Fey Shakira

297 61 0
                                    

Ghea mendekat, saat semua orang berkumpul melingkar menyaksikan dua orang sedang bertengkar di floor dance

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ghea mendekat, saat semua orang berkumpul melingkar menyaksikan dua orang sedang bertengkar di floor dance. Yang satu marah-marah yang satu lagi tengah menahan amarah karena dibentak-bentak. Bermodal sedikit berjinjit untuk bisa melihat lebih jelas, gadis itu baru sadar jika yang tengah dibentak adalah seseorang yang sangat dia kenal.

"Fey?"

Yang tadinya hanya sekedar mengintip, sekarang dia berusaha untuk menerobos para punggung orang-orang agar bisa melihat lebih jelas lagi untuk memastikan bahwa gadis yang tengah dibentak-bentak itu adalah adik sahabatnya sendiri.

Mana mungkin Fey kesini?

Sejenak, Ghea ragu untuk meyakinkan diri bahwa gadis itu benar-benar Fey Shakira. Tapi setelah mendengar cewek itu membentak nama Fey dengan jelas. Baru Ghea yakin. Sangat yakin walau tidak menyangka gadis yang dikenal baik dan kalem sekarang tengah mengenakan pakaian yang seharusnya digunakan oleh orang yang sudah sedikit dewasa.

"Lo, cewek paling gak tau diri yang pernah gue temui." Ucap cewek dengan rambut lurus panjang.

"Denger ya Fey. Dari semua cewek yang ada ditempat ini, cuma diri lo doang yang nggak ada harganya."

Plak!

Ghea, dan yang lain terkejut, cewek yang sedari tadi ngoceh dan merendahkan Fey tiba-tiba tersungkur. Dilihat dari sudut bibirnya yang berdarah, semua orang bisa menebak bahwa tamparan yang Fey lakukan sangat keras. Cewek itu bangkit dengan napas memburu, kemudian sedetik berikutnya mereka saling menjambak, menampar, bahkan meninju. Tidak ada yang melerai, tidak ada yang sok heroik memisahkan keduanya, yang ada malah saling merekam dan bahkan ada yang menjadi provokator agar pertengkaran semakin runyam, agar menjadi hiburan bagi pengunjung di bar ini.

Ghea rasa ada yang memanggilnya dan menyuruhnya untuk pulang. Tapi dia menolak ajakan Eden karena dia tau, Fey datang sendirian ke tempat ini, siap-siap jika nanti terjadi apa-apa, setidaknya nomor Leo masih bisa untuk dihubungi.

Dan benar, ketika cewek berambut lurus itu mengambil gelas bir lalu memecahkannya pada tiang, dan pecahannya akan dilayangkan pada Fey yang tengah tersungkur, naluri Ghea mengatakan untuk menghadang agar tidak mengenai Fey yang sudah lemas tidak berdaya.

Niat hati ingin memegang tangan cewek itu, yang ada malah meleset dan lengannya sedikit tergores. Semua orang berdecak karena pertengkaran sudah jelas telah selesai. Eden bersuara setengah berbisik. "Lo ngapain woi?! Jangan bikin masalah!" tapi Ghea bersikap acuh dan malah membawa Fey pergi dari tempat itu. 

Cewek yang sedari tadi tidak bisa menahan emosi mengejar, sebelum dia ditarik oleh seseorang.

Setelah sampai diluar, Fey menghempaskan tangan Ghea yang sedari tadi enggan melepaskan.

"Teteh apa-apaansih? Nggak usah sok ikut campur!"

"Kalo gue nggak ikut campur, muka lo tadi udah nggak semulus sekarang karena kena pecahan gelas!"

Eden, Echa dan Olin hanya bisa melihat keduanya beradu mulut. Karena keduanya tidak bisa meleraikan Ghea jika belum ada adegan jambak menjambak. Karena mereka yakin, kalau Ghea bertengkar, yang digunakan mulut dan otak, bukan fisik.

"Lo disini sama siapa?" tanya nya setelah melihat Fey hanya diam saja. "Sendiri."

"Nggak punya temen?"

Fey memutar bola matanya, "iya gue nggak kaya teteh yang temennya banyak."

Tanpa banyak bicara, Ghea mengambil handphone yang diletakkan di saku celana, lalu mengetikkan pesan.

Tanpa Fey sadari.

"Lo ngapain?" tanya Fey saat tau Ghea sibuk mengetikkan pesan. "Pesen Grab."

Line

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Line

KalunaGhea:
|Adek lo mabuk.
|share location.

Leo terkejut bukan main, ia yang sebelumnya akan membaringkan diri dan tidur malah dengan cepat mengambil kunci mobil dan melesat membelah jalanan kota. Bermodal kaus tipis dan stripped jeans tanpa ada kain untuk menghangatkan badan, lelaki itu ngebut agar segera datang tepat waktu.


Pikirannya terus bergulat memikirkan adiknya yang sudah berbohong, mengatakan akan pergi untuk melihat Gigs, malah pergi ke klub malam sendirian. Saat ini pukul satu dini hari, pikirannya benar-benar kalut. Takut sesuatu terjadi, dan berharap Fey hanya sekadar mabuk yang tidak merugikan orang lain serta dirinya.

Meski harapannya menjadi semu.


























Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DINEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang