alesha ingat," jawabku langsung berlari ke kamar mandi.

-Skip-

20.01 WIB

Akupun bermain HP sambil rebahan di dalam kamar, aku mengecek Instagramku. Aku melihat Kak Abi mulai aktif lagi di media sosial, dan aku melihat Kak Abi memposting videonya yang sedang berceramah.

"MasyaAllah," ujarku sambil senyum-senyum sendiri.

"Setelah berapa lama tak bertemu, dia tetap tampan, malah tambah tampan. Astaghfirullah, Lesha ingat, belum halal, jangan dipandang terus.

Tapi, ada satu pertanyaan yang selalu mengusik hatiku, "Bukankah di Arab dan Mesir banyak wanita yang lebih cantik bahkan lebih shaliha dariku? Lalu, kenapa Kak Abi tetap memilihku?"

Tiba-tiba terdengar teriakan dari Mama.

"Aleshaaaaaa!!"

"Iya, kenapa Ma?" jawabku langsung beranjak ke ruang tamu untuk menemui Mama.

Ketika aku sampai di sana, Mama menyuruhku untuk duduk. Akupun duduk.

"Alesha, sebentar lagi kamu akan menikah. Mama ingin menyampaikan sedikit nasihat padamu," ujar Mama.

Akupun mendengarkan dengan penuh perhatian nasihat dari Mama.

"Pertama, jadilah istri yang baik dan bijaksana. Hormati suamimu, berikan dukungan, dan bersikap sabar dalam menghadapi segala tantangan yang akan datang. Ingatlah bahwa pernikahan bukan tentang siapa yang benar atau salah, tetapi tentang kerjasama, pengertian, dan kompromi."

"Mama juga ingin kamu selalu menjaga komunikasi yang baik dengan keluarga dan mertuamu. Hormati dan hargai mereka seperti kamu menghargai keluargamu sendiri. Jalinlah hubungan yang baik dengan saudara-saudaramu dalam pernikahan, karena keluarga adalah pondasi yang kuat dalam kehidupan berkeluarga."

"Selain itu, jangan lupa menjaga waktu kualitas bersama suami. Luangkan waktu untuk saling berbicara, berbagi cerita, dan mengenal lebih dalam satu sama lain. Jadikanlah momen-momen tersebut sebagai kesempatan untuk mempererat ikatan cinta dan kebersamaan."

"Terakhir, tetaplah rendah hati dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Terimalah kekuranganmu dan perbaiki dirimu secara terus-menerus. Belajarlah dari pengalaman dan kesalahan, dan jadikanlah itu sebagai pelajaran berharga dalam perjalanan kehidupan pernikahanmu."

Aku mendengarkan dengan hati-hati dan tersenyum mengangguk sebagai tanda bahwa aku memahami dan menerima nasihat berharga dari Mama. Nasihat-nasihat tersebut akan terus menjadi pegangan dan panduan dalam hidup pernikahanku nanti.

Hijrahku karna-Nya Bukan Karnamu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang