17. Figure Skating?

1.2K 196 2
                                    

"Ini sebenarnya ada apa sih?" Oceh Nam sambil mengambil obat merah dari kotak P3K.

Singto dan Drake masih terdiam. Aku pun juga memilih bergeming karena kehabisan kata-kata. Masalah yang awalnya bermula kupendam untuk diriku sendiri justru malah membawa getah bagi orang lain. Lagipula siapa juga yang suruh mereka berteriak dan memukul?

"Sorry ya." Singto melirik ke arah Drake. "Tadi gue gak bermaksud—"

"Kalem." Balas Drake dengan santai. "Makasih ya, Kak Nam. Aku ke kelas dulu."

Drake buru-buru masuk ke kelas mengingat bel yang sudah berbunyi sejak tadi. Keheningan juga masih terasa karena tak ada yang mau membuka suara.

"Lu tuh apaan sih?!" Ujarku pada Singto. "Gak semuanya harus diselesain pakai marah-marah kayak gitu! Lagian gue gak apa kok?! Hidup gue memang lagi sumpek akhir-akhir ini. Gak semua hal harus lu tau, Sing. I also need privacy!"

"Okay." Ia hanya mengangguk tenang. "Aku minta maaf ya?"

Jangan luluh, Krist.

"Iya." Aku mengangguk. "Maaf juga ya tadi gak sopan."

Sial. Aku tidak bisa.

"Bucin terus." Nam mengoleskan kapas yang diberi obat merah ke luka Singto. "Nih, makan tuh bucin! Terus aja."

"Aduh sakit!"

"Bodo amat." Balas Nam dengan kesal. "Pacaran aja terus depan muka gue."

"Siapa yang pacaran?!" Tanyaku pelan.

Singto tersenyum malu. Tidak ada yang tahu pasti apa sebenarnya hubungan kami sekarang. Aku menyukainya dan mungkin ia juga menyukaiku. Kami juga sudah pernah melakukan itu kemarin. Tapi apa artinya kita berpacaran? Belum tentu.

"Eh Krist." Ujar Nam, nadanya langsung berubah. "By the way, lu kalau ada apa-apa cerita ya? Jangan dipendem sendirian."

Aku mengangguk pelan

"Eh, sudah jam segini. Pada gak masuk kelas?" Nam melirik jam dinding.

"Hmm.." Singto beranjak dar tempat duduknya. "Aku duluan ya. Mau latihan buat lomba."

Sebelum ia pergi terlalu jauh aku meraih tangannya, "Lomba apa? Kok gak cerita?"

"Figure skating." Jawabnya singkat.

Begitulah percakapan kami berakhir. Begitu singkat seperti tak ingin ada yang mengulik. Aku juga tak pernah dengar ia ikut lomba semacam itu. Mungkin ini kali pertamanya, jadi ia tak ingin membawa ekspektasi tinggi ke orang banyak.

"Keren juga." Nam menimpali. "Gak nyangka Singto jago ice skating."

"Figure skating, Nam."

Tapi ia malah tertawa, "Ya emangnya figure skating mainnya di mana?"

"Mana gue tau?" Balasku sebal. "Di taman skateboard kali?"

"Bego lu ah!"

Aku mengernyitkan dahi.

"Kalo gue tunjukin langsung gimana?" Tawar Nam. "Mumpung besok weekend. Nanti biar gue yang ngomong sama nyokap lu deh."

"Sekarang banget?"

"Lu dodol banget sih." Nam mengguncang-guncangkan tubuhku. "Pulang sekolah lah."

Idiosyncrasy - [ Singto x Krist ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang