(30) Penuh dengan tanda (?)

150 20 0
                                    


Malam harinya...

Pukul 02.00 WIB,

Akupun terbangun dari tidur. Mataku seolah-olah terbuka dengan sendirinya, lalu akupun beranjak dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu. Setelah itu, akupun melakukan sholat tahajud. Hatiku terasa sangat tenang saat itu, setelah selesai sholat tahajud.

Tiba-tiba terdengar suara rintik hujan yang jatuh mengenai atap rumah. Sedikit demi sedikit, hujapun mulai turun hingga deras. Saat itu, aku masih duduk di atas sajadah usai melakukan sholat tahajud.

Akupun berdoa setelah mendoakan orang tua dan keluarga, "Ya Rabb, berilah tanda-tanda tentang jodohku."

Lalu, setelah selesai sholat, akupun terserang oleh rasa kantuk, dan akupun tidur kembali.

Di dalam tidur, aku bermimpi ada seorang lelaki datang padaku. Wajah lelaki itu samar-samar, lalu lelaki itu ingin melamarku. Dan di balik lelaki itu, ada lelaki yang menangis melihat kejadian itu, namun wajah lelaki yang menangis itu sungguh tidak asing bagiku.

Lalu, akupun terbangun. "Astagfirullah," ucapku saat terbangun dari tidur.

Tiba-tiba terdengar suara adzan Shubuh. Akupun langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi sekaligus mengambil wudhu. Setelah sholat, akupun berolahraga dan sarapan pagi, sekitar 1 jam an. Setelah itu, aku langsung bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.

Setelah siap-siap, aku langsung pergi ke kantor. Ketika sampai di sana, Siska langsung menyapaku dengan gelisah.

"Eh, Al, untung kamu udah datang," kata Siska.

"Iya, ada apa? Kok kelihatannya kamu gelisah?" tanyaku.

"Kamu ingat kan, hari ini ada pertemuan dengan klien buat ngebicarain produk terbaru yang bakal diluncurin," kata Siska.

"Oh iya, astaga! Aku lupa. Lagi pula, aku lagi gak enak badan. Kamu bisa gak gantiin aku? Aku khawatir gak bisa konsen," pintaku pada Siska.

"Em, iya Al," jawab Siska dengan ragu.

Meskipun Siska terlihat ragu, akhirnya dia setuju untuk menggantikanku dalam pertemuan dengan klien.

Aku merasa lega mendengarnya. "Makasih banget, Sis. Lesha yakin kamu bisa menghandle pertemuan itu dengan baik."

Akupun memberikan instruksi singkat mengenai apa yang perlu dibahas dalam pertemuan dan memberikan beberapa informasi terkait produk terbaru.

Sementara Siska menemui klien, aku pergi ke ruang kerjaku untuk istirahat sejenak.

Aku tiduran di sofa ruang kerjaku, sambil menatap dinding kaca yang tembus keluar.

Pada saat aku sedang melamun melihat ke luar, aku melihat ada seseorang yang mirip sekali dengan Kak Abi.

"Siapa lelaki itu?" ujarku dalam hati.

Tanpa berfikir panjang, akupun langsung beranjak ingin mengejar pria itu. Aku ingin memastikan apakah benar itu Kak Abi.

Namun, tiba-tiba salah satu pegawaiku mengejarku. Akupun menanggapinya.

"Maaf Bu, ini ada yang perlu ditandatangani," ujar pegawai sembari memberikan kertas yang perlu ditandatangani.

Akupun membaca lalu menandatangani kertas tersebut.

Sesudah meladeni pegawai, akupun langsung bergegas keluar kantor dan melihat apakah pria itu masih ada.

"Hmm, sudah hilang," ujarku dengan nada yang sedih.

"Ah, gak mungkin itu Kak Abi," ujarku sambil menghela nafas.

Hijrahku karna-Nya Bukan Karnamu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang