Leo, kurir dan kasir

278 66 1
                                    

Semua orang tau bahwa Apollo, band yang berisikan empat pemuda itu vakum untuk beberapa bulan. Dulunya band itu sangat disukai oleh banyak orang, karena talenta juga rupa mereka.

Ada Juna di vokalis, irit bicara memberikan kesan cuek dan kalem, tapi yang membernya lihat tetaplah Juna dengan ucapannya yang menusuk ulu hati. Kemudian ada Nana, menempati posisi sebagai keyboardist, bisa beatbox, tapi kadang Juna suka membentaknya lantaran air liurnya suka kemana-mana, masih belum pro. Lalu Leo, dia ini cowok pemegang bass, juga sebagai leader band. Pesonanya luar biasa, cewek-cewek yang tidak tau Apollo langsung melt sekali tatap. Katanya Leo ini pemegang kategori cowok tertampan se Bandung, kalem, baik, tidak tau saja kalau sudah main sama yang lain. Suka lupa kalau dia manusia. Dan yang terakhir, namanya Iyan, orang-orang bingung panggilan Iyan diambil dari mana. Tapi tidak lama kebingungan itu terjawab ketika mereka tau nama terakhirnya, Narayana. Cowok itu menempati posisi sebagai drummer juga vokalis. Meski terkesan urakan dan ramai, suara Iyan sungguh lumayan. Biasanya dia dan Juna duet untuk meng-cover sebuah lagu.

Dulu Apollo dibentuk karena mereka bingung mengisi waktu luang dengan cara bagaimana. Pertama masuk kuliah tentu jadwal masih sedikit longgar, masih belum pusing memikirkan judul skripsi. Jadi, Leo mengajak Nana untuk membentuk sebuah grup band musik, tapi keterbatasan koneksi membuat mereka seperti terhalangi sehingga Leo dan Nana hanya berpikiran bahwa itu tidak bisa mereka wujudkan, hanya angan-angan. Tapi, jangan lupakan Nana yang diam-diam mencari orang untuk membantunya. Nana menemukan empat orang yang memiliki talenta sendiri-sendiri. Namun, Nana tidak bisa memilih keempatnya, ada alasan sendiri sehingga Nana tidak memilih Rega serta Juan. Karena mereka waktu itu masih SMA, takutnya mengganggu proses belajar keduanya.

Mereka terbilang cukup sukses dikalangan band iseng yang mereka bentuk dengan usaha yang tidak asal-asalan. Apollo sering manggung di acara ini-itu, dari acara kecil sampai acara besar yang digelar di Dago Tea House. Dibanding band lainnya, Apollo terbilang band baru, masih asing. Tapi semakin kesini, Apollo sudah dipandang banyak orang, bahkan band yang sudah lama sekalipun. Apollo masih memegang kategori band terbaik di Bandung.

Sebelum sebuah kata skripsi hadir dihidup keempat membernya. Meski mereka hanya memiliki secuil niat untuk kuliah. Leo, Nana, Juna dan Iyan sepakat untuk benar-benar fokus pada skripsinya. Sehingga mereka memutuskan untuk vakum sebentar meskipun sedang booming. Apollo masih berada di masa jaya-jayanya, tapi mereka memutuskan untuk tidak bermain-main dengan skripsinya. Ya walaupun masih suka enggan untuk kuliah, setidaknya ada lah waktu luang untuk mereka bisa benar-benar setia dengan skripsinya.

Hal itu tentu membuat Leo sedikit frustrasi, selama ini ia makan dari uang hasil kerjanya menjadi band, tapi semenjak mereka memutuskan untuk vakum, Leo jadi bingung harus mencari pekerjaan yang sekiranya dapat menghidupinya. Lebih lagi mamanya, meski pekerjaan mamanya terbilang menghasilkan uang yang cukup, Leo tidak bisa membiarkan mamanya kelelahan. Selama ini Leo melihat mama selalu pulang malam, karena pekerjaannya di luar sana begitu banyak, ada saja yang mamanya kerjakan. Lalu sampai dirumah mama membuat kue untuk pesanan, lalu mengurusi barang-barang yang akan dijual secara online.

Cowok itu iba melihat mamanya banting tulang demi keluarganya sejak papa pergi meninggalkan mereka. Hampir setiap hari mama tidak pernah beristirahat, makan pun mungkin akan dilakukan waktu ingat. Belum lagi ia harus melihat adiknya pulang pergi club. Membentak, mendorong dan memarahi mama hanya karena hal kecil. Sebenarnya Leo sudah akan memarahi Fey jika mama tidak melarangnya.

"Cukup dia benci sama mama nak, kamu jangan."

Mama tidak mau Fey membenci kakaknya, cukup dia saja yang selalu membuatnya enggan menatap mamanya.

"Ini yang terakhir, cus..." ucapnya sembari melihat bingkisan paket yang diletakkan di jok belakang sebelum ia menancap gas dan meninggalkan tempat tersebut.

Hari ini sudah hampir pukul 4 sore, ia harus buru-buru agar tidak terlambat berganti shift dengan rekannya di supermarket dekat kampus sampai pukul 9 malam nanti. Leo kerja paruh waktu, demi apapun ia dulu bahkan tidak memikirkan akan hal ini, tapi demi mama dan keluarganya, ia mau merelakan waktu istirahatnya.

Dan setelah pulang nanti, Leo akan lanjut menggarap skripsinya yang sudah dua hari ini tidak ia kunjungi.

Motornya terparkir didepan sebuah rumah yang ia yakini adalah sebuah kosan, ia turun dan mengambil barangnya kemudian berjalan mendekati pintu.

"Paket~" serunya sembari mengetuk pintu. Telinga Leo yang terutupi helm samar-samar mendengar sebuah jawaban dari dalam.

"Lah elo?!"

Sosok didepannya adalah Eden, gadis yang diketahui adalah anggota band Srikandi.

Teman Ghea.

"E-eh? I-iya, ini paket lo." ucap Leo tergagap sembari memberikan sebuah kotak pada Eden. Sedangkan gadis itu masih melongo, diam ditempatnya sembari menatap cowok didepannya lamat-lamat.

"Lo ngapain jadi kurir?? Masuk dulu yuk."

"Enggak usah, gue ada kerjaan lagi habis ini, nggak bisa lama-lama."

"O-oh yaudah, tapi beneran nggak masuk dulu? Ada Ghea sama yang lain juga—"

Leo mendelik, "ada Ghea? Wah kalo gitu mah gue balik dulu." Eden tersikap melihat Leo yang mau beranjak, buru-buru dia menahan lengannya. "Ngapain? Masuk dulu."

"Nggak bisa Eden, Ghea nggak tau."

Cengkraman pada lengan Leo melonggar, Eden menurunkan tangannya ketika melihat Leo mulai beranjak pergi dari tempat tersebut.

Gadis itu takjub dengan kerja keras Leo, tapi juga merasa iba melihat nya harus banting tulang demi keluarganya. Batinnya berdoa agar Leo baik-baik saja.

"Eden gue ke supermarket bentar ya?"































































Jajaran makanan ringan yang tertata rapih di rak ditengah ruangan menyambut kedatang seorang lelaki yang baru saja datang. Cowok itu menyapa seorang lain yang sudah bersiap akan pergi. Ia mulai mengambil rompi khas supermarket lalu mulai bekerja.

Dipikirannya saat ini adalah hal yang harus dilakukan malam ini setelah pulang dari kerja yaitu mengerjakan skripsi yang sudah ia tunda beberapa hari. Jarinya mungkin rindu tidak menginjakkan diri di keyboard laptop.

Dia sudah berdiri dibalik meja kasir sembari menunggu pelanggan datang. Tangannya menata beberapa barang yang sedikit berantakan ketika seorang datang.

"Selamat datang, selamat—"





















































"LELE KOK LO JADI KASIR??!!"

DINEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang